05.kesialan atau takdir

18 1 0
                                    

Happy reading 🤍

Seorang gadis tengah menatap penampilan dirinya lewat cermin sambil terus merapikannya seorang gadis cantik ceria mampu menutup kerapuhannya dengan senyum polosnya siapa lagi kalau bukan Qiara. Hari ini Qia sengaja bangun pagi-pagi sekali ia tidak mau terlambat seperti kemarin.
Qia menarik napas dalam kemudian mengmbuskanya pelan
"Huh"
Qia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hinaan ataupun kata menyakitkan dari papa dan kakaknya pasalnya masalah Qia telat kemarin tentu di ketahui oleh Deva karena Deva juga salah-satu anggota OSIS.

Perlahan ia menuju ke meja makan dimana disana sudah terdapat sang papa,Deva serta mamanya disitu tidak ada Keiden tidak heran lagi karena dia memang jarang pulang kerumah.

"Qia sini sarapan dulu"
Kata Reni sambil memasukkan makanan kedalam piring Qia, Qia hanya menganggukkan kepalanya kemudian dia duduk di samping Reni
"Makasih ma"
"Iya sayang" jawab Reni seraya tersenyum tipis

Acara makan pun selesai saat Deva akan beranjak pergi ia ingat sesuatu mengenai adiknya itu kesempatan dia untuk membuat Qia semakin dibenci sang papa.

Dengan tersenyum smirk Deva bertanya pada Qia
"Qia lho kemarin ga ikut Mpls ya?"
Sontak pertanyaan Deva membuat Andi menatap tajam Qia dan Qia langsung menunduk Reni yang akan membersihkan meja makan pun menghentikan aktivitasnya.

Dengan ragu Qia menjawab
"I-ikut kok kak tapi Qia telat terus di dihukum bersihin lapangan sama lab terus habis itu aku ikutin acara Mplsnya kak mungkin Kakak ga ngelihat aku soalnya aku barisnya belakang " Qia menjelaskan dengan sangat pelan menahan rasa takut melihat tatapan Andi.

"Lho dihukum bukan hanya karena telat kan? tapi lho bohongin guru sama PMR dengan pura-pura pingsan terus lho dibawah sama Zendra ke UKS dan lho cuma berdua di UKS sama dia ngapain aja lho ?"

Kalimat yang keluar dari mulut Deva membuat Qia menegang jadi Deva mengetahui semuanya pikir Qia.

"Itu anu ka-

Belum sempat Qia melanjutkan kalimatnya Andi lebih dulu memotong perkataan Qia dengan kata yang menyakitkan
"Selamanya akan tetap begitu ga akan ada baiknya hadirnya saja hanya sebuah kesalahan,sekarang berlatih menjadi pembohong tidak lama setelah itu menjadi jalang"
Deg

Detak jantung Reni berdetak begitu kencang air matanya menetes begitu saja kemudian dia menggelengkan kepalanya dia tidak percaya suaminya akan berkata seperti itu.

Andi berucap dengan santai tapi begitu menyakitkan bagi Qia Kemudian dia berlalu meninggalkan keduanya diikuti oleh Deva yang tersenyum puas melihat Qia dan mama tirinya mendera.

sakit hancur itulah yang dirasakan Qia dan Reni Tanpa bisa dibendung lagi air mata Qia menetes dan melihat kearah sang mama kemudian mereka berdua berpelukan saling menguatkan sambil terus terisak.
Setelah puas menangis Reni menghapus sisa air mata Qia.

"Jangan terus dipikirkan ya sayang apa papa kamu bilang tadi" ucap Reni pelan
"Iya ma" jawabnya dengan
Sambil menaikkan senyum tipis.
"Ya udah ma Qia pamit berangkat sekolah dulu" Qia langsung mencium punggung tangan Reni

"Iya sayang hati-hati" ucap Reni sambil mengusap bahu Qia
"Iya ma, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Reni menatap sendu punggung Qia yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya.

"Entah sampai kapan kami harus bertahan dengan semua ini" batin Reni tanpa terasa air matanya menetes.

*****

Setelah menempuh perjalan yang lumayan jauh akhirnya Qia Sampai di sekolah ia menghela napas lega karena masih ada beberapa waktu lagi sebelum acara mpls hari kedua di mulai dia sempatkan untuk mencari ketiga sahabatnya siapa lagi kalau bukan Zoeya,Dinna dan keisya keempatnya telah bersahabat sejak SMP.
Qia memutar penglihatannya tapi tidak menemukan ketiganya mungkin di kantin pikir Qia saat akan menuju kantin suara tak asing menghentikan langkahnya.

"Ga telat lagi lho?"
Perkataan santai dari Zen berhasil menghentikan langkah Qia kemudian Qia berbalik menghadap Zen, Qia memutar mata malas saat matanya menatap Zen yang sok kegantengan.

"Suka-suka gue hidup gue"
"Lho sendiri kenapa ga telat?dan kenapa ga masuk sekalian?" Qia berbicara dengan sedikit ngegas dan kedua tangan dilipat di dada.

"Inilah yang dinamakan proses hidup menjadi lebih baik kemaren telat,hari ini hampir telat.Dan untuk kenapa gue sekalian ga masuk karena gue udah nyiapin sesuatu buat lho" Zen menjawab dengan santai pertanyaan Qia.kemudian ia berlalu meninggalkan Qia yang menatap sengit dirinya.

"Issh..nyebelin bangett.!"
Gerutu Qia dengan tangan terkepal
Entah kesialan atau takdir dia bertemu manusia nyebelin seperti Zendra pikir Qia

"Qiaraaa"
Mendengar namanya dipanggil Qiara menoleh kearah sumber suara ternyata ketiga partner gibahnya datang dengan napas ngos-ngosan.
"Eh kalian, gue pikir udah datang tadi"
"Belum Qiaaa" jawab Dinna dengan napas yang masih memburu.
"Terus kalian ngapain lari-lari sampai ngos-ngosan gini?" tanya Qia

"Ya kita takut terlambat abisnya tu sih Zoe lama banget tadi siap-siapnya"jawab keisya dengan melirik sinis kearah Zoe.
"Ya maaf" ucap Zoe sambil menampilkan deretan giginya.

"Awas aja lho kalau diulangi lagi" ancam Dinna

"Udah-udah ayo itu udah disuruh masuk tu" ucap Qia menengahi pertengkaran kecil sahabatnya.

*****

Semua acara formal dan makan siang bersama telah dilakukan kini tibalah acara hiburan.
"Baik adik-adik sekalian sesuai dengan kesepakatan semua anggota OSIS bahwa peserta mpls yang telat kemaren akan mendapatkan hukuman bernyanyi" ucap salah satu anggota OSIS padahal tidak ada kesepakatan-kesepakatan mengenai ini melainkan ini permintaan Zen.

Hal itu membuat Qia menegang dan atensi matanya menatap Zen yang juga menatapnya dengan tersenyum mengejek.
"Silakan maju Qiara Maharani Adelia"

Qiara maju dan matanya bertemu dengan mata sang kakak kemudian Qia tersenyum manis tapi di balas dengan senyum remeh oleh Deva.

Setelah selesai bernyanyi saat Qia akan kembali ke tempat semula sebuah kaki terulur didepan langkah Qia itu membuat kaki Qia tersandung dan
Bukkk
Qia terjatuh tertelungkup jidatnya tercium lantai sontak itu membuat semua orang yang ada tertawa

"KALIAN SEMUA DIAM" bentak Zen membuat semuanya langsung terdiam dan Zen langsung menghampiri Qia dan ingin membantu Qia berdiri tapi tangannya ditepis kasar oleh Qia.

"Cukup ga usah sok baik lho,ini semua pasti rencana yang lho bilang tadi kan?"
Zen menggeleng cepat.

Qia mengangkat kepalanya untuk melihat ke belakang siapa yang sengaja menyandungnya ternyata kakaknya sendiri yang tega mempermalukannya Qia menggelengkan kepalanya dan langsung berlari dengan berderai air mata mencari tempat yang sepi.

To be continue.....

Jangan lupa vote &koment🤍🤍
See you next part🤍🤗

ZearaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang