Happy reading🤍
Tidak tahu apakah segudang kesabaran cukup untuk mengadapi semua, menghadapi kebencian-kebencian yang terus dilayangkan oleh orang-orang terdekat, oleh orang - orang yang berarti dalam hidup ini entahlah seorang gadis yang dari masa kecilnya hingga dia beranjak dewasa selalu berusaha ceria meskipun ia tahu kehadirannya hanya dianggap sebuah kesalahan tidak tahu jawabannya yang ia tahu hanya bagimana caranya ia bertahan hidup dari hari ke hari ditengah-tengah orang yang membencinya dia adalah Qiara Maharani Adelia.
Di ruang tempat dimana kita bisa menambah wawasan itu seorang gadis tengah merenungi semua yang terjadi padanya, tentang hidupnya, tentang air mata yang sering kali jatuh yang disebabkan oleh orang-orang yang dia sayangi. Mata menatap lurus kedepan melihat ke arah guru yang menjelaskan materi pelajarn tapi tidak dengan pikiran yang menjalar keana-mana.
"Bagaimana anak-anak apakah kalian semua sudah paham?" tanya seorang guru yang dari terus membeberkan materi kepada seluruh siswa-siswinya.
"paham pak"jawab semuannya kompak kecuali Qiara yang dari awal pelajaran hanya melamun.
melihat itu membuat bapak edi mengampiri Qiara semua mata tertuju padanya
"Qiara ngelamunin apa kamu?" pak edi berdiri disamping meja qiara sambil melipat tangan didepan dada. pertanyan dari guru yang umurnya hampir menginjak kepala empat itu tidak berasil membuyarkan lamunan qiara.
"Qia itu pak edi tanya sama lho" bisik zoe tapi tetap tidak digubris oleh Qia
"Qiara Maharani Adelia" panggil pak edi dengan tegas
hal itu membuat Qiara gelelagapan
"ya pak ada apa?" tanya Qia dengan santai tanpa rasa bersalah.
"Ada apa ada apa " cibir pak edi
"ngelamunin apa kamu? dari tadi saya perhatiin ngelamun terus" sambungnya.
"ga ada pak.jadi dari tadi bapak merhatiin saya?makasih loh pak saya emang cantik pak" kata Qia berahasil membuat pak Edi mengeram kesal sedangkan yang lainnya menahan tawa sambil menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Qia.
"Kamu itu ya sudah salah, masih juga bisa Jawab gitu.paham tidak sama materi yang saya jelaskan?"
Qiara melirik sekilas ke arah papan tulis kemudian ia menganggukkan kepalanya seolah sangat paham dengan materinya.
"Ya pahamlah pak,masa ia orang secantik Qiara ga paham materi pemula"
Dengan nada sombong Qia berucap seperti itu membuat Zoe teman sebangkunya bingung dengan Qia beberapa menit yang lalu aja kaya orang paling sedih lah ini sudah kembali ke sifat semula terlalu percaya diri tapi percayalah Qia melakukan itu untuk menutupi kesedihannya.
"Ya sudah sekarang kamu kedepan jelaskan apa yang tadi saya jelaskan" perintah pak Edi.
"Baik pak"
Qia kini sudah didepan membuat semua orang memperhatikannya.
"Secara Singkatnya aja nih ya pak? dalam fisika kita harus banyakin W bukan F,yang artinya dalam hidup harus banyakin usaha bukan gaya" ucap Qia dengan PDnya sambil sesekali melirik ke arah salah satu teman kelasnya yang kelihatannya kurang suka dengan Qia.
Pak Edi hanya menghela napas panjang mendengar penjelasan Qia sambil berusaha sabar dengan mengelus dadanya.
"Jadi gimana pak? Betul ga tuh?Tanya Qia
"Iya-iya.sekarang silakan duduk kembali" pak Edi mengibaskan Tangannya tanda menyuruh Qia untuk duduk kembali.
"Terimakasih pak" ucap Qia sambil membungkukkan sedikit badannya tanda hormat.
"Sama-sama Qiara" jawab pak Edi dengan senyum terpaksa.
*****
Di jam yang sama beda ruangan tepatnya dikelas XII IPA 1 semua tengah ketar ketir pasalnya tidak ada angin tidak ada hujan ibu guru yang sering di cap sebagai salah satu gebetan bintang ini mengalami ulangan harian dadakan mana mata pelajaran matematika lagi.
"Zen bagi jawaban dong" bisik Bintang tapi itu tidak digubris oleh zen.
"Heh Zen lho ga usah pura-pura tuli,sama temen sendiri juga" Bintang terus meminta pada zen.pada dasarnya Zen itu pintar tapi kenakalannya menutupi itu semua.
"lihat ni si Bintang bu masa minta jawaban ke saya" adu Zen sengaja ingin membuat Bintang kena semprotan bu tari.
Mendengar itu membuat Bintang mengeram kesal emang bener-bener si Zen ga ada otak.
"Bintang usaha dong mangkanya belajar jangan pacaran terus bisanya" kata bu tari.
"Siapa juga yang pacaran terus bu,orang akhir-akhir ini saya sibuk mikir bu" jawab Bintang.
"Mikirin apa kamu?"
"Mikirin bagaimana cara nakhlukin hati ibu" mendengar gombalan Bintang itu membuat seisi ruangan tertawa.sedangkan Zen Rafa sama Reyhan hanya menggelengkan kepalanya memalukan sekali pikirnya.
*****
Bel tanda istirahat telah berbunyi berbondong-bondong siswa keluar menu tempat favorit dimana lagi kalau bukan kantin."Qiara ayo kita ke kantin" ajak zoe
"Ya udah ayo"
Keduanya berjalan keluar dari kelas terlihat Keysa dan Dinna sudah menunggu keduanya.
"Kalian ngapain aja sih didalem keluarnya lama banget" omel Dinna.
"Bangun rumah" jawab Qia santai.
"Udah-udah ayo" ucap keisya menengahi.Saat dalam perjalanan kekantin Qia dan teman-temannya berpapasan dengan Zen dan para antik-antiknya.
"Hai calon bini gimana kabarnya hari ini baik?" Tanya Zen pada Qia."Sebelum ketemu baik,sangat baik malahan tapi kini sangat tidak baik" jelas Qia kemudian berlalu begitu saja membuat Zen melongo.
"Jadi gimana bos? Bintang bertanya dengan nada mengejek.
Reyhan dan Rafa hanya tersenyum melihat kelakuan keduanya.To be continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeara
Teen FictionMenceritakan tentang kisah gadis cantik yang ceria Qiara Maharani Adelia dengan ketua OSIS yaitu Al-zendra Nugraha bagi Qiara Zen itu ketua OSIS yang paling nyebelin dan tidak ada jiwa kepemimpinannya sama sekali yang ada cuma tebar pesona. Disini...