Rasa penasaran Doyoung akhirnya terobati. Sore hari itu Jaehyun mengajaknya keluar dari kabin. la sudah bertemu beberapa awak kapal yang meskipun tampak menyeramkan namun sangat ramah padanya. Doyoung juga telah bertemu dengan kapten kapal itu, Kapten Jo.
Sekarang sang pangeran tengah berdiri di atas deck, tepat di tepian kapal. Sedari tadi ia terus tersenyum memandangi arus ombak yang membuat kapal bergoyang pelan. Jaehyun yang berdiri di belakangnya pun beranjak mendekat dan berhenti tepat di sebelah sang permaisuri.
"Malam ini akan terjadi badai."
Doyoung menoleh kemudian memiringkan kepalanya, "Apakah itu berbahaya, Yang Mulia?"
"Bagi sebagian orang, ya, itu berbahaya. Kau ingin tahu?"
Doyoung mengangguk tanpa ragu. Jaehyun memutar badannya menghadap ke arah calon ratunya.
Doyoung masih bercadar. Cadar tipis berwarna biru laut yang membuatnya nampak cantik. Tiara masih menghiasi kepalanya. Rambutnya tersentuh dan helaiannya di terbangkan oleh angin laut yang sejuk.
Jaehyun memegang dagu sang permaisuri. Membuat Doyoung seketika gugup dibuatnya.
Teringat kembali akan apa yang telah mereka lalui semalam. Betapa Jaehyun sangat memuja dan membimbingnya penuh kelembutan. Pipi Doyoung memanas di balik cadarnya.
"Kau akan tahu, nanti." Jaehyun mendekatkan kepalanya, ditempelkannya bibirnya di atas bibir sang permaisuri yang terhalang cadar.
"Dan bersiaplah untuk bersembunyi di pelukanku saat itu tiba."
"Bagaimana–..," Doyoung menelan ludah gugup, "Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk?"
Jaehyun membelai kepala sang pangeran sayang, "Kau tak perlu khawatir."
Mata yang bertemu mata membuat Doyoung yakin bahwa Jaehyun bisa mengatasi semuanya. Segalanya akan mudah jika itu ditangani oleh Jaehyun. Doyoung mengembalikan pandangannya ke arah ombak yang bergulung. Mungkin ini sudah jalannya.
Raja Jaehyun bersikap baik padanya, oleh karenanya, Doyoung berpikir bahwa ia memang harus melupakan Jeffrey.
. . .
Ketika malam tiba dan cuaca yang tenang mendadak berubah, Doyoung menjadi yang paling ketakutan. la menyesal telah berkata bahwa ia ingin tahu seperti apa itu badai.
Jaehyun tak ada di dalam kabin, Doyoung hanya sendirian di sana.
Jadi siapa yang akan menenangkannya?
Apakah sesuatu yang buruk benar-benar akan terjadi?
Angin yang kencang dilatari oleh gemuruh guntur petir membuat Doyoung bergegas turun dari tempat tidur. la tak bisa ditinggal sendirian ketika cuaca tengah tidak bersahabat seperti saat ini. Dengan cepat ia berlari menuju pintu, dan menemui Dayang Liu yang nampak akan masuk ke dalam kabin itu.
"Yang Mulia menyuruh Anda untuk tinggal di kabin ini, Pangeran." Dayang Liu berucap.
"Di mana Raja Jaehyun?"
Doyoung merasa Dayang Liu terlalu lama untuk menjawab. Jadi, tanpa mengindahkan peringatan sang dayang untuk tidak keluar dari kabin, Doyoung berlari cepat melewati pintu.
Butiran hujan yang terasa tajam segera menusuk tubuhnya. Awan terlihat sangat gelap saat ini. Ombak yang mengombang-ambingkan haluan kapal membuat kapal itu bergoyang hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYEANIA | Jaedo
Fantasy[END] My 3rd Jaedo Fanfiction JH (Dom) DY (Sub) Disclaimer!!! - not true story alias halu! - bxb - m-preg - genre: fantasi (kingdom) - pairing: Jaehyun x Doyoung (Jaedo) - konten dewasa⚠️