ch. tujuh akhir hari

424 58 36
                                    

-senjaberi renjana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-senja
beri renjana.

Mau bertaruh sesuatu denganku?

Aku bilang pada diri sendiri untuk tidak mungkin jatuh cinta pada Im Taehyung. Tapi kini rasanya aku tengah jilat ludah sendiri. Tidak percaya? Aku juga tidak, kok. Hingga nyatanya, anak sekolah tingkat akhir menyatakan sudah jatuh cinta pada mahasiswa universiti prodi seni bernama Im Taehyung.

Masalahnya dia adalah Im Taehyung, yang ubah segala ketidakmungkinan yang sudah aku tanamkan dalam diri. Padahal, aku sendiri sudah mengantisipasi dengan bahasa-bahasa kasar yang sering dilontarkan untuk dirinya-karena itu semua hanya untuk menghindari si Im. Seperti aku yang memberi batas. Soalnya takut sekali.

Lalu kini aku tengah duduk berdua dengan Im Taehyung. Kemarin pembicaraan buat degup-degup jantung berpesta yang diakhiri gelakan tawa Im yang tidak pernah serius atas ucapan dan tindakannya. Aku bisa sedikit bernapas lega, soalnya seperti sudah terbebas dengan segalanya. Kalau kemarin merasa terpojok, sekarang sudah mulai mendominasi.

Duduk berdua dengan Im Taehyung ditemani kentang goreng, ayam bumbu, dan cola. Tambah juga dengan lanskap alam membentang beri warna-warna cantik berpadu dengan keadaan.

"Im, kentangnya jangan dihabiskan! Aku belum makan tahu!"

Im mendelik lalu melempar sebuah kentang goreng padaku. Dia ambil selembar tisu, lalu mengelap ujung bibirku yang dipenuhi saus gochujang yang lezat.

"Kau makan lahap sekali. Aigoo, jadi seperti melihat babi di peternakan pamanku."

Gila, ya? Dia pikir aku babi? Wah, kurang ajar sekali. Buru-buru aku memelototi dirinya.

"Sialan, awas kau, Im."

Im malah tertawa renyah, senyum kotak itu terlihat lagi. Legit. Kalahkan rasa manis di gulali.

"Ampun Nona Tukang Marah. Omong-omong kapan Bibi Kwon akan pulang? Ini sudah seminggu." tanya Taehyung.

Aku menatapnya sambil mengambil cola. Lalu menjawab, "Nanti malam."

Mama akan pulang malam ini. Berarti aku juga akan sekolah kembali setelah libur seminggu, dan semuanya akan kembali seperti biasa. Tugas-tugas dari sekolah, tugas dari Mama yang selalu hadir kapan saja tidak diberi jeda buat aku tertekan.

Dia mengangguk-angguk seraya ikut mengambil kentang goreng. Enak sekali pandangi paras perfek miliknya. Terlihat elok, semesta bahkan ikut menyetujui.

"Berati tugasku menjaga dirimu sudah mau habis, ya?" celetuknya tiba-tiba. Aku mendongak dan kami saling bersitatap.

Kemudian, aku mengedikkan bahu. Sejemang dia mengambil napas lalu kembali menatapku.

 Naughty Neighbor (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang