[Hanya kehaluan autor yang terobsesi dengan Female Alpha]
Setelah menunggu 3 jam lebih akhirnya sang adik bara melihat pergerakan dari kakak nya yang sedang terbaring di atas ranjang, walau tadi sang keluarga sempat panik karna zein belum sadar setelah bius itu habis.
Namun kini mereka dapat bernafas lega karna zein sudah sadar, ia menatap orang-orang yang berada satu ruangan dengan nya.
Ada ayah ibunya nya juga adik-adik nya, dan ayah ibu albian juga ada disini, tapi dimana kesayangan nya itu.
"dimana albian?" tanya zein
"dia di luar sayang, katanya takut ketemu sama kamu, tante atas nama albian minta maaf ya karna albian kamu begini" jawab ibunda albian
"tidak apa tante, zein juga senang dengan begini bian jadi ingat sama zein" balas zein sembari tersenyum
"bisa minta tolong panggil albian ga, zein kangen sama dia kkk" pinta zein sembari terkekeh
Mereka pun mengangguk dan keluar dari ruangan zein, tak lama menunggu dari arah pintu seorang pria bertubuh mungil masuk.
Kepalanya ia tundukan, aih zein jadi gemas sendiri melihat nya.
"kenapa? Kesini jangan perdiri di situ" panggil zein
Bian yang mendengar suara serak basah itupun berjalan perlahan mengikuti suruhan zein, tubuhnya bergetar menahan tangis.
Bian telah sampai di samping ranjang zein namun ia masih menunduk kan kepalanya, zein yang melihat itupun terkekeh kecil sembari menarik tangan albian agar naik ke atas ranjangnya.
Memeluk tubuh kecil itu dari samping, menghirup pada sela leher albian.
"kamu ga marah lagi hm aku giniin?" tanya zein takut-takut bian marah
Namun yang di dapatkan nya adalah suara isak tangis, zein yang terkejut pun melepas pelukannya dan menatap albian.
Matanya yang membengkak dan memerah, hidungnya yang memerah disertai keluar nya cairan bening, dan bibirnya yang bergetar astaga zein bisa mimisan jika melihat pemandangan ini.
"kok nangis? Gasuka aku peluk? Oke aku min-" ucapannya terputus karna albian menumbrukkan tubuhnya kepada tubu zein
"oughh, astaga kkk kenapa menangis"
Ujar nya sembari menahan rasa sakit di dada nya karna kerkena kepala bian yang menubruk dada nya kuatZein mengelus sayang kepala bian dan membalas pelukannya
"sttt sudah cup cup jangan menangis, nanti tambah bengkak matanya" ucap zein menenangkan
Sementara bian belum juga menghentikan tangis nya, ia masih terisak di dada zein sampai ia tersadar satu hal.
"hueee hikss maaf maaf" ujarnya mengeras kan tangisannya sembari melepas pelukannya
Bian baru tersadar karna ia membuat dada zein bertambah sakit, zein yang melihat itupun kebingungan ia menarik bian kedalam pelukannya lagi.
"sttt kenapa makin keras nangis nya sihh" ucap zein sembari mengelus sayang punggung bian
"maafin bian hiks, bian nakal bian hiks nakal zein huhuu maaf hiks" balas bian
"kkk iya gapapa, zein kan masih hidup ini gapapa"
"sudah ya nangis nya bian ga cape emang nangis terus hm?" tanya nya
Albian pun mendongak kan kepalanya, menatap zein dengan mata yang masih mengalirkan air.
"kenapa bian? Ututuu bian baby nya zein" zein gemas dengan bian ia pun mengusap air mata yang masih ada di pipi bian dan mengecup bibirnya
Bian yang dapat perlakuan begitu pun wajahnya memerah padam, ia menduselkan kepalanya pada cekuk leher zein.
"kkk bian malu yaa lucunyaa"
.
.
.
TBC
Terimakasih yang sudah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Alpha
RomanceSeorang female alpha yang mencari jati dirinya yang adalah seorang dominan.... . . . . . . Dan akankah dia berhasil menemukan jati dirinya dan juga menemukan mate yang sudah di tentukan moon goddess untuknya? Konflik nya ringan-ringan saja... Start...