Bab 14 : Manipulatif

2.6K 393 64
                                    





Pangeran Doyoung tiba dengan selamat di pelabuhan dan kini ia telah naik ke atas kapal. Dengan kapten Jo dan para awak kapal menyambutnya dengan penuh hormat.

Sang kapten kemudian mulai memberi pengarahan dan perintah pada awak kapal. Layar dikembangkan, jangkar dinaikkan dan berlayar lah kapal itu.

"Sebaiknya Anda beristirahat, Pangeran." Ujar Sehun, menteri istana
yang menemani Pangeran Doyoung dalam perjalanan nya kali ini.

"Dayang Liu, bawalah Pangeran Doyoung ke kabin, untuk beristirahat."

Tanpa banyak kata, dayang Liu membungkuk sebelum menggiring Pangeran Doyoung untuk pergi ke tempat peristirahatan nya, di dalam kabin kapal.

Setibanya di kabin, Doyoung  langsung tertidur, masih dengan memeluk kelinci, hewan yang akhir-akhir ini menemaninya.

Dayang Liu merasa sedikit aneh dengan tingkah laku sang pangeran, namun ia segera menepis segala prasangka nya tersebut.

Sementara itu, Raja Choi yang telah mendapat kabar bahwa Pangeran Doyoung tengah berlayar tanpa pengawalan yang ketat, pun segera melancarkan rencana pamungkasnya.

Irene yang kini berada di daerah selatan, juga mendapatkan penglihatan itu, dengan segera bertolak kembali ke Tuneca.

Jaehyun beserta para pasukan yang dibawa oleh Panglima Yuta, yang tengah menghadapi para pengacau yang di lindungi oleh kekuatan tak kasat mata. Karena setiap, berhasil di serang, maka mereka akan pulih dengan cepat.

Namun ketika Irene pergi, para pengacau itu tak lagi memiliki tameng. Mereka dapat dikalahkan dengan mudah.

Namun, ada yang mereka lewatkan, ini hanyalah sebuah pengalihan.

"Kembali ke istana secepatnya!" Jaehyun menggeram marah, merasa dipermainkan. "Kembali sekarang juga!" teriaknya lagi.

Kemudian, Sang Raja memacu laju kudanya dengan cepat, memimpin jalan para prajurit diikuti panglima Yuta tepat di belakang kudanya.

.  .

Begitu tiba di istana yang memakan waktu lama dan mengetahui bahwa Pangeran Doyoung telah pergi ke Zayeania tanpa seizinnya, Jaehyun seketika murka.

la telah terjebak oleh permainan musuhnya. Musuh yang ia yakini adalah Raja Choi. Raja yang begitu menginginkan Pangeran Doyoung, istrinya.

Raja Choi sengaja membuatnya tertahan di daerah selatan, menghadapi para pengacau yang dilindungi sihir Irene.

Terlambat. Batin Jaehyun membisiki dirinya sendiri. Merasa separuh dari tubuhnya tiba-tiba kebas. Seolah sesuatu telah diambil secara paksa dari dirinya. Merenggutnya dari dalam hingga membuatnya merasakan kekosongan yang mengerikan.

Pangeran Doyoung, istrinya, calon Ratunya, telah jatuh ke tangan para penjahat.

.  .  .

Kapal sang pangeran belum berlabuh saat ada kapal lain yang menyerang. Kapten Jo dan para awak, juga Sehun dan beberapa orang prajurit yang mendampingi, jelas bukan tandingan penyihir berambut panjang yang tunduk di bawah kuasa Raja Choi.

Mereka dilumpuhkan hanya dengan rapalan mantra. Dan Pangeran Doyoung hanya memandang kekacauan di depannya dengan pandangan kosong.

"Jangan sakiti calon Ratu kami!"

Adalah jeritan Dayang Liu, panik ketika melihat semua orang yang melindungi Pangeran Doyoung nyaris tumbang.

Irene menyeringai kejam, "Menyingkir lah." Ujarnya datar.

ZAYEANIA | JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang