06

1.3K 184 5
                                    

Enjoy^^

and

(ಠ_ಠ)☞☆

____

" TANGKAP ANAK ITU, JAUHKAN DIA DARI EREN-!!! "

Ruby tidak lagi memperdulikan sekitar, dan tidak mendengarkan teriakan Levi serta para pengintai yang menyuruhnya menjauh.

Entah bagaimana, kaki kecil nya melangkah begitu saja berlari menghampiri Eren yang sedang didalam wujud Titannya.

Bagi nya, mereka terlihat melukai Sang Papa dengan pedang khusus para pengintai untuk memusnahkan para Titan, Maneuver Gear 3D.


" PAPA !!! "

Titan Eren yang menyadari ada yang menghampirinya pun langsung mengalihkan pandangannya, tepat ke arah Ruby sendiri, dan ancang-ancang ingin menyerang.

" sial!!, sedang apa anak itu?!?!." Eren membatin frustasi saat menyadari keberadaan Ruby yang hanya berjarak beberapa belas meter dari dirinya.

" RUBY MENYINGKIR-!!"

ZINGGG~

DARRR-!!

Levi dan para anggota survery corps lainnya membelalak kaget melihat ledakan yang besar, saat dimana keluar cahaya yang sangat terang dari gadis kecil itu sendiri, dan jaraknya cukup jauh dari mereka.

Asap dimana-mana dan beberapa bagian disekitar ledakan hangus tanpa sisa.membuat penglihatan mereka sedikit terganggu, sedang Armin, Mikasa dan lainnya berusaha mencari keberadaan Eren dan Ruby, berharap tidak terjadi hal yang benar-benar tidak diinginkan.

" Ugh-! "

Mikasa yang mendengar suara rintihan pun langsung mencari dan menemukan siluet seseorang yang sedang bersimpuh, berusaha menetralkan kesadarannya.

" Eren-!?? Eren kau baik-baik saja?!"

" P-papa..." suara itu melirih. Mereka semua mengalihkan perhatian, berusaha untuk menemukan Ruby.

Tubuh Eren bergetar hebat, tiba-tiba saja rasa sakit ditubuhnya hilang dan malah berpindah ke dadanya yang berdenyut nyeri, saat melihat Ruby yang terus memuntahkan banyak darah dari mulutnya.

" R-ru-"

belum sempat bersuara, panggilan Eren terpotong oleh sang kapten yang berlari cepat dan langsung menggendong gadis 4 tahun yang tidak hentinya mengeluarkan cairan merah dari mulutnya.

" RUBY!."

" S-sakit, paman...Perut ku sakit.. Uhuk-!!" Lirih Ruby kesakitan, Eren memandang nanar wajah Ruby yang merintih kesakitan.

" Cepat Bawa kuda-ku kemari-!! Kita kembali ke markas-!! Armin bawa Eren."

" Baik kapten-!."

"Pa-papa...dimana papa paman." Eren yang berjalan dengan bantuan Erwin dan Armin menoleh ke arah Ruby dengan pandangan yang tidak dapat dibaca.

Rasanya menangis saja Ruby sudah tidak sanggup, Perut dan kepalanya nyeri bukan main. ( PMS yaa~//PLAK:')

Sebelum akhirnya pandangan nya mulai buram dan kesadarannya mulai hilang.

" R- Ruby-!"

______

Seluruh orang di dalam markas terdiam, terutama Levi yang terlihat datar namun nampak lesu.

Eren sendiri masih memulihkan tubuhnya di dalam kamar setelah ditangani, sedangkan Ruby sendiri belum juga sadar.


Ceklek

Bunyi pintu kamar Eren yang terbuka mengalihkan atensi orang-orang, nampak lah Eren dengan perban di lengan dengan rambutnya yang tidak dikucir, dan wajah yang datar


" Eren kau masih belum pulih- Eren?"

Eren nampak tidak peduli pada sautan Mikasa dan malah menuju kamar disebelahnya, dan langsung membuka pintu tanpa permisi.

Didalam kamar itu, dia bisa melihat Ruby yang masih saja terbaring tanpa mau membuka mata ²/⁵ jam lamanya setelah ledakan itu.

" Kalian keluarlah." Perintahnya datar. Seolah ucapan Eren itu mutlak, maka historia dan Sasha yang mendampingi Ruby beranjak keluar kamar, menyisakan Eren dan gadis kecil itu sendiri.

Eren menarik kursi dan mendekatkan nya ke ranjang, sebelum akhirnya duduk memandang anak kecil yang tergeletak lemah itu dengan ekspresi tidak terbaca, berusaha terlihat biasa saja.

" Kenapa kau sangat mirip dengan ku.." lirihnya memandang wajah Ruby.


" Lalu kenapa sifat mu sangat mirip seperti nya."


" Dasar keras kepala... kenapa kau malah menghampiri ku.

"Lalu kenapa kau bisa mengendalikan ku seperti nya..."

" Bagaimana kau melakukannya..."

Tubuh Eren bergetar,
" Maaf kan aku..." Lirih Eren sembari menyingkirkan helaian rambut halus milik anaknya itu.

" Menjauhlah, setidaknya kau akan aman, aku tidak akan pernah memperdulikan mu, jadi hiduplah tanpa pernah menyayangi iblis seperti ku."

" Aku membencimu putriku..."

Air mata Eren pun turun deras dengan dada yang terasa nyeri bukan main.

Dan anehnya ia sendiri tidak tau penyebabnya, kata-kata yang dia sebutkan terlontar begitu saja, namun, disisi lain dia benar-benar membenci bagaimana cara anak itu menatapnya.

Mengingatkan Eren pada sosok malaikat, sekaligus trauma terbesarnya.

" Sialan..." Air mata itu terus turun dengan derasnya hingga membuat hati Eren sesak, tanpa menyadari mereka yang mendengarkan diluar merasa iba pada Eren.

Lihatlah, bagaimana wanita sekaligus teman yang dirindukan mereka itu pintar membuat seorang Eren Jaeger berada di titik terendahnya hanya karena merasa bersalah melihat darah daging mereka sendiri.

______

TBC

WhY ThIs bOoK sEmAkIn HaRi SeMaKiN AbSuRd ToLoOoNgG

ಡ ͜ ʖ ಡ

Kayak nilai tugas fisika aja, makin hari makin abstrak🤓🔪

ᴅᴀᴅᴅʏ  | |  ᴇʀᴇɴ ᴊᴀᴇɢᴇʀ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang