Tentang pembicaraanya semalam bersama Rendi cukup membuat kepala Saka pusing, seharusnya ia tidak perlu memikirkan hal yang bukan urusannya seperti ini. Lalu mengapa siang ini matanya terlihat bergerak cepat seperti sedang mencari keberadaan seseorang. Saka sebenarnya paham pada isi kepalanya yang cukup berisik, jika saja teman-temannya bisa membaca pikirannya mungkin ia sudah mati kutu saat ini.
Tapi sepertinya Saka masih belum beruntung.
Rendi adalah salah satu temannya yang paling peka dengan keadaan sekitarnya, mungkin juga termasuk isi hati orang-orang di dekatnya. Saka menghela nafas lega ketika Rendi hanya menoleh ke arahnya tanpa bertanya atau sekedar basa-basi dengan tingkah lakunya siang ini. Tapi, musuhnya kali ini sepertinya bukan Rendi melainkan Harsa.
"Kenapa sih lo dari tadi linglung?" Harsa menatap tepat ke arah Saka yang sejak tadi sudah berusaha untuk menghindari pertanyaan menjengkelkan itu. "Nyari siapa lo? Cewek? Tapi lo kan nggak punya cewek." Ujar Harsa terus melemparkan pertanyaan pada Saka.
"Nggak."
"Dih, kenapa sih dia Ren?" Rendi terkekeh, melirik Saka yang mengalihkan pandanganmya. Rendi tahu apa yang sedang temannya itu pikirkan saat ini.
Saka mulai terjebak dengan pikirannya sendiri.
"Lagi nyari orang kali"
"HAH? SIAPA ANJIR?" Bukan Harsa namanya jika tidak heboh setiap saat apalagi ini mengenai Sakala si cowok yang tidak pernah berurusan dengan perempuan di kampus. Rendi sepertinya ingin bermain api bersama Saka. "Lo naksir cewek Sak? DEMI APA LO?" Harsa masih saja heboh sambil menepuk lengan Saka, sedangkan Rendi hanya tertawa melihat ekspresi Saka yang sangat ingin menelan Harsa saat itu juga.
"Nggak anjir, bacot lo ah"
"Percaya Sa?"
"Diem lo Ren." Saka mendengus, mungkin jika mereka sedang duduk berdua saja Saka tidak akan mempermasalahkam mulut sompral Rendi. Tapi, masalah utamanya kali ini adalah Harsa. Saka lebih malas dengan mulut tak beradab Harsa, lebih menyebalkan. Menghindar dari perkumpulan setan sepertinya pilihan yang tepat saat ini. Saka memilih untuk berdiri dan meninggalkan kedua temannya, tidak perduli dengan Harsa yang terus meneriaki namanya untuk meminta penjelasaan apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Tidak akan pernah.
Saka tidak akan pernah menjelaskan apapun. Mungkin untuk saat ini.
Langkah lebarnya menuju perpustakaan terhenti perlahan ketika melihat orang yang sejak tadi ia cari sedang berbicara melalu telpon, Gladis terlihat cukup emosi dari raut wajahnya. Dan Saka tidak segan untuk menghampirinya saat itu juga.
"Mana?"
"Hah?" Pembicaraan tanpa konteks itu jelas saja membuat kening Gladis mengernyit, bersamaan dengan ia mematikan sambungan telpon. Laki-laki menyebalkan di depannya ini benar-benar membuatnya semakin emosi.
"Tugas lo. Mana?" Ingatkan Saka untuk belajar menggunakan kalimat yang baik dan benar saat bertanya pada seseorang. Gladis benar-benar jengkel mendengar tiap kata yang keluar dari mulut Saka.
"Iya anjir nanti gue kirim ke email lo. Ribet." Kata Gladis dengan penuh penekanan di setiap katanya, ia tatap Saka yang masih saja berdiri di hadapannya dengan tajam. "Lo nggak bisa minggir?"
"Nggak."
"Orang gila"
Saka tersenyum miring, membalas tatapan Gladis sama tajamnya. Satu alisnya terangkat, ada beberapa pertanyaan di kepalanya mengenai perempuan di depannya. "You really make me curious" gumam Saka tanpa bisa didengar Gladis.
"Selesai kelas gue tunggu di parkiran, lanjutin tugas kemarin kita kerjain di apart lo" kata Saka yang kemudian berjalan melewati Gladis. Bahkan perempuan itu tidak diberi waktu untuk protes.
"SAKALANJING!"
Saka tersenyum miring, umpatan Gladis masih bisa ia dengar. Seharusnya ini bukan masalah besar, Saka pun berharap begitu. Semoga apa yang ia lakukan saat ini tidak berdampak buruk kedepannya. Saka sedang tidak melanggar aturan Ayahnya, bukan? Jadi, ia tidak perlu khawatir.
Setidaknya untuk saat ini.
Untuk selanjutnya sepertinya Saka harus lebih berhati-hati lagi. Ia mendecak, setelah membuka satu notifikasi yang muncul di ponselnya. Kepalanya mendongak, menatap salah satu temannya yang sedang menyeringai tengil dengan kedua alis yang dinaik turunkan.
Sangat menyebalkan.
_
Hallo teman-teman aku kembaliiiii, maaf ya ngilangnya lama bangettttt :'). Thank you yang udah mau nungguin kelanjutan saka gladis, tunggu next updatenya :*
KAMU SEDANG MEMBACA
meaningless
Fanfiction❝One thing about me, i notice weird vibes, bad energy and sneaky shit❞