"Tuan!" Tubuh Deborah yang setengah baya berlari ke arah area pelatihan dengan susah payah. Suaranya memekik memanggil nama sang Tuan yang kini masih sibuk berlatih di area pelatihan ksatria.
"Tuan Muda!" Begitu sampai, Deborah lantas memanggil nama Ashiel keras-keras hingga membuat sang Tuan tersentak sesaat.
Mata merah Ashiel yang bersinar terang selayaknya permata menatapnya dengan keheranan. "Deborah?" Kakinya mendekat ke arah pengasuhnya yang masih sibuk mengambil nafas dengan wajah panik.
Wajah wanita yang senantiasa berekspresi tenang kini mengeluarkan ekspresi kepanikan yang luar biasa. Hanya sedikit waktu diingatan masa lalunya ketika Deborah membuat ekspresi seperti ini. Itu hanya ketika wanita itu mengabarkan kondisi ibunya yang memburuk serta ketika para pembunuh bayaran diketahui menyerbu istana Putra Mahkota.
Dan kini, Deborah kembali mengeluarkan ekspresi sedemikian rupa. Hanya ada firasat buruk yang timbul ketika kakinya perlahan mendekat ke arah Deborah. "Ada apa? Katakan padaku, cepat!" Ashiel mendesak.
Pedang kayunya yang semenit lalu masih sibuk menebas boneka jerami sudah jatuh ke tanah. Tangan kecil Ashiel memegang lengan Deborah yang gemetar. "Deborah, cepatlah berbicara!" Bahkan tangan Ashiel turut gemetar ketika kepalanya membayangkan Skenario terburuk.
"Nona..." Deborah baru saja mengatakan kata pertamanya, suaranya parau seolah tak lagi sanggup berkata-kata. Namun Ashiel tak lantas berdiam diri menunggu Deborah berbicara kembali dan bergegas pergi dari area pelatihan. Meninggalkan Deborah yang jatuh terduduk dilantai dengan air mata mengalir sebelum dibantu oleh kstaria lainnya.
Barangkali, Ashiel mengerti apa yang Deborah maksud.
Ashiel juga telah menebak penyebab apa yang membuat Deborah begitu panik dan kini menangis tersedu-sedu.
Dan apa yang ia tebak adalah sebuah kejadian yang ia harapkan tidak pernah terjadi.
Griselda.
Pastinya ada suatu hal yang terjadi kepada Griselda sekarang, dan ia yakin itu adalah sesuatu yang berbahaya.
Ketika ia sudah sampai di koridor lantai dua, pelayan sibuk mondar-mandir, beberapa mengerumuni kamar Griselda dengan wajah penuh tangis yang hanya menambah kecemasan dalam diri Ashiel.
Tangisan Duchess dan raungan Maria terdengar dari dalam kamar. Begitu jelas hingga membuat Ashiel mengalami tremor parah. Bayang-bayang kematian sang kakak yang pernah berlangsung di depan matanya berputar bak kaset rusak. Detik-detik dimana Clorencia tersenyum sembari memegang tangannya sebelum akhirnya ia meregang nyawa, teringat jelas dibenaknya.
Keringat dingin mulai bermunculan dan tenggorokan Ashiel terasa sangat kering.
Dengan langkah kaki pelan, Ashiel berjalan mendekati pintu tanpa halangan, pelayan yang berkerumun memindahkan diri mereka masing-masing ke sisi koridor, memberikan jalan untuknya. Beberapa dari mereka menangis kencang, dan beberapa di antara yang lain memandangnya iba.
Tidak, Ashiel tidak membutuhkan tatapan iba mereka.
Apa yang Ashiel inginkan adalah sebuah kalimat yang mengatakan bahwa Griselda baik-baik saja atau apapun itu.
Ketika ia sampai di pintu kamar yang terbuka, Ashiel disuguhi pemandangan yang menyayat hati.
Beberapa balok es tumbuh di lantai kamar seolah-olah salju turun di kamar Griselda. Maria yang tidak ia ketahui kapan kedatangannya meringkuk di lantai dekat dengan ranjang Griselda. Meraung dan menangis kencang dengan suara yang memilukan. Duchess yang berdiri di ranjang tidak jauh berbeda, wanita anggun yang bahkan tidak pernah mengeluh ketika harus menghadapi pekerjaan Duke dan Duchess sekaligus, menangis histeris dengan wajah kacau, tangannya yang ramping memegang telapak tangan Griselda yang tampak pucat pasi. Dan Duke yang berdiri di belakang Duchess bahkan mengeluarkan ekspresi yang tidak jauh berbeda. Di seberang ranjang, Dokter Pribadi keluarga Ayveen hanya menundukkan kepalanya dengan ekspresi sedih, air mata jatuh di ujung mata Sella dan juga beberapa pelayan lain yang berada dikamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why is the Male Lead in My Home?
FantasíaIa terlahir kembali sebagai penjahat wanita yang sakit di sebuah Novel. Belle Femme. Bercerita tentang Maria Euna seorang Putri Viscount yang bertemu Putra Mahkota, Ashiel Lumiere dé Helios yang menghindari pembunuhan yang di dalangi oleh Ratu atas...