Bagaimana tidak semua orang bertanya, di mana Carmen berada? Sudah 17 hari ia tidak keluar dari kamarnya. Ada yang bilang ia meninggal dunia, namun, ia menyahut dari dalam. Juga, terkadang ia menangis di jendela malam-malam dengan selimutnya yang berwarna hitam, membuat rumor kalau itu sebenarnya adalah setan yang gentayangan. Aku tidak mengerti bagaimana ia bisa hidup mengurung diri selama lebih dari 2 minggu itu. Makan pun sedikit, aku yakin ia akan seperti kerangka berjalan saat keluar nanti.
"Kau yakin ia masih tidak bisa dibujuk untuk keluar dari kamar?" Shouxana yang sedang menyukir kayu di pekarangan melirik Levon yang berdiri di sampingnya. Levon bingung, ia tidak biasanya melihat teman kecilnya seperti ini.
"Seumur hidup aku bersamanya, aku tidak pernah melihatnya seperti ini."
"Penyebabnya apakah aku?" Levon kembali melirik wanita itu dan menghela napas. Ia tidak yakin bila ia menjawab ya, apakah ia telah melangkahi teman kecilnya. "Aku menciumnya. Namun, tidak mungkin karena itu, kan?"
"Entahlah. Kurasa ia tidak akan mengurung diri selama ini bila ia dicium seorang wanita."
"Omong-omong, aku bertemu orang yang menjadi Martinius, kau tahu?" Tiba-tiba, Shouxana mengalihkan pembicaraan. Levon terus meliriknya, walaupun keningnya menjadi berkerut. "Ia tampak kesal berhadapan denganku."
Levon diam saja mendengarkan ceritanya.
"Ia datang ke Jocasta dan kami berjudi. Ia tidak mau kalah denganku dan aku tahu sebenarnya ia mengenaliku. Entah apa niatnya mendekatiku, namun, ia bilang ia ingin masuk karavan ini. Padahal, aku sering melihatya menonton bersama adiknya di bar tua di sebelah kanan."
"Apakah ia mencurigakan?"
"Entahlah. Yang aku tahu, ia bukan orang miskin."
Kerutan di dahi Levon semakin jelas dan matanya tidak bisa berkedip menatap Shouxana. Bukan orang miskin? Jelas ia dulu menjadi Martinius itu karena ia membutuhkan uang untuk biaya pengobatan adiknya. Apa Shouxana membual?
"Ia berani membuang 10 keping emas hanya untuk mengimbangiku dalam berjudi. Bila ia miskin, seharusnya ia tidak bermain judi. Apalagi ia mengaku adiknya sakit." Shouxana mulai lagi. "Aku ingat wajahnya saat berbicara denganku. Ia seperti tidak mau kalah denganku. Padahal aku hanya Shouxana!"
Levon menggelengkan kepala dan diam-diam merasa aneh dengan pernyataan Shouxana. Jelas, Derenik yang pernah ia temui tampaknya biasa saja. Setidaknya tidak memakai baju yang compang-camping dan bersih. Dan pembawaan dirinya jelas tidak seperti orang lainnya yang kasar dan memaksakan diri karena uang. Entah ia jadi termakan omongan Shouxana atau ia sebenarnya sudah tahu kalau Derenik itu adalah orang yang mempunyai kedudukan tinggi.
"Mungkin ia adalah anak bangsawan dan bosan dengan kehidupannya di sana." Levon bergumam sendiri sambil menyandar kursi dan memegang penanya. Waktu menjelang siang dan kini giliriannya untuk mengurung diri memikirkan naskah yang cocok untuk dimainkan jika Carnig sudah keluar dari kamar.
Cerita kali ini berkisah tentang seorang anak bangsawan yang dibuang menjadi pelayan, hampir diperkosa, dan melarikan diri. Anak bangsawan itu kemudian menjadi pengamen jalanan dan bertemu dengan gadis dari karmir yang juga pernah dibuang oleh bangsawan lain. Mereka berdua pun menjadi sahabat sebelum akhirnya dipisahkan oleh cinta segitiga antara mereka dan seorang pria yang menjadi pemilik salah satu rumah bordil di Karmir.
Namun, apakah ia bisa mementaskannya? Ia tidak pernah keluar kamar!
"Carnig, kau yakin tidak ingin merasakan udara luar? Maksudku, semua orang merindukanmu." Setelah menyelesaikan naskahnya, pria yang duduk di depan pintu itu meluruskan kedua kakinya dan menengadah ke langit-langit. Ia belum pernah melihat temannya mengurung diri seperti ini dan ini pertama kalinya ia membujuknya keluar, padahal biasanya, temannya ini yang membujuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vosku Fantazia
FantasyBerkisah tentang seorang pemilik karavan yang berasal dari Karmir, distrik hiburan di kota Lazur yang semua pertunjukannya berasal dari kisah nyata. Ia hanya ingin mendekati Wali Kota sialan yang telah merusak hidupnya. Namun, ia bisa apa? Ia hanya...