Nol dua; Manusia Taat Aturan

133 24 2
                                    

Belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu sudah melekat dalam diri Saka. Duduk di bangku paling depan lalu fokus pada materi yang di jelaskan dosen. Saka adalah mahasiswa yang selalu di jadikan sebagai panutan.

Naresh yang selalu saja kena imbasnya ketika sedang berada di kelas Pak Tio. Ketika ia merasa ngantuk, maka Naresh akan tidur di bangku paling belakang.

Lalu Pak Tio berkata, “Naresh ini berteman sama Saka tapi kok sifatnya kayak langit sama bumi. Beda banget.”

Dan bertambah, “Naresh, contoh Saka yang tiap hari duduk di depan. Nggak tidur terus kayak kamu.” tapi Naresh tidak pernah membeci Saka, ia hanya kesal dengan Pak Tio yang terus mengganggu tidurnya.

Aturan Pak Tio yang kesal karena Naresh tidur di jam pelajarannya. Aneh.

Tapi kali ini ada yang berbeda, jika biasanya bangku belakang di isi Naresh. Maka hari ini berbeda, bukan hanya ada Naresh di bangku belakang membuat kening Saka mengernyit.

Awalnya Saka tidak mau banyak perduli melihat perempuan di bangku belakang yang baru pertama kali Saka lihat itu. Tapi ketika Pak Tio mengatakan akan ada tugas kelompok, firasat Saka tiba-tiba terasa aneh.

“Saka sama Gladis.”

Saka mengernyit walau berikutnya kembali memasang wajah datarnya. Ia hanya mengangguk, meneruskan catatannya sebelum kelas Pak Tio selesai.

“Lo tau Gladis?” suara Harsa membuat Saka menoleh dan menggeleng. “Dih, tolol” kata Harsa pelan, takut ketahuan Pak Tio.

“Siapa emang?”

“Gladisa Aqueena”

Saka mendecak. “Gue nggak nanya nama lengkapnya” katanya ketus membuat Harsa membulatkan mulutnya dan mengangguk paham.

“Sabar ya Sak” Kata Harsa tiba-tiba. Saka makin mengernyit bingung dengan ucapan Harsa. “Sabar lo satu kelompok sama Gladis”

“Kenapa emang?”

“Nanti lo juga tau sendiri”

Saka mendengus, rasanya ingin menendang Harsa sekarang juga. Pak Tio masih berada di depan kelas, mengabsen kembali anak-anak yang masih berada di kelas.

Saka mengangkat tangan ketika namanya di panggil. Harsa pun begitu sampai pada absen terakhir, membuat satu kelas kompak menoleh ke belakang.



“Gladisa Aqueena”






Kepala perempuan di bangku belakang terangkat yang kemudian mengangkat tangan dengan tidak bersemangat. Kelas terasa hening ketika Pak Tio mengomel, memarahi Gladis.

“Gladisa! Bapak sudah bilang berapa kali? Jangan pakai kaos di kelas saya!”

Saka masih menatapnya, ia bisa melihat jelas senyum miring yang tercetak di bibir Gladis. Sampai mata sayu perempuan itu beralih membalas tatapannya.

Menusuk.

Hanya sampai sepuluh detik dan Saka memilih untuk mengalihkan pandangannya. Ia melirik Harsa yang menatapnya dengan ekspresi menjengkelkan.

“Selamat berjuang Sakala”

“Bangsat.”















Rendi tertawa paling keras ketika mendengar cerita singkat yang di lebih-lebihkan Harsa. Hari ini topik bully di grup Gang Depan—Harsa yang memberi nama grup chat mereka, adalah Sakala. Masih mengenai kelompok tugas Pak Tio.

Rendi, Naresh dan Harsa sudah cukup tau siapa yang akan menjadi partner Saka. Perempuan yang bisa di hitung jari masuk kuliah itu tentu bukan orang yang sulit untuk di kenal.

meaninglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang