Entah kenapa pengen banget Ngetik jam 2 pagi :'DEnjoy^^
and
(ಠ_ಠ)☞☆
______
Para Tim survey corps kini telah menaiki kuda nya masing-masing untuk bersiap setelah mereka menyebrangi tembok.
Disaat semua orang sudah diposisi,Pandangan Armin tidak lepas dari pria berambut coklat panjang yang dikucir itu.
" Hei, Eren apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?" Seru Armin heran. Pasalnya Eren terlihat melamun dan tidak fokus pada aba-aba sang kapten untuk bersiap.
Eren yang mendengarnya hanya menoleh sekilas " tidak ada. " Jawabnya acuh.
" Fokus pada tugas kalian, dan berhati-hati lah pada serangan Titan." Perintah Erwin, dan di 'iya-kan' oleh para tim.
" Ayo-! "
Mereka melajukan kuda menuju lokasi yang sudah kapten mereka tentukan, hanya untuk mencari lokasi yang sekiranya bagus untuk dibangun markas penjagaan diluar Tembok.
Sudah 10 menit perjalanan, selama itu pula pikiran Eren berkelana kemana-mana. Entahlah, pikirannya setelah Ruby hadir, selalu membuatnya memikirkan wanita-nya yang kini telah tiada.
Eren hanya berpikir, mungkinkah jika ia tidak berhenti mencarinya dulu setelah malam kelam itu, dirinya tidak akan pernah merasakan rasa benci dan bersalah pada darah dagingnya sendiri, melainkan hidup bahagia bersama tanpa harus sang wanita meninggal karena terlalu bekerja keras menghidupi mereka tanpa ada sosok ayah maupun pendamping hidup.
Ya, jika saja Eren tidak berhenti ditengah jalan mencari wanita itu, mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Bagaimana wanita itu menyebutkan disurat, bahwa ia sengaja menitipkan Ruby pada tetangga mereka sebelum pergi, dan berakhir didepan markas pengintai dengan tubuh yang menggigil dan baju yang sedikit basah sedang menenteng tas kecil.
Itu beberapa menit sebelum Eren mengetahui jika anak yang sempat ia puji karena tatapan hangatnya itu sebenarnya adalah darah daging nya sendiri, dan juga beberapa menit sebelum Eren membencinya.
Aku menitipkannya kepada mu, aku mempercayakan nya padamu, Eren.
Eren tersentak dan genggamannya pada tali kuda menguat setelah mengingat kalimat dari surat itu melintas dikepalanya.
Maafkan aku, aku hanya belum siap, kumohon jangan membenciku. Batin Eren Lemah.
Hari-hari yang dulu ia jalani setelah wanita itu melarikan diri, benar-benar hari yang buruk, setelah malam itu, saat bagaimana ia bersimpuh kepada Levi didepan teman-teman rekan tim-nya sembari meminta maaf, dan berbicara sejujur-jujurnya kalau dia telah membuat kesalahan pada adik angkat sang kapten, yang tak lain adalah orang yang dirinya cintai itu.
Malam dimana Eren juga mendapat banyak pukulan kuat dari Levi dan juga teman-teman lelakinya karena telah membuat wanita itu pergi.
Sedangkan Historia, hange dan lainnya hanya diam enggan membantu, karena menurut mereka Eren pantas mendapatkannya.
Dan jangan lupakan Mikasa yang menahan diri agar air mata tidak jatuh atas perbuatan Eren yang berhasil membuat hatinya tercabik-cabik malam itu.
Ah, benar-benar malam terburuk dalam hidup seorang Eren Yeager.
Terlalu banyak berperang dengan pikirannya, Eren tidak sadar jika didepan semua tim sudah berhenti, hingga terjadilah, tabrakan kuda dengan rekan satu timnya sendiri.
" Eren-!" Mikasa lantas turun dari kuda dan membantu Eren berdiri, sedangkan rekan satu timnya itu dibantu teman nya yang lain.
" Maafkan aku." Ucap Eren menghela nafas lelah.
" Santai saja, Kau sedang banyak pikiran ya? Sampai aku yang diposisi belakang bisa ada di depanmu." Ujar Rekannya itu yang sudah mengamati Eren sedari tadi.
" Tidak..." Gumam Eren pelan.
" Apa kau sedang memikirkan Ruby?" Celetuk Jean. Yah, setelah kejadian tabrakan kuda tadi, semua anggota tim menunda sebentar perjalanan, karena sepertinya Eren sendiri sedang kelelahan.
Eren berdecih " Apa-apa ka-"
" KAPTEN-!! DAERAH SEKITAR TIMUR WALL MARIA DIPENUHI TITAN-!" Seru salah satu kru yang berjaga didalam tembok terengah-engah.
Seluruh orang terperanjat kaget. Sebelum perintah Levi agar mereka dengan cepat menaiki kuda dan menunda misi terlebih dahulu.
" BERSIAP-!! KITA AKAN MENUJU WALL MARIA TIMUR-!" Levi mulai melajukan kudanya diikuti semua tim yang lainnya.
" Bagaimana bisa mereka masuk?!?"
" Saya melihat tembok timur maria yang sepertinya baru saja berlubang cukup untuk ukuran Titan normal-!! Semua tim dalam tembok sudah mengevakuasi sebagian warga, hanya saja sulit untuk mereka mengevakuasi bagian sekitar lubang tembok.-!"
Eren,Levi dan lainnya terkejut. Bukankah itu dekat dengan Villa milik Erwin? Rasanya sedikit mengganjal, sebelum akhirnya
Sial-!
Eren dengan cepat melajukan kuda tanpa mendengar aba-aba dari Levi untuk berhati-hati.
Hingga akhirnya Levi dan yang lainnya mengingat sesuatu, yang membuat jantung mereka bertalu cepat, bersamaan dengan kuda yang ikut melaju menyusul Eren.
Sepertinya mereka juga tau apa yang sedang dipikirkan Eren, dan Levi yang sudah tidak memikirkan siapapun yang dia tinggal.
Yang dipikirkan mereka berdua hanya hanya tertuju pada satu orang.
Perasaan tidak enak apa ini?... Batin Eren semakin melajukan kudanya.
_____
TBC
Memang seru banget gantungin ya?
Hehe. Mau fast up lagi? :)
Engga mau ketinggalan Notifikasi
↓↓↓
See You
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅᴀᴅᴅʏ | | ᴇʀᴇɴ ᴊᴀᴇɢᴇʀ
Fanfiction" Papa-!! " -_-_-_-_-_-_-_- " Menjauhlah, dan aku bukan Papa mu!!" [ Semi Baku ] Attack On Titan ®eal ©reator | Hajime Isayama | Story By ©E I J E I²⁰²¹ [ On Going ] [ Belum Revisi ]