Bel pulang sekolah akhirnya terdengar nyaring. Siswa-siswa sangat senang mendengarnya. Sebelum pulang Sanji membisikkan sesuatu kepada Luffy.
"Asal kau tahu, Law sering datang ke sini mencarimu."
"Benarkah?" Luffy ikutan berbisik.
"Ya, tetapi aku tidak pernah mengatakan apa pun kepadanya."
"Terima kasih." Luffy tersenyum riang.
Sebenarnya Luffy ragu dengan dirinya sendiri. Walaupun Sanji sudah menjelaskan segalanya, hatinya masih belum siap untuk bertemu dengan pria itu. Jantung Luffy deg-degan, bagaimana jika dirinya malah bertemu pria itu? Ekspresi wajah apa yang harus di pakainya?
"Hei, Luffy kau mau pulang? Ayo, bareng!" Usopp menawarkan.
"Tidak, terima kasih. Aku ingin pergi ke suatu tempat hari ini."
"Kalau begitu sampai bertemu besok." Zoro melambai sebagai tanda perpisahan. Luffy ikut melambai.
Luffy berjalan ke parkiran sepeda untuk mengambil sepedanya dan mengayuhnya dengan perlahan. Di depan gerbang tidak ada siapa pun. Jadi Luffy menggowes dengan santai. Matanya mengamati dengan waspada, merasa aman Luffy memberanikan diri untuk menggowes lagi.
Setelah beberapa menit berhasil menggowes sepedanya keluar dari lingkungan sekolah dengan santai, Luffy sudah mau tersenyum bangga dengan kemampuan ninjanya. Tetapi senyumnya menghilang begitu saja saat sebuah mobil abu-abu yang di kenalnya menepi tepat di sampingnya. Kaki Luffy melemas, tetapi ia harus menggowes sepedanya dengan kecepatan penuh. Tetap tidak bisa. Kalau begini terus dirinyabl akan tertangkap.
Seorang pria dengan topi onigiri favoritnya, keluar dari mobil dengan buru-buru. Matanya membulat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.
"Apa aku sedang bermimpi?" Kata pria itu.
"Apa ini sungguhan?"
Ah, sudahlah. Luffy menyerah. Kakinya terlalu lemas. Dia kalah. Luffy tidak menjawab apa pun, dia hanya menatap pria itu ragu.
"A-apa ini beneran kamu, Luffy-ya?"
Kondisi pria itu tidak lagi mabuk. Hanya rapi dan wangi seperti yang Luffy tahu sebelumnya. Tetapi yang berbeda adalah kantung mata Law yang makin tebal.
Law menyentuh wajah Luffy. Ia meraba setiap sudutnya. Matanya, alisnya, hidungnya, dan mencubit pipinya.
"Hei, itu sakit!" Luffy menjerit.
Bahkan suaranya pun juga. Law hampir menangis sekarang. Dia sangat senang. Law langsung memeluk erat tubuh mungil Luffy. Dia tidak mau melepaskannya, ia takut jika Luffy akan pergi lagi darinya.
"Torao... se... sak..."
"Ah, maafkan aku." Law melepaskan pelukannya. Pelupuk matanya makin terasa panas. "Ini benar-benar dirimu, Luffy-ya."
"Ya, ini aku." Jawab Luffy datar.
Law sudah menangis sekarang. "Kau kemana saja selama ini? Tidak membalas pesanku, tidak memberi kabar kepada temanmu juga."
Luffy kaget melihat Law yang bertingkah seperti anak kecil di hadapannya. Law yang Luffy tahu adalah tukang menggoda dan selalu memasang wajah serius. Sebenarnya ada apa dengan pria itu selama ini. Apa otaknnya konslet?
"Aku selalu mencarimu di tempat biasa yang sering kamu kunjungi. Tetapi tetap saja aku tidak menemukanmu." Law terus mengusap air matanya walaupun itu perbuatan sia-sia.
"Apa orang ini sungguhan menangis?" Luffy membatin.
Karena khawatir Luffy berniat untuk memeluk pria itu. Kaki Luffy berjinjit untuk bisa mensejajarkan tinggi pria itu. Sambil sesekali mengelus punggung Law untuk menenangkan dan mengucapkan kata ajaib dengan nada lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUSPAS || LAWLU ✅
FanfictiePuspas - campur aduk. Kisah tentang seorang pria berumur 30 tahun yang masih terlilit dengan perasaannya. Dia terikat sebuah hubungan yang bernama sugar daddy-sugar baby-dan masa lalu. Bagaimana kelanjutan kisah pria berumur 30 tahun ini akan berakh...