1

180 4 0
                                    

Apakah ini hanya kebetulan semesta? Ataukah aku yang menyebabkannya? Romi kadang mempertanyakan kabar duka dari orang-orang di sekitarnya.

Malam itu, Romi dan Dhani duduk berdua di teras rumah Dhani sambil ditemani 2 cangkir kopi--cappuccino, Dhani akan meralat; please, educate yourself. Di dalam rumah, Wulan dan Maya sedang mengagumi dokter-dokter di serial Hospital Playlist.

Ngopi berdua seperti ini tidak mau mereka sebut rutinitas, tapi nyatanya dalam seminggu bisa empat kali dilakukan. Bahan obrolannya seputar Marvel Cinematic Universe atau teori-teori dari manga One Piece. Di lain waktu, urusan pekerjaan mereka keluhkan bersama, atau topik lain seperti, apa yang akan mereka lakukan seandainya bisa resign--yang ini bisa menghabiskan waktu sampai mendekati tengah malam; namun, tentu saja mereka sudah terlalu nyaman di pekerjaan sekarang.

Hujan sudah turun sejak Magrib hari itu. Ini baru minggu terakhir September, tapi Bogor sudah ngidam musim penghujan; Romi kasihan dengan orang-orang Jakarta, mereka harus waspada lebih awal. Tirai hujan begitu lebat, rumah-rumah tetangga depan di kluster perumahan kecil mereka tampak kabur. Jalan di depan rumah juga sudah seperti sungai dengan air yang berkejaran. Di atas sana, sesekali langit berkelip dan disusul gemuruh guntur.

Dhani mengangkat cangkirnya dan menyeruput. Romi mengikuti. Bagi lidahnya, semua jenis minuman kopi sama saja. Namun, dia tidak ingin menyinggung hasil karya sahabatnya. Alhasil, dia harus berkomentar sedikit lebih kompleks: yang sekarang pekat banget ya kopinya, kayaknya ini kebanyakan susu deh, atau gue suka yang ini; aroma kopinya kerasa banget.

Perkopian sedang menjadi hobi Dhani sebulan terakhir, setelah 3 bulan sebelumnya bergelut di crypto trading yang sekarang dia sudah tidak peduli lagi investasinya tersisa berapa. Awalnya Dhani bereksperimen lewat mesin kopi di pantry kantor, tapi kemudian dia membelinya sendiri. Romi dengar, Maya marah-marah karena ini; istrinya itu mungkin sudah terbayang akan mesin kopi itu terbengkalai di gudang bulan depan.

Sejatinya, kalau pun Dhani mau serius dengan perkopiannya sekarang, dia akan menjadi barista yang sempurna. Dia lahir dengan sebuah anugerah: postur jangkung, rutin olahraga bukan masalah baginya, hidung mancung, dan juga cambang itu. Gadis-gadis di kantor sepakat dia mirip Chico Jericho--minus lesung pipit. Itu pun belum mempertimbangkan follower Instagram-nya. Tinggal cari lokasi yang mudah dijangkau, renovasi bangunannya menjadi lebih estetik, boom! sebuah coffee shop dengan barista tampan.

"Bro, jadinya lu ikut ke Samarinda besok?" tanya Dhani, meletakkan cangkirnya.

Romi juga meletakkan cangkirnya, dan mengusap sisi kopi di bibirnya dengan ujung jempol. Kepalanya menggeleng, "enggak. Gue udah bilang ke Pak Mar kali ini gue di Jakarta saja."

"Kenapa dah?"

"Bulan lalu gue udah keseringan pergi. Bulan ini gue mau diam saja di Jakarta."

Mereka berdua bekerja di perusahaan telekomunikasi plat merah. Pertama kenalan ketika keduanya masih karyawan dalam masa percobaan di kantor cabang Jakarta Utara; mereka sama-sama kurus dan plontos, selesai dari proses pembinaan mental bersama TNI. Selama 2 bulan, mereka ditugaskan untuk door to door menawarkan layanan internet: harus tebal muka, bermulut manis, dan tahan terhadap teriknya matahari Jakarta. Bagi Romi, mereka sengaja diospek karena senior yang seharusnya mendampingi malah duduk-duduk di tenda penjualan bersama SPG muda dan cantik. Adalah ide Dhani, untuk sesekali kabur ke masjid sampai 2 jam lamanya, ditemani Nutrisari dalam kantong plastik.

Setelah masa percobaan selesai, mereka berhasil say goodbye dengan senior menyebalkan itu. Lagi-lagi mereka ditempatkan bersama, kali ini sesuai jurusan kuliah mereka: Divisi IT. Romi di bidang development, terlibat dalam proyek pengembangan aplikasi yang tiap menjelang implementasi bisa pulang pukul 2 pagi. Dhani di bidang operational, lebih membosankan, tapi bisa membuat jantungan tiap ada gangguan. Mereka tidak protes, lebih baik menghadapi aplikasi yang eror ketimbang membujuk orang-orang untuk memasang internet.

Berita Orang MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang