Faruk sedang duduk di kursi samping sebelah ranjang, matanya masih menatapi sosok pria asing yang sedang berbaring di tempat tidurnya.
Faruk kemudian merogoh saku kiri celana pria itu, tangannya berhasil mengeluarkan dompet dan iPhone yang sudah lowbat.
"Dia kan bule ya? Pasti punya passport!" batin Faruk.
Kali ini tangan Faruk merogoh saku kanan pria itu, namun dia tak menemukan dokumen yang dicarinya.
Saking penasarannya, Faruk lalu membuka isi dompet si pria caucasian. Di dalam dompet terdapat ID Card bertuliskan, "REPUBBLICA ITALIANA MINISTERO DELL'INTERNO"
"Oh... jadi dia orang Italy?" batin Faruk.
Si polisi kekar itu lalu membaca nama di dalam ID Card, "ARSENIO MIGUEL DELWYN"
"Arsenio Miguel?" ucap Faruk di hatinya, "Kok namanya kayak nama Nio ya?"
Tiba-tiba saja Faruk teringat sahabat masa kecilnya saat di panti asuhan yang kebetulan namanya mirip dengan pria caucasian itu. Dulu keduanya harus berpisah karena Faruk telah diadopsi oleh kedua orang tua angkatnya.
Setelah dirinya menginjak bangku SMA, dia mencoba mendatangi sendiri panti asuhan tempatnya dibesarkan dulu yang berada di kota kecil bernama Rangkasbitung. Tapi malangnya, panti asuhan swasta itu harus ditutup karena tak memiliki cukup anggaran untuk membiayai anak-anak terlantar di panti.
Tak diam sampai disitu, Faruk berusaha menanyakan keberadaan Arsenio kepada Buk Rahma, Ibu panti.
Buk Rahma memberi tahu Faruk jika Arsenio sudah diadopsi oleh salah satu keluarga dari Jakarta sebulan setelah dirinya pergi dari panti asuhan.
Lalu di bulan berikutnya, Faruk yang saat itu masih duduk di bangku SMA mencari alamat keluarga yang mengadopsi Arsenio, namun sayangnya ketika dirinya sampai di sana, keluarga yang mengadopsi Arsenio telah pindah ke luar negeri.
Hati Faruk hancur sebab kesempatan untuk bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya itu tidak mungkin datang lagi.
Arsenio, anak dengan ras caucasian itu selalu diingat oleh Faruk, bahkan sampai saat ini. Bukan tanpa alasan, dulu keduanya sangat akrab. Faruk bahkan masih ingat kebiasaan ketika makan malam di panti, tanpa sepengetahuan Buk Rahma, diam-diam Faruk selalu memberikan jatah daging di piringnya untuk Arsenio, lalu bocah itu dengan lahap akan memakannya sambil tersenyum manis ke arah Faruk. Atau kejadian ketika Faruk yang waktu itu nyaris tenggelam di danau karena tidak bisa berenang, Arsenio datang menolongnya sambil menangis, takut kehilangan Faruk.
Tapi ada sebuah kejadian yang sampai saat ini masih disesali Faruk, kejadian dimana ketika dirinya berjanji tidak akan pernah meninggalkan Arsenio, namun nyatanya Faruk melanggar janji itu karena dirinya akan diadopsi. Saat itu hati Faruk terpukul melihat Arsenio menangis sambil memandang ke arah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO : BLUR
RomancePertemuan kembali Faruk dan Arsenio membuat keduanya mengenang masa kecil mereka ketika di panti asuhan. Mereka lalu menyadari jika rasa cinta sesama jenis keduanya memang sudah tumbuh dari semasa kecil saat di panti asuhan, hanya saja kala itu mere...