Bab 2 : Prince privileged

4.4K 516 28
                                    








Keahlian Jaehyun dalam memanah tidak perlu diragukan lagi. Sejak kecil ia sudah sering berlatih di samping waktunya untuk bermain dengan teman sebayanya.

Saat ini, di tengah hutan, Raja Tarugon itu dengan menunggangi kuda, tengah berburu rusa. Rusa itu akan ia gunakan sebagai alat agar bisa masuk ke dalam istana.

Panglima Nakamoto Yuta sendiri ia tugaskan untuk mencari siapa yang selama ini menjadi pemasok daging ke dalam kerajaan Zayeania. Pemasok daging tersebut tentunya memiliki semacam tanda pengenal agar para pengawal mengizinkannya masuk dan Jaehyun beserta jenderalnya butuh tanda pengenal itu.

Seekor rusa tertangkap oleh pandangan matanya yang tajam. Jaehyun memperlambat gerakan kuda yang ia pacu, agar rusa yang tengah merumput tersebut tenang di tempat. la menarik salah satu anak panah dari balik punggungnya dan meletakkannya pada busur yang telah siap di tangannya.

Hewan gemuk itu rupanya menyadari kehadiran seorang pemburu sepertinya sebab hewan itu segera melompat dan berlari menjauh di antara semak-semak dan pepohonan untuk melindungi diri.

"Cukup gesit," gumam Jaehyun lantas memacu kudanya untuk mengejar hewan buruannya tersebut sembari tetap membidik.

Di satu kesempatan, ia menarik anak panahnya dan melepaskannya ke arah bidikan. Anak panah itu kemudian melesat cepat hingga menancap tepat pada sasaran, melumpuhkan rusa yang diburunya tadi.

Jaehyun turun dari kudanya untuk menghampiri rusa yang tergeletak di tanah dengan anak panah yang masih menancap di lehernya. la harap Yuta sudah selesai dengan tugasnya untuk mendapatkan tanda pengenal itu, dengan cara apapun sehingga mereka bisa masuk ke dalam istana sebagai pemburu tanpa perlu banyak pemeriksaan. Yuta selalu melakukan tugasnya dengan baik.

Segera setelah sang Raja yang dihormatinya kembali dari dalam hutan ke gubuk kecil tempat mereka bermalam, mereka segera berangkat menuju istana dengan gerobak yang juga telah disiapkan untuk membawa rusa tadi.

Di sore harinya, Jaehyun bersama panglima Yuta tiba di istana. Keduanya berjalan mengekori penjaga yang membawa rusa buruan tersebut ke area dapur. Daging rusa itu akan terlebih dahulu diperiksa keamanannya, karena daging tersebut akan menjadi dikonsumsi warga kerajaan. Selama menunggu hasilnya, para pemasok diharuskan untuk menunggu.

Hal itu akan memakan waktu lama. Dan Jaehyun bukanlah orang yang sanggup menunggu dengan sabar. Di istana ia terbiasa mendapatkan apapun semudah menjentikkan jari tangan.

Di tengah kekesalannya dalam menahan kesabaran, mungkin semua orang tidak menyadarinya, tetapi mata tajam Jaehyun melihat adanya sebuah pergerakan aneh di sebuah dahan pohon di halaman dapur istana. Penyusup. Otaknya langsung mengambil kesimpulan.

Penyusup itu tampak mengintai paviliun di samping timur. Jaehyun melarikan pandangannya ke arah paviliun itu. Terlihat olehnya beberapa orang di sana.

Nampak juga seperti dayang yang mengawal seorang pria muda.

Pria itu pastilah memiliki peran penting di dalam istana sehingga ada pihak yang tidak menyukainya. Penyusup itu mulai membidik. Pikiran Jaehyun berputar cepat. Bila pria muda itu memiliki peran penting, maka jika Jaehyun berhasil menyelamatkan nya dari bahaya, sudah tentu pihak istana akan memberi Jaehyun penghargaan.

Jalannya akan semakin mudah untuk memasuki lebih dalam Kerajaan Zayeania.

Anak panah dari penyusup itu tiba-tiba melesat. Jaehyun dengan gerakan secepat kilat mengikuti insting berperang nya, berlari menuju si pria.

Semua yang melihat terkesiap. Yuta bahkan langsung melepaskan anak panah ke arah si penyusup yang baru disadari keberadaannya.

Waktu tidak memungkinkan baginya untuk menepis anak panah itu. Kedua tangan Jaehyun terulur, mendekap pria itu dan secepat kilat membalikkan posisi. Hingga yang terkena bidikan panah itu adalah pundak tegapnya. Jaehyun menunduk menatap pada si pria muda yang tengah memejamkan mata erat terlihat begitu takut dan terkejut.

ZAYEANIA | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang