"Apa kau tak mau menjelaskan sesuatu padaku?!" Mendengar intonasi suara taehyung yang meninggi, jisoo menghentikan langkahnya. Melepaskan tautan jemari tangan Jungkook.
"Jung. Biarkan aku bicara pada taehyung sebentar" jisoo meminta ijin pada pria yang sudah terlanjur memberikan cap hak milik padanya. Jisoo bukan wanita licik yang akan mengingkari janji begitu saja.
Jungkook mengangguk dan mempersilahkan. Jisoo pun berjalan mendekat pada taehyung, berdiri tepat di hadapan pria yang telah dicintainya selama lebih dari 5 tahun. Sampai saat ini pun masih tapi pilihan jisoo meninggalkan taehyung hanya demi keselamatan taehyung. Jisoo sungguh benci kekerasan dan keributan yang akan dilakukan jungkook kalau sampai jisoo terus menolaknya.
Jisoo yakin jungkook tak akan ragu menarik pelatuk senjatanya pada taehyung.
"Jisoo jujur saja padaku semuanya sekarang" taehyung meraih kedua tangan jisoo, memandang nya memelas berharap semua yang dilihatnya tidak nyata.
"Ulangi apa yang kau katakan kemarin padaku" jisoo menahan air matanya, dia tidak pernah setegas ini pada taehyung. Bahkan saat taehyung membuatnya kecewa, jisoo akan tetap melembutkan nada bicaranya.
"Apa?" Taehyung tersentak. Kata-kata terakhirnya memang menyakitkan. Jisoo pasti terluka saat itu. Taehyung tak sanggup mengucapkan nya lagi bahkan mengingatnya pun membuat dadanya terasa nyeri.
"Kubilang ulangi yang kau ucapkan kemarin padaku! Kata-kata yang kau ucapkan sebelum aku menamparmu" perlahan taehyung melepas genggaman tangannya.
"Jisoo. Aku tau aku bersalah" taehyung lemah. Tubuhnya terjatuh di hadapan jisoo dengan posisi berlutut.
"Maafkan aku. Seharusnya aku percaya padamu"
"Kumohon pergilah dulu. Kita bisa bicara lagi nanti. Aku benar-benar sedang lelah" jisoo berharap taehyung menurut dan segera pergi sebelum pertahanan nya runtuh.
Sebelum semua kekuatan yang dibangunnya selama ini sia-sia. Sebelum pria posesif di belakangnya akan mengamuk dan melubangi kepala taehyung.
"Aku tidak berharap kita berpisah dengan cara seperti ini Jisoo ya" taehyung mendongak menatap wajah jisoo.
"Tolong pergi atau kita tidak akan pernah bertemu lagi"
Mendengar kalimat yang terdengar seperti sebuah ancaman, taehyung memutuskan untuk pergi meski dengan sejuta rasa sakit di hatinya. Sedikit menoleh pada jungkook yang memasang wajah super datar tak bersalah, membuat taehyung murka namun tak bisa berbuat apa-apa.
Hanya sekedar membayangkan bisa menghajar jungkook sekarang pun, taehyung sudah tak mampu.
"Ada sejuta cara untuk mendapatkan cinta tapi aku tak menyangka kalau salah satunya adalah dengan melakukan hal kotor seperti 'MEREBUT' sesuatu yang bukan miliknya. Aku rasa dia kesepian dan tak pernah dicintai siapapun dalam hidupnya"
Degh! Hati sekeras batu milik jungkook terketuk mendengar ucapan taehyung yang begitu tajam. Kata-kata merebut dan tak pernah dicintai itu memang benar adanya di dalam kamus hidup jungkook. Meski selama ini dia mencoba hidup dengan baik berdiri di atas kedua kakinya sendiri namun kenyataan kalau dia kesepian itu seratus persen benar.
Suara pintu mobil yang ditutup dengan keras membuat Jungkook berhenti mengorek masa lalu kehidupannya yang tanpa cinta menatap wanita yang berjalan ke arahnya dengan senyuman manis namun penuh tanya.
"Mau sarapan di rumahku?" Pertanyaan biasa itu mampu membuat jungkook tersenyum cukup lebar hingga rahangnya pegal. Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban dan merangkul mesra pinggang jisoo.
"Mau sarapan apa?"
"Stroberi" jungkook mendekat, melirik pada bibir tipis merah muda milik jisoo yang selalu membuatnya ketagihan dan tak bisa berhenti melumat dan menghisap benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Mafia 🔞
FanfictionDingin, licik dan kejam. 3 hal yang tepat untuk menggambarkan Jeon Jungkook. Mafia kelas internasional dengan berbagai bisnis gelap yang berjalan sukses di bawah pimpinan nya. Taehyung masuk perangkap jungkook saat perusahaan nya mengalami krisis hi...