02

1.6K 229 39
                                    



__________

BRAK-!

Buk-!

Bogeman mentah baru saja Eren terima dari Erwin setelah menggebrak meja, sedangkan Levi sendiri terdiam dengan wajah datar sembari menatap Eren, yang lagi-lagi terjatuh menabrak meja hingga berubah posisi.

" Eren,Jelaskan apa maksud dari surat ini." Perintah Levi penuh intimidasi.

Eren berdecak ke arah Erwin dan masih tetap mengikuti perintah sang kapten. Menatap sekilas ke arah gadis kecil yang mengaku sebagai anaknya dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.

Mikasa berusaha menutup pandangan Ruby agar tidak melihat pertengkaran dua orang dewasa didepannya.

" Mikasa, bawa dia ke kamar." Perintah hange sendiri dan di setujui semua orang, kecuali Eren yang mulai membaca isi surat tersebut.

Mikasa mulai berjalan ke arah kamar dan meletakan Ruby diatas kasur sembari merapihkan jaket Eren yang sedikit tersingkap dari tubuh kecil Ruby.

" Apa papa kesakitan? " Tanya Ruby merasa bersalah dan menatap Mikasa dengan mata polosnya yang mulai berair.

Mikasa terdiam, namun ia berusaha meyakinkan Ruby kalau Eren baik-baik saja. " Eren baik-baik saja, jadi lah anak baik dan tunggu disini sampai bibi masuk kembali, Sasha akan menemani mu. Mengerti?" Ujar Mikasa seraya mengelus Surai coklat milik Ruby.

Nyut

Ah, entah kenapa seketika dada Mikasa tiba-tiba sakit, anak manis didepannya benar-benar mirip dengan Eren, bagaimana jika Ruby benar-benar darah daging dari pria yang selalu menganggapnya adik tiri itu, pria yang dia cintai.

Mikasa sangat benci seperti ini.


BRAK-!!

Mikasa dan Ruby Terperanjat kaget ketika seseorang menggebrak pintu kayu itu dengan keras, terlihatlah wajah murka penuh amarah dan dendam yang besar diwajah tampan itu.

Dan seseorang itu adalah Eren. Diikuti Jean, Connie, dll yang berusaha menenangkan Eren.

Tap! Tap! Tap!

PLAK-!

Bruk-!!

" EREN-!! HENTIKAN!! "

semua orang disana Terkejut bukan main melihat bagaimana Eren dengan teganya Menampar pipi seorang anak kecil berumur 4 tahun hingga terjerembab jatuh dari kasur.

" Anak sialan! KAU MEMBUNUH WANITA KU!! KAU PEMBUNUH!! LEPASKAN AKU, BIARKAN AKU MEMBERI PELAJARAN YANG SETIMPAL PADA ANAK HAR*M INI-!!"

Eren masih memberontak dengan Levi dan Erwin yang menahan tubuhnya agar tidak Berbuat hal yang tidak diinginkan yang lebih dari ini.

Hange, Sasha dan Mikasa berusaha menenangkan Ruby yang terlihat takut dan tubuh bergetar hebat sembari memegang pipi kirinya.

Dapat Ruby lihat bagaimana wajah
' Papa ' nya itu penuh dengan urat dan mata yang menyiratkan dendam, amarah dan sesuatu hal yang menyakitkan.

Terlihat jelas oleh Mata Ruby seberapa besar amarah papa nya itu. Dan Ruby tidak tau apa penyebabnya, begitupun semua orang disana.

Levi menatap Eren yang benar-benar terlihat menyimpan dendam besar, semua kecuali Mikasa melihat bagaimana Eren membaca surat itu dengan mata yang merah seperti menahan tangis, dan setelahnya mereka tidak menyangka Eren akan berbuat sejahat ini pada seorang anak kecil.

" Tenangkan dirimu Eren, duduk dan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi.". Jelas Erwin.

___________

TBC

Alurnya lambat gitu gak sih?:')

Waktu saya baca ulang rasanya geli gitu baca karya sendiri, mana susunan kalimat nya ngaco lagi.T_T

Maklumi ya. Maaf telat update,Tugas banyak.

Hope you enjoy

:)








ᴅᴀᴅᴅʏ  | |  ᴇʀᴇɴ ᴊᴀᴇɢᴇʀ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang