"Law!" Marco setengah berlari.
Orang yang dipanggil menoleh. "Ada apa, Marco-ya?"
"Aku mencarimu kemana-mana!" Marco mengatur napasnya sebelum berbicara. "Kenapa kamu tidak membawa ponselmu, sih?"
"Ah, maaf. Aku meninggalkannya di mobil. Saat aku ke mobil, Luffy-ya sudah tidak ada di sana. Padahal aku membelikannya sarapan."
"Kalau kau mencari Luffy, dia bersama dengan temannya. Salah satu temannya keracunan minuman dan jatuh dari tangga. Kebetulan aku dokternya."
Law merasa mendapat titik terang. "Ada di kamar mana?"
"Dahlia nomor 128." Marco memberitahunya.
Law langsung ingin pergi kesana tetapi dicegah Marco. "Tunggu dulu, nanti kita ada rapat. Kamu harus datang!"
Law mengangguk. "Ya, setelah aku memberikan sarapan ini untuk Luffy-ya aku akan kesana."
Marco menyengir. "Kau perhatian ya kepada bocah itu? Apa kau benar-benar mencintainya sekarang?"
"Apa?" Law mendengus.
"Maksudku, semua perbuatanmu seperti saat kamu jatuh cinta dulu. Seperti kamu memperlakukan mantanmu dulu, apa kau melupakannya?"
Law membisu sesaat, lalu menjawab dengan suara pelan. "Aku bahkan tidak bisa melupakannya sekecil apa pun."
"Sudah, ya. Aku harus memberikan sarapan ini keburu dingin." Law langsung pergi begitu saja.
Di satu sisi lain.
Zoro masih belum sadarkan diri. Orang tua Zoro pamit untuk pulang. Mereka masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan, dan lagi mereka percaya dengan teman-temannya Zoro. Saat orang tua Zoro menutup pintu, kebetulan suara ponsel Sanji berbunyi.
Drrtt! Drrtt! Sanji langsung mengeluarkan ponselnya dan melihat nama yang tertera di sana. Matanya menyipit, lalu berkata.
"Aku angkat telpon dulu, ya?" Sanji langsung keluar dari ruangan dan menuju ke tempat sepi.
Tinggal Luffy, Usopp, dan Nami. Mereka mengamati Zoro yang masih belum sadarkan diri. Tiba-tiba perut Luffy berbunyi nyaring. Luffy hanya menyengir untuk merespon.
"Kamu belum makan?" Nami bertanya.
"Katanya sakit kok belum makan, sih?" Usopp ikutan.
Tiba-tiba ketukan pintu terdengar dan terbuka. Seorang pria dengan topi onigiri, dan tatto di jari-jari tangan, dengan jas dokter muncul di bibir pintu. Nami dan Usopp terkejut. Alis mereka terangkat.
"Dokternya ganti?" Usopp refleks bertanya.
Law masuk ke ruangan itu dan menutup pintu. "Permisi, maaf menganggu." Matanya menatap Luffy. "Saya hanya ingin memberikan ini." Law menyerahkan kantung makanannya.
"Bukannya aku sudah memberitahumu untuk tunggu di mobil? Aku mencarimu tahu!"
Luffy senang menerima kantung itu. Dia tidak menggubris omelan Law dan langsung membuka kantung. Ada empat porsi nasi, empat mangkuk soup miso dan telur gulung. Luffy hampir mengeluarkan air liurnya.
"Aku membelinya di kantin, kalau kurang ambil saja lagi. Nanti aku akan membayarnya."
Luffy bersorak hore. "Kau memang yang terbaik!" Tiba-tiba Luffy teringat. "Tadi Marco mencarimu."
"Begitukah? Terima kasih, tadi aku bertemu dengannya saat mencarimu."
"Berbagilah dengan teman-temanmu." Law membuka pintu. "Aku pergi dulu, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PUSPAS || LAWLU ✅
FanfictionPuspas - campur aduk. Kisah tentang seorang pria berumur 30 tahun yang masih terlilit dengan perasaannya. Dia terikat sebuah hubungan yang bernama sugar daddy-sugar baby-dan masa lalu. Bagaimana kelanjutan kisah pria berumur 30 tahun ini akan berakh...