3

1.2K 160 5
                                    

Satu Minggu berjalan dengan berat bagi jihoon karena sungguh jihoon hanya tidur beberapa jam saja selama satu Minggu ini dan hari ini hari Minggu jihoon ingin sekali tidur lama kalau tak ingat kulkasnya perlu di isi dengan pangan dan lainnya.

Hari ini jihoon pergi dengan jisung untuk berbelanja bulanan harusnya dengan Felix namun menguat tiga adiknya sudah di jemput orang yang mengaku kekasih adiknya itu jihoon dan jisung bisa apa.

"Kau tak pergi dengan kekasih mu sung?"Tanya jihoon
"Aku tak punya kekasih Hyung yang ada malah musuh banyak"sahut jisung
"Kau tak buat masalah kan?"
"Tidak Hyung kalau buat masalah bisa menghasilkan uang miliaran won aku mau lah ini dapat uang enggak rugi iya"
"Lalu kenapa kau banyak musuh?"
"Karena aku tak sengaja melempar bola basket ke arah kepala putra pemilik sekolah dan penggemarnya murka"
"Kasihan ya adik ku, ayo berangkat nanti pulang kita mampir ke cafe favorit mu Hyung traktir"
"Asik"

Mereka pergi ke toko swalayan dengan bus karena jihoon tak punya mobil meski ia bisa mengendarai mobil sendiri ya hitung-hitung mengurangi polusi udara

Sesampainya di tempat tujuan jihoon dan jisung langsung bergegas menuju bahan dapur dan berakhir di daging jihoon ingin adiknya merasakan daging meski hanya satu bulan sekali, belanja kali ini memang tak sebanyak biasanya karena untuk stok sabun dan kebutuhan cuci mencuci jihoon selalu beli untuk lima bulan sekali.

"Kau ingin tambah sesuatu sung?"tanya jihoon
"Camilan boleh Hyung?"sahut jisung
"Baiklah Hyung rasa milik Hyung juga sudah menipis"

Setelah berkeliling mencari camilan jihoon bergegas membayar semuanya yang bertepatan dengan jam makan siang.

Jihoon dan jisung mampir kecafe dimana jisung sering berkumpul dengan teman-temannya yang ternyata tak jauh dari toko swalayan yang mereka kunjungi tadi.

"Jihoon?"

Jihoon berbalik ketika seseorang memanggilnya namun jihoon hanya tersenyum di tempat sebari melihat tiga orang dihadapannya, teman-teman jihoon yang sayangnya juga teman jeonghan dan lagi kekasih teman-temannya ada di belakangnya

"Jisung-ie bisa pindah cafe saja, lain kali kita kemari lagi"ujar jihoon pada jisung yang masih sibuk dengan ponsel
"Kenapa hyu...ng"ujar jisung berhenti saat melihat orang yang ada di hadapannya dan hyungnya
"Halo jisung"sapa mereka
"Ayo Hyung pindah cafe, cari cafe lain saja"ajak jisung

Dengan cepat jisung menarik jihoon keluar melewati enam orang yang ada dihadapan mereka, jisung tahu bagaimana jihoon dengan teman-taman Hyung nya dan jisung juga tahu bagaimana bencinya kekasih teman hyungnya itu pada hyungnya yang sayangnya hanya jisung dan jihoon yang tahu tidak dengan ketiga adiknya.

Mereka hanya menatap kepergian jihoon dengan tatapan berbeda-beda tiga dengan tatapan sedih dan tiga lainnya biasa saja.

"Aku merindukannya"lirih mereka bertiga.
.
.
.
Berbeda tempat dengan jihoon saat ini soonyoung sungguh di hajar habis-habisan oleh doyoung di ruang tamu apartemen soonyoung bahkan soonyoung berteriak minta tolong pada taeil namun taeil hanya diam terlebih lagi taeil mana mau ikut campur saat doyoung mengamuk seperti ini.

"Sampai kapan balas dendam mu ini selesai bodoh...kau tak tahu satu Minggu ini ia pulang larut dan harus jalan kaki untuk sampai rumahnya yang bahkan dengan mobil saja butuh setengah jam lebih..."amuk doyoung
"Aku masih harus memberinya pelajaran ini belum seberapa"sahut soonyoung tak kalah kesal
"DIAM!

Suara teriakan taeil membuat dua orang itu terdiam ini kali pertamanya soonyoung melihat suami sepupunya ini berteriak keras seperti ini.

"Sayang kau duduk diam di samping ku dan kau soonyoung duduk di sofa hadapan ku"perintah mutlak taeil
"Baik"serempak keduanya
"Sekarang aku tanya masalahnya masih sama? Masih tentang Lee jihoon?"tanya taeil dan keduanya hanya mengangguk
"Pertama kau soon kalau kau ingin balas dendam yang sewajarnya jangan seperti ini doyoung bercerita jika kemarin ia mengantar jihoon pulang pukul dua malam, jihoon bisa melaporkan mu karena penyiksaan pada karyawan dan doyoung beritahu soonyoung dengan baik jangan kau Jambak seperti tadi mengerti!"omel taeil
"Mengerti"serempak keduanya
"Kalian ini sebetulnya bikin kepala pusing, soon doyoung sudah membantu mu dan memberikan banyak informasi tentang jihoon jika kau ingin balas dendam lakukan dengan cara manusiawi jangan sepeti ini, jihoon bukan robot yang tahan tak tidur satu Minggu penuh hanya untuk mengerjakan semua tugas karyawan mu...yang kau tunggu itu sebetulnya permintaan maaf saja kan dari jihoon? Tapi melihat bagaimana kau balas dendam aku tahu di pasti tak punya kesempatan untuk bicara pada mu"
"Iya Hyung...aku keluar dulu sajalah, kalian disini saja sampai aku pulang"
"Iya, hati-hati di jalan"

Soonyoung pergi meninggalkan apartemen untuk mencari udara segar walau sebetulnya ini sudah siang, berbeda dengan doyoung dan taeil yang masih betah diam duduk di sofa.

"Doyoung-ah bisa kau awasi jihoon dan laporkan kepada ku"ujar taeil
"Untuk apa?"bingung doyoung
"Menyelamatkan teman mu itu dan satu lagi yang perlu kau tahu"
"Apa?"
"Jihoon itu pasien Yuta"
"He? Sejak kapan jihoon pasien Yuta Hyung kenapa aku baru tahu?"
"Saat aku sedang berkumpul dengan Yuta dia bercerita jika salah satu teman SMA mu itu pasiennya dan setelah ku tanya itu jihoon dan jihoon sudah cukup lama jadi pasien Yuta"
"Jihoon itu sebetulnya menyembunyikan apa sih Hyung"

Langkah kaki soonyoung berjalan menyusuri tempat-tempat yang menurutnya membuat nyaman dan langkah kaki itu tertuju pada taman kota, soonyoung sudah lama tak mengunjungi taman Mungin yang terakhir adalah saat jihoon menolaknya dan ia pergi jauh untuk merubah segalanya hanya untuk balas dendam.

Namun langkah soonyoung terhenti saat kedua matanya mendapati jihoon yang tengah duduk pada salah satu bangku taman, dapat soonyoung lihat jika jihoon juga ikut berubah seingatnya jihoon itu galak dulu tapi yang ia lihat saat ini galak itu seakan hilang.

Ingin sekali soonyoung mendekati jihoon namun semua kembali pada dendamnya lagi namun entah mengapa ia harus mendekati jihoon.

"Jihoon Hyung"

Suara itu nampak asing bagi telinga soonyoung terlebih lagi pada sosok yang memanggil nama jihoon.

Jihoon hanya tersenyum saat jisung datang menghampirinya padahal niatnya masih ingin sedikit lama duduk di tempat ini, harusnya ia sudah tidur di rumah namun malah tersesat kemari karena banyak pikiran yang menggangunya.

"Ayo Hyung pulang, kau itu harus tidur penuh Hyung hari ini sebelum kau dilarang tidur lagi oleh bos mu"ujar jisung
"Baiklah kau ini suka sekali mengomel pada ku"sahut jihoon
"Harus Hyung, untuk beberapa tahun yang lalu aku bisa untuk tidak mengomel namun setelah yang terjadi pada mu ku rasa mengomel itu hal wajar Felix dan yang lain juga sama"
"Terimakasih sudah ada di samping ku saat itu bahkan sampai sekarang"
"Tak masalah melihat Hyung sehat saja sudah cukup untuk ku...ayo pulang"

Jihoon pergi meninggalkan taman dengan jisung tanpa tahu soonyoung membuntutinya bahkan soonyoung masih bingung dengan percakapan mereka ia harus bertanya pada doyoung nanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang