17

1.5K 145 5
                                    

Satu bulan berlalu sejak hari dimana yoongi membawa jihoon pergi dan sudah satu bulan pula soonyoung masih mencari keberadaan jihoon di seluruh tempat yang pernah jihoon kunjungi.

Soonyoung bahkan sampai ke sekolah dimana adik-adik jihoon bersekolah namun yang ia dapat malah kabar jika mereka juga tak tahu dimana keberadaan jihoon terlebih lagi jisung juga sudah lama keluar dari sekolah.

Namun kali ini sepertinya soonyoung harus menunda mencari jihoon karena rasa pusing dan mual menyerangnya kembali yang terjadi belakangan ini, lebih tepatnya tiga hari setelah kepergian jihoon.

"Soonyoung-ah"

Mendengar namanya dipanggil soonyoung hanya bisa menolehkan kepalanya dan mendapati doyoung berjalan kearahnya dengan wajah panik separah apa wajahnya sebenarnya sampai mendapati sepupunya yang galak ini panik.

"Kau sudah datang?"lirih soonyoung
"Haiss...kau sudah makan belum?"tanya doyoung
"Mual Doy...tidak bisa makan"
"Mau mual pun kau harus makan tidak hanya berkerja dan mencari jihoon saja...seungcheol-ssi juga tengah membantu mu mencari jihoon bahkan teman-teman mu juga, istirahatlah kasihanilah tubuh mu, kapan terakhir kau makan?"
"Aku tak ingat"
"Ku panggilkan dokter kemari kau istirahat saja"
"Pekerjaan ku ma..."
"Masih banyak? Nanti biar ku handel sekarang kau istirahat saja nanti ku buatkan sup"
"Doyoung-ah"
"Apa!"
"Aku merindukan jihoon"
"Salah mu sendiri saat orangnya ada kau caci maki sekarang orangnya entah kemana baru kau bilang rindu, baru kau bilang cinta"
"Aku rindu padanya Doy"

Doyoung kali ini diam apalagi setelah melihat wajah pucat soonyoung dan pandangan kosong sungguh sepupunya ini sudah kena karma, ingin rasanya doyoung menyumpahi soonyoung namun takut jika ia juga akan kena karma namun jika diberi semangat rasanya pemberiannya tenaga percuma saja.

"Kau pasti bisa menemukan jihoon...kau hanya harus berusaha lagi"hibur doyoung

Soonyoung hanya bisa tersenyum miris mendengar apa yang dikatakan doyoung, sungguh rasanya menyesal karena pernah mengabaikan apa yang dikatakan sepupunya ini andai dulu ia menurut ia tak akan kelimpungan mencari dimana jihoon sekarang.

Dokter yang doyoung panggil akhirnya datang dan memilih untuk memasang infus pada soonyoung dan menempatkan satu perawat di rumah soonyoung.
.
.
.
Hari berlalu keadaan soonyoung masih sama mual dan lemas bahkan ia menolak makanan yang doyoung buatkan untuknya yang mana membuat soonyoung lemas bukan main.

Di rumah kediaman moon taeil kini tengah terjadi pembicaraan empat mata antara taeil dan satu remaja SMA dihadapannya.

"Santai saja changbin-na"ujar taeil
"Baik Hyung..."sahut changbin
"Bagaimana keadaan orang itu?"
"Dia di sekolah hanya diam dan seperti biasa Hyung hanya saja sepulang sekolah ia mulai kembali berkeliling untuk mencari jisung seperti itu belakangan ini"
"Hah sebetulnya dua orang itu sama brengseknya namun melihat seperti sekarang aku jadi kasihan"
"Lalu keadaan jisung dan jihoon Hyung bagaimana Hyung...Felix selalu menanyakan mereka ada dimana bahkan sampai menangis saat rindu dengan mereka"
"Mereka baik-baik saja, jangan beritahukan keberadaan jihoon dan jisung pada orang lain"
"Baik Hyung...aku harus pulang Hyung Felix sendirian di rumah"
"Baiklah hati-hati"

Changbin pergi meninggalkan taeil yang masih duduk di ruang tamu, ya orang yang tahu keberadaan jihoon saat ini hanya taeil dan Changbin saja tidak ada yang lain.

"Tak ada yang ingin kau jelaskan pada ku Hyung?"

Pertanyaan doyoung yang berdiri dibelakang taeil membuat taeil membeku seketika ia tak tahu jika doyoung ada dirumah seingatnya ia masih di rumah soonyoung.

"Doyoung-ie"ujar taeil
"Iya ini aku kenapa terkejut? Kau menyembunyikan sesuatu yang penting dari ku Hyung?"
"Itu..."
"Kau tahu dimana keberadaan jihoon dan jisung? Dan tak memberitahu ku dan soonyoung"
"Doyoung-ie aku bisa jelaskan"
"Jelaskan sekarang...kau tahu keadaan sepupu ku kini seperti mayat hidup dan kau tahu keberadaan orang yang ia cari tapi kau diam saja? Kau ingin soonyoung mati dulu baru kau memberitahunya begitu?"
"Bukan begitu doyoung-ie"
"Lalu bagaimana? Katakan dimana jihoon sekarang?"
"Aku tak bisa mengatakannya doyoung-ie"
"Kalau begitu jangan bicara pada ku"

Doyoung pergi meninggalkan taeil yang mengerjainya sungguh doyoung tak habis pikir dengan suaminya ini sudah tahu keadaan soonyoung menurun masih saja tak ingin memberitahu keberadaan jihoon.

Semua orang yang soonyoung kerahkan juga sama sekali tak menemukan jihoon, sore tiba doyoung kini sudah ada di rumah soonyoung dengan wajah sebal membuat soonyoung yang diatas tempat tidur terkekeh sendiri.

"Kau kenapa lagi"ujar soonyoung
"Aku sedang kesal"sahut doyoung
"Kesal dengan siapa? Dengan ku? Atau dengan taeil Hyung?"
"Kalian berdua"
"Maaf jika aku mengesalkan tapi kau juga kesal dengan taeil Hyung kalian sedang ada masalah atau taeil Hyung ketahuan selingkuh?"
"Hais mulut mu itu sungguh minta ku parut ya Kwon soonyoung, kalau taeil Hyung berani selingkuh akan ku mutilasi tubuh pendeknya itu"
"Kalau kau menyeramkan begini tak heran kalau taeil Hyung selingkuh dan cari yang lemah lembut dari pada kau yang galak macam psikopat"
"Oh kau mau jadi korban pertama ku Kwon soonyoung?"
"Tunggu aku bertemu dengan jihoon dulu baru kau boleh memutilasi ku"
"Yaiiss tak jadi aku menjadikan mu korban"
"Kenapa?"
"Kau terlalu pasrah orangnya tak asik tak ada menantangnya"
"Hahaha...oh ya sampai kapan aku harus menggunakan infus ini?"
"Sampai kau mau makan soon, kalau infus itu dilepas kau akan pingsan hanya untuk berdiri ketahuilah kau kekurangan cairan"
"Masih lama kalau begitu"
"Makannya makan"
"Mual Doy"

Jika berakhir begini pasti soonyoung tidak akan makan lagi padahal dokter menyarankan untuk memaksanya makan karena dehidrasi soonyoung bisa sangat parah kalau tak imbangi oleh makan dan yang lain.

Doyoung hanya memperhatikan soonyoung yang kembali memandang luar jendela meski sudah hampir menjelang malam, ini yang selalu doyoung lihat belakangan ini melihat soonyoung melamun memandang luar sampai soonyoung tertidur dan nanti saat bangun lagi akan sama.

"Aku akan menemukan jihoon untuk mu soon jadi cepatlah sehat"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang