6. Telat

126 7 0
                                    

Happy reading semua.
Jangan lupa tinggalin komenya biar enggak sepi kek hatiku...

•Aruna Alaranka•

•Aruna Alaranka•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iiihh!"

"Sempet-sempetnya Lo Ar gambar alis mleyot sebelah!"

"Mana jamnya mepet banget lagi!Aruna bodoh!"

Gadis itu merutuki dirinya sendiri, sedari awal Ia bangun tidur hingga sekarang Ia terduduk sambil merias diri di meja riasnya.

Brrrt ... Brrt ...

Sama seperti dia yang merutuki dirinya sendiri, Gawainya juga bergetar sedari tadi ia bangun sampai sekarang, menampilkan satu kontak yang terus menghubunginya entah sudah berapa puluh kali.

"SABAAR!" serunya mengomel pada gawainya yang tak henti hentinya bergetar.

Konsentrasinya tak bisa terpecah, memang bawakan dari lahir, Aruna hanya bisa fokus disatu titik. Contohnya seperti sekarang Ia hanya bisa fokus memoles bibir kenyalnya dengan lipstick berwarna merah jambu, setelah tadi melukis ulang alisnya yang tidak simetris.

Brrtt ... brrtt ... brrt ...

Sudah habis kesabaranya, kali ini Ia menjawab telfonya.

"APAAA!"

"IYA IYA ... GUE MAU BERANGKAT!" pekiknya kesal pada si Penelfon, padahal lawan bicaranya di seberang sana belum sempat mengucapkan sepatah kata.

"Ayo! meetingnya lima belas menit lagi mulai!" seru si Penelfon yang bersuara wanita dengan nada panik.

"Iya! ini udah keluar unit ... please jangan bikin Gue tambah gupuh deh Far!" sahut Aruna pada Fara sahabatnya seprofesi, kali ini suara Aruna melirih.

Dengan tergesa-gesa Ia keluar dari unit apartemen-nya lalu berjalan cepat menuju lift lantai itu, beruntung lift yang biasanya sesak itu kali ini begitu longgar karena hanya dia seorang yang mengisi kotak besi itu.

Dari lantai 9 Ia akhirnya tiba di lobi, beruntung ditengah ketidak beruntungan-nya, grab car langganan-nya sudah siap menunggu didepan pintu lobi.

Jleg ...

"Buruan Pak aku udah telat ini! ngebut pak ngebut cepet!" perintahnya pada si sopir setelah Ia melompat masuk ke kursi tengah mobil MPV itu.

"Siap Neng ... seperti biasa kan tujuan-nya?" balas Pak sopir yang bukanya segera memacu mobilnya, malah sedang asik membersihkan sisa makanan di antara selipan giginya, membuat Aruna begitu kesal.

"AYO PAK BERANGKAT!" pekiknya makin keras pada si sopir.

Mendengar pelanggan setianya mengamuk, Ia langsung melempar tusuk gigi yang dari tadi digenggamnya dan tanpa sepatah kata langsung menginjak pedal gas sedalam dalamnya, membuat tubuh Aruna tersentak kebelakang.

Captain Blackwolf (+21) (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang