19. BERANGKAT

5 2 0
                                    

Beberapa menit lalu, kelompok delapan telah melakukan check in secara manual. Kini waktunya mereka bersiap untuk benar-benar meninggalkan pulau ini.

Boarding pass sudah berada di masing-masing tangan mereka. Berjalan bersama memasuki pesawat. Duduk di tempat masing-masing.

Pemberitahuan awal telah berbunyi. Seluruh penumpang sudah siap. Kini pemberitahuan bahwa pesawat akan segera take off terdengar.

Dan, ya. Pesawat berhasil lepas landas. Waktu yang akan ditempuh pada penerbangan kali ini sekitar tiga jam.

Aylin duduk di dekat jendela pesawat dengan Alkina di sampingnya. Di kursi samping ada Kira dan Feyla.

Aylin memandang ke luar. Bangunan-bangunan kota kini terlihat. Hamparan awan putih memanjakan matanya. Tanpa sadar, mata Aylin perlahan tertutup. Gadis itu tertidur.

Alkina hanya bisa menggelengkan kepalanya. Saudara kembarnya memang mudah sekali untuk tidur. Ingat saat dia tertidur di kelas saat istirahat dan tidak menyadari kehadiran Sora? Itu adalah salah satu buktinya.

Kira melihat ke arah Aylin dan berkata, "Dasar kebo!"

---

Pesawat yang ditumpangi kelompok 8 telah landing. Para penumpang telah siap untuk ke luar. Satu persatu penumpang meninggalkan pesawat.

Barang bawaan telah berada di tangan pemiliknya. Saat ini kelompok 8 sedang mencari orang yang ditugaskan sekolah untuk membimbing mereka selama di Labuan Bajo.

"Halo, Kak. Ada di mana, ya? Kami sudah sampai." Lukas selaku ketua kelompok 8 menelpon orang itu.

"Halo. Iya, ini kalian sudah kelihatan. Tunggu sebentar, ya," ujar orang itu.

"Ah, baik, Kak. Kami tunggu."

Lukas pun menutup telponnya.

"Gimana, Kas?" tanya Aylin.

"Bentar lagi."

Tidak lama setelah itu, seorang perempuan dengan setelan berwarna hitam putih datang menghampiri mereka.

"Halo!" sapanya.

"Kenalin, namaku Lisa. Kalian bisa panggil Kak Lis. Aku yang ditugaskan oleh sekolah kalian untuk membimbing kalian."

"Halo, Kak Lis. Aku Aylin!" seru Aylin bersemangat.

"Ah, halo, Aylin!"

"Baik, kak, terima kasih. Sebelumnya, aku Lukas, ketua kelompok 8. Ini ada Dev, Chandra, Sora, Keen, Feyla, Kira, Gita, dan itu Alkina," jelas Lukas sambil menunjuk satu-satu dari mereka.

"Eh, kalian kembar, ya?"

"Iya, Kak," jawab Alkina.

"Wah, seru banget."

"Pasti, dong!" seru Aylin.

"Ah, ya. Kakak adalah kakak kalian di sini. Jadi, jangan sungkan kalo ada sesuatu apapun itu."

"Iya, Kak," jawab mereka serentak.

Dari pertemuan pertama, bisa dilihat bahwa Kak Lisa adalah orang yang ramah dan mudah berbaur. Mungkin itu alasan pihak sekolah memilihnya.

"Ayo. Sekarang kita pergi ke mobil, ya."

Aylin, Alkina, Kira, Feyla, Gita, Sora, Chandra, Keen, Dev, dan juga Lukas berjalan bersama, mengikuti Kak Lisa.

Sesampainya di mobil yang dimaksud Kak Lisa, Aylin bingung. Mengapa ada dua mobil?

"Kenapa ada dua mobil, Kak?" tanya Aylin.

"Kalo satu mana muat!" sarkas Dev.

"Ye! Nggak usah nyolot kali!"

Chandra membungkam mulut Dev, membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Oke. Yang cowo naik mobil depan, ya. Yang cewe belakang."

"Siap, Kak Lis."

Mereka pun masuk ke mobil. Para lelaki membantu memasukkan tas mereka di belakang.

Perjalanan pun berlanjut. Kali ini mereka akan pergi ke sebuah restoran untuk makan siang.

Sampailah mereka pada sebuah restoran dengan papan nama Kellan Eat First. Mereka pun berjalan masuk, membuntuti Kak Lisa.

"Duduk, dulu, ya. Nanti Kak Lis yang pesan."

Mereka menurut. Dev mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi. Akan tetapi Aylin merasa meja itu tidak cocok untuk mereka yang notabenenya ada sembilan orang.

"Jangan di situ, Dev. Sini aja!" tolak Aylin seraya menunjuk meja pilihannya.

"Elah. Sam–"

"Cukup. Dev, ngalah aja." Kini bukan Kira yang menghentikannya, melainkan Keen.

Dasar anak dua ini. Memang tidak bisa akur.

"Oke, deh."

---

nb: 560 words

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan dan PundaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang