"Bundaaa" teriak Syifa sambil berlari memasuki rumah. Sore ini adalah sore yang bahagia untuk Syifa.
Hira yang sedang duduk sambil membaca majalah langsung berdiri kaget. "Syifa, jangan lari-lari! Nanti kepleset, jatuh!" seru wanita paruh baya itu.
Syifa langsung berhenti, dengan cengiran khas nya. Hira menggeleng-gelengkan kepala nya, lalu dia menghampiri Syifa. "Pipi kamu merah gitu, kenapa?" tanya nya penuh introgasi.
Syifa memegangi kedua pipi nya, "seriusan merah bun?"
"Iya, trus itu jaket nya siapa yang kamu pake? Arsya dimana? Kok nggak pulang bareng kamu? Kamu tadi di anter siapa?" tanya Hira berturut-turut, penasaran.
"ndaa, tanya nya satu-satu" pipi Syifa kembali bersemu merah mengigat kejadian barusan.
"Jawab bunda, Syifa. Kok malah senyum-senyum nggak jelas gitu?"
'Emang efek orang jatuh cinta ya senyum-senyum sendiri bund' kata Syifa dalam hati.
"Syifa"
Lamunan gadis itu buyar, "ekhem jadi gini bun, Arsya tadi mendadak ada ekstra futsal jadi Syifa pulang di anter teman nya Syifa" jelas nya.
"Cowok?"
"I-iya bun" gadis itu menunduk takut jika bunda nya marah, karena dia sangat membatasi pergaulan Syifa dengan lelaki.
"Nggak papa, tapi ingat batasan ya. Sekarang Syifa mandi dulu, kemudian ganti baju, bunda mau masak makan malam keburu ayah kamu pulang"
Syifa bernafas lega, "siap bund!"
***
"Naik cepet! Lo mau jadi es batu di situ?" Motor kawasaki W175 hitam, berhenti di depan halte. Seorang cowok berseragam yang sama dengan Syifa dan berjaket hitam, dengan helm full face nya.
Syifa termenung sejenak, "g-gue?" dia menunjuk diri nya sendiri.
"Bukan, setan!. Ya, lo lah siapa lagi?!" Cowok itu lalu membuka helm nya. "Cepetan! Keburu hujan nya tambah deras!"
Syifa terpaku di tempat.
Rambut hitam Aliando kini telah basah terkena air hujan, Syifa telah membuat nya menunggu, gadis itu masih terpaku di tempat entah apa yang ada di pikiran nya.
Ali turun dari motor nya lalu menghampiri Syifa. Cowok itu melepaskan jaket nya, lalu menyulurkan nya pada Syifa, "cepet pake".
Gadis itu mendongak, ia terus menatap cowok di depan nya. Jantung nya berdegup kencang, sedekat ini dengan Aliando itu bukan lah hal yang biasa namun sangat luar biasa. Momen seperti ini bisa di katakan langkah atau mustahil jika Aliando sendiri yang melakukan nya.
'Cewek aneh, butuh kesabaran penuh jika berhadapan dengan nya'
"Pake jaket gue!" seru Ali agak keras sambil menepuk bahu Syifa.
Syifa terbangun dari hayalan nya. "Egh-egh, i-iya k-kak" gadis itu menerima jaket Ali dan memakai nya. "Tap-"
"Nggak usah banyak tanya! Naik! Keburu maghrib" Ali berjalan mendahului Syifa, gadis itu membuntuti nya.
Tidak jauh dari situ ada seseorang yang sedang memperhatikan kedua nya, kedua tangan nya mengepal kuat.
Motor itu pun melaju di tengah deras nya hujan. Jaket itu anti air jadi tidak bisa membasahi tubuh Syifa. Hening, tidak ada yang bicara baik Syifa maupun Aliando, hanya suara hujan dan mesin motor saja yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYIFA✔
Novela JuvenilAliando Risky Ardiansyah. Most wanted sekaligus kapten basket di SMA Galaxi, selain itu Aliando juga ketua Thunder Gang, geng motor terbesar di kota Jakarta Selatan. Rahang yang kuat, bola mata hitam pekat, berdarah campuran Indonesia-Inggris. Tidak...