Hai, Tara comeback nih, update bagian chap 7 buat yang nagih.
BTW, makasih loh buat yang mau nungguin dan baca cerita ini. Luv buat readers setia❤
Jangan lupa vomen
Klik tanda 🌟 ya, jgn lupaSuara tangis gadis kecil terdengar di taman kerajaan. Hidung, pipi dan matanya memerah dengan suara isakkan yang keluar dari mulutnya.
Wanita cantik yang sedari tadi menatap lucu dirinya mendekat. Berusaha menenangkan keponakan kecil yang dia goda sedari tadi, sebelum Leander mengetahui kelakuannya.
"Hey, keponakan kecil. Sudah, berhenti menangis. Bibi hanya bercanda. Kemarilah, cup cup cup," ujar Liandra menenangkan Vaela yang menangis sesegukan karna kejahilannya. Ya, yang membuat Vaela nangis adalah Liandra, dia memutuskan untuk menginap beberapa hari di istana.
"Bibi akan mengembalikan Blue nanti, bagaimana? Bibi harus mengecek sedikit kondisi babi eh maksud bibi kelinci mu itu. Bibi tidak benar-benar mengambilnya." Liandra menepuk-nepuk pelan pundak Vaela. Dia tidak bermaksud menyakiti kelinci peliharaan ponakan kecilnya itu, hanya saja dia merasa makin hari kelincinya itu bertambah gemuk dan hampir menyerupai babi.
Mendengar perkataan Liandra, tangis Vaela sedikit reda walau masih sesegukan. Dengan memiringkan kepalanya sedikit Vaela bertanya, karna merasa penasaran dengan ucapan bibinya itu.
"Eum, apa Blue sakit? Haruskah dia disuntik, tapi kasihan pasti Blue akan kesakitan jika disuntik, jadi bibi, bisakah kau menyuntik Blue dengan lembut agar dia tidak sakit?."
Liandra yang membaca sederet pertanyaan yang diberikan Vaela tersenyum lebar, mendapati kepolosan keponakannya ini. Dia membawa Vaela kedalam gendongannya, berjalan memasuki istana.
"Bibi jamin Blue tidak akan merasakan sakit. Jadi, kau mau menjadi anak bibi, hm?," tanya Liandra sekali lagi menggoda Vaela. Gelengan cepat Vaela berikan membuat tawa Liandra pecah. Andai kedua anaknya bersikap menggemaskan seperti Vaela pasti akan bagus, tapi itu hanya angan karna kedua anaknya menuruni sifat suaminya semua.
🔸🔸🔸
"Vael, kau menangis?," tebak Fabian tepat sasaran.
Tatapan tajam Fabian dan Kevan layangkan untuk bibinya, Liandra. Pasti bibinya ini menjahili Vaela lagi. Ah, lihatlah wajah menyedihkan adiknya itu. Tangan keduanya bergerak menghapus jejak air mata yang ada di pipi Vaela.
"Sini, kakak gendong," tawar Kevan yang langsung diterima Vaela dengan senang hati.
"Bibi menjahilimu lagi?," tanya Fabian yang di iyakan oleh Vaela.
"Bibi menjahiliku tadi, tapi dia juga menyembuhkan Blue jadi aku memaafkan bibi kali ini. Kakak aku lapar," tambah Vaela dengan kalimat akhir yang dibuat semelas mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Bisu
Historical FictionTumbuh menjadi putri yang cerdas dan cantik tak mengubah apapun. Semuanya tetap sama, Vael lagi-lagi tumbuh tanpa kasih sayang keluarga yang lengkap. Bahkan jika itu rasa sayang yang ibu asuhnya berikan tetap tak cukup, dia ingin keluarganya. Yang p...