"Aku akan menjadikan Pangeran Doyoung, permaisuri ku." Ujar Jaehyun saat Yuta menemuinya di malam hari.
"Pangeran Doyoung, Yang Mulia!?"
Menyadari suaranya yang meninggi, Yuta buru-buru mengimbuhi, "Mohon ampun, Yang Mulia. Tetapi, saya mendengar dari beberapa mulut, bahwa di balik cadarnya itu wajah sang pangeran rusak, Yang Mulia. Itulah salah satu alasan mengapa Raja Chanyeol mewanti-wantinya untuk selalu memakai cadar."
Mungkin kabar itu hanya sebuah gosip antar pelayan belaka. Sebab kenyataan yang Jaehyun temukan berbanding terbalik dengan rumor itu. Pangeran Doyoung jelas dan justru terlihat sangat cantik. Namun, tentu saja hal itu tak akan ia katakan kepada siapapun.
"Jadi, kabar apa lagi yang kau dapatkan, Yuta?" tanya Jaehyun mengalihkan pembicaraan.
"Raja Choi mengancam akan menyerang kerajaan ini bila sang pangeran menolak pinangannya, Yang Mulia."
Kurang ajar. Berani-beraninya Raja mata keranjang itu mengancam.
Pangeran Doyoung tentunya tidak akan pernah menerima pinangan Raja Choi sebab Raja Jung sudah memutuskan bahwa ia-lah yang akan menikahi sang pangeran.
"Kita lihat saja perkembangannya, Yuta. Jika dia bersikeras, aku yang akan menghadapinya."
"Yang mulai, Anda serius mengenai–..,"
"Jangan mempertanyakan keseriusanku, Yuta. Kau, boleh pergi."
"Mohon ampun, Yang Mulia. Kalo begitu saya, mohon undur diri."
Jaehyun mendongak memandang bulan. Tidak lama setelahnya, ia kembali berjalan.
Dengan elemen udara yang meringankan tubuhnya, membuat ia bisa masuk dengan mudah ke ruangan peraduan sang pangeran melalui jendela besar yang kebetulan masih terbuka.
Pangeran Doyoung sedang terlelap di ranjangnya. Jaehyun berdiri tepat di sebelah tempat tidur itu. Ia tidak pernah merasa sebetah ini memandangi wajah seseorang selain ibunya. Namun, Pangeran Doyoung saat tanpa cadar, benar-benar membius kesadarannya.
Wajah berbentuk hati itu membuatnya terpesona. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jaehyun merasa begitu ingin jemarinya menyusuri wajah orang asing.
Doyoung memang melepas cadarnya di waktu-waktu tertentu seperti saat tidur. Dan Jaehyun begitu beruntung karena memiliki kesempatan untuk melihat paras ayunya.
Tidak bisa menahan diri, Jaehyun bergerak mendekat. la merendahkan tubuhnya dan menjulurkan jari telunjuknya untuk menyusuri pangkal hidung sang pangeran. Sama seperti telapak tangannya, wajah sang pangeran juga terasa amat lembut.
Jaehyun melebarkan telapak tangannya untuk membelai pipi Doyoung. Sang pangeran sendiri masih terlelap dengan damai.
"Kau begitu sempurna..," bisikan itu mengalun lirih di tengah heningnya kamar peraduan sang pangeran, suara sang Raja Tarugon itu menghilang bersamaan dengan hembusan angin malam yang tembus melewati jendela.
. . .
Jaehyun masih berdiri dan mengawasi Sang pangeran hingga matahari mulai memunculkan semburatnya di pagi hari.
la segera keluar dari sana setelahnya, melangkah pelan mengitari Paviliun Timur, untuk memastikan keamanan wilayah sang pangeran tinggal.
Kedua mata tajam Jaehyun menangkap sekelebat bayangan hitam. Dengan sigap Jaehyun bergerak gesit untuk mengejar.
Bayangan itu melompat ke arah dahan pohon, Jaehyun masih mengejarnya tak kalah cepat. la yakin itu pasti adalah seorang penyusup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYEANIA | Jaedo
Fantasy[END] My 3rd Jaedo Fanfiction JH (Dom) DY (Sub) Disclaimer!!! - not true story alias halu! - bxb - m-preg - genre: fantasi (kingdom) - pairing: Jaehyun x Doyoung (Jaedo) - konten dewasa⚠️