ch. enam

316 53 25
                                    

-cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-cantik.

Kemarin Taehyung sudah sepakat untuk mengajak Tannie ke spa hewan. Dekat sini saja, tidak jauh-jauh sebab aku adalah tipe manusia yang selalu mabuk perjalanan dan itu sangat-sangat-sangat tidak nyaman. Tapi sialnya si Im Taehyung mengejekku habis-habisan dengan senyum menjengkelkan yang buat aku ingin memarahinya. Pukul delapan pagi, diktator bernama Im sudah datang ke rumah, mengubrak-abrik isi dapur, mengambil camilan yang tadi malam aku beli susah payah ke mini market dan sekarang dia enak sekali makan sambil duduk di sofa?!

Benar-benar kurang ajar.

"Kwon?! Lama sekali mandinya, aku jadi ingin pup karena terlalu banyak makan!"

Dengar tidak? Suara yang menggelegar bagai terompet sangkakala yang penuhi ruang-ruang di rumah. Bahkan terdengar sampai kamarku di lantai dua. Padahal aku sudah mandi sejak tadi-tinggal poles wajahku sedikit saja. Tapi Taehyung berisik sekali dengan teriakannya. Jadi aku kesal mendengarnya, memangnya manusia seperti dia tidak bisa sabar dan mengerti bagaimana lamanya perempuan jika sedang mandi atau memilah baju, ya?!

"SEBENTAR! BERISIK SEKALI MULUTMU ITU!" teriakku. Semoga saja pita suaraku yang bersusah payah keluarkan teriakan tadi dapat didengarnya.

Kutatapi diriku yang errr-cantik sekali di cermin. Pakai dress berwarna peach floral yang cantik dan begitu pas di tubuhku. Suraiku dibiarkan tergerai, dengan jepitan manis yang tersampir. Pokoknya cantik sekali, kalau kalian lihat aku langsung pasti akan berulang kali katakan bahwa aku ini cantik dan memesona. Kenapa tidak setuju? Bangtan Sonyeondan saja, aset negera Korea Selatan mengatakan bahwa kita harus cintai diri sendiri tahu.

Tapi setelah memutar-mutar ke kanan dan ke kiri, mengecek penampilan, seperti mendapatkan sebuah mendapat kesadaran penuh turun dari Tuhan. Aku mendadak menggelengkan kepala, marah pada diriku sendiri. Kenapa aku harus berususah payah tampil seperti ini dan terlihat begitu feminin? Seperti bukan Kwon Sona yang biasanya hanya menggunakan celana pendek dan hoodie, seperti sudah melekat pada diriku.

"Ih tidak-tidak, kenapa juga aku harus dandan menggunakan semua ini? Pasti otakku sudah tidak waras," ujarku sembari memukul-mukul kepala.

Belum sempat aku ambil langkah untuk ambil pakaian di lemari, suara teriakan lainnya dari Im Taehyung serta nada ancaman yang buat aku kalut, menghentikan acara mengganti dress-ku.

"KWON? CEPAT! TANNIE SUDAH KESAL, NANTI TIDAK JADI DITRAKTIR TANNIE!"

Oke, buru-buru aku pergi ke bawah. Sudah masa bodoh dengan penampilanku, jadi segera aku hampiri Taehyung yang berdiri dekat pintu sambil menggendong Tannie di dekapannya.

"Ayo?" seruku pada Taehyung.

Tapi dia justru diam dengan netranya yang tatapi lekat diriku. Aku mulai berpikir yang tidak-tidak sebab takut saja penampilanku kali ini terlihat begitu aneh di matanya. Aku berusaha tak acuh padanya, tapi dia semakin menatapku dengan lamat sekali, dan sampai melamun!

"Hey?! Im Taehyung? Kenapa memandangku seperti itu? Matamu mau aku colok, ya?!" Nada ketus bercampur percik-percik marah mulai muncul dari dalam tubuhku.

"Tidak, aneh saja. Aku baru lihat Kwon Sona yang biasanya pakai hoodie kini pakai dress, seperti-" Dia menjeda ucapannya, lalu bertingkah seolah sedang berpikir. Padahal aku tahu di otakknya kosong, Im Taehyung 'kan selalu sok dalam apa pun.

"Seperti apa?!" Aku mulai sewot, memelototi dirinya.

"Seperti melihat orang-orang di sawah, HA HA HA."

Sial sekali, dia malah tertawa dengan semangat. Senyum kotak yang menjengkelkan namun juga bisa buat aku ingin terus melihatnya. Ditambah lagi Tannie yang ikut menggonggong seolah setuju dengan Taehyung. Mereka berdua sama-sama tidak ada yang benar.

Aku kesal, jadi aku cuman menggerutu dan mencak-mencak beri dia peringatan atas apa yang dikatakan. Lalu, sebelum adanya perang dunia ke III aku segera melangkahkan kaki menuju keluar rumah, agar semuanya cepat selesai.

Entah kenapa sedih mendengar Taehyung mengatakan hal semacam tadi, kesal juga sebesar semesta. Padahal aku sudah berdandan dengan baik dan cukup memuaskan hasilnya, sebab mau berbeda dengan penampilanku dari biasanya. Tapi dia malah memberikan reaksi seperti itu. Ada lagi tidak manusia yang lebih menjengkelkan dari Im Taehyung?! Mau aku musnahkan saja populasinya.

"Kwon, cepat naik, mau sampai kapan diam terus di situ?" seru Taehyung dari dalam mobil.

Aku tidak sadar kalau Im Taehyung sudah menaiki mobilnya yang jarang digunakan berwarna hitam, mengkilap karena baru di cuci kemarin olehnya seusai berdiskusi-dan, yah, berakhir menjadi main air karena dia malah menyiram tubuhku dengan air dari selang, sampai menjelang siang. Bibi Im bahkan geleng-geleng kepala lihat kelakuan kami. Tapi di sana aku tertawa lepas sekali, Taehyung juga, bahkan Tannie juga. Kami sama-sama menikmati semuanya yang berjalan tanpa aba-aba.

Dia Im, bahkan memberikan aku handuk dari dalam rumahnya, padahal aku bisa saja pergi ke rumah untuk mengambilnya. Hingga yang paling aneh adalah dia tiba-tiba mengajakku untuk makan semangkuk Ramyeon buatan Bibi Im di rumahnya setelah berganti baju pakai kaus milik Taehyung. Sudah bersikeras untuk menolak, tapi Im juga punya pendirian yang kukuh sekali. Aku tidak bisa menolak akhirnya.

Aku membuka pintu mobilnya, mataku terarah pada Tannie yang duduk di kursi belakang, pakai sabuk pengaman lagi. Keren sekali jadi anjing berbulu lebat warna cokelat, hitam, dan sedikit warna kuning jika dipikir-pikir. Hidupnya terjamin. Setelah mendudukkan diri di kursi sebelah Im Taehyung-kursi mengemudi-Taehyung malah mengucapkan sesuatu.

"Jangan cemberut begitu, Tannie jadi tidak bersemangat nanti."

Aku menatap ke arahnya, kami bersitatap. Cukup memakan waktu sebab kami juga diam-diam saja. Tidak ada yang berbicara atau memutus kontak mata, seolah terpatri begitu kuat satu sama lain.

Im Taehyung hari ini tampan. Gunakan sweter rajut warna cokelat, kacamata yang bertengger, dan celana panjang warna cokelat muda. Begitu pas dengan tampilannya, dan oke sedikit aneh, tapi pakaian kami begitu matching, selaras.

"Cantik. Kau cantik sekali hari ini, Kwon," ujarnya tiba-tiba.

Aku terdiam, kaget karena kata-kata Taehyung yang beri sengatan kurang ajar di dada. Detak jantungku juga mulai tidak karuan, berisik sekali, sampai rasanya aku takut jika nanti Taehyung dengar walau itu tidak mungkin.

Buru-buru aku membuang muka. Putuskan kontak mata dengannya, keadaan mulai canggung dan aku berusaha mengelak itu dengan pura-pura tidak mendengarnya.

"Huh? Apa? Aku tidak dengar, kotoran di telingaku belum dibersihkan, maaf, ya." Sambil menyelipkan surai ke belakang telinga.

Im malah menggeleng-gelengkan kepalanya dan mulai menjalankan mobil. Jadi aku masih selamat hari ini. Tapi tolong Im dari hatiku yang paling dalam, bisa tidak jangan katakan hal semacam tadi. Aku takut-aku takut jatuh cinta padamu.[]

🐻

jiah, sona bisa jatuh cinta juga, acikiwir.

 Naughty Neighbor (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang