9

47 31 227
                                    

•••
••

Suasana kelas hari ini sangat kacau, Jam kosong sangat diperuntukkan bagi kalangan siswa haus akan game dan selfi serta para tiktokers muda.

"Ca Lo enggak minat tiktok-kan? Pengikut gue udah lumaya loh, nih"

Caca melirik akun dengan nama @Ronatasha itu. Ia menarik bibir atasnya.

Mulutnya bergerak mengejek. "Cuma 10 orang Lo bilang banyak? Najis Mutawwasithah Lo!"

Rona mengangkat bahu tidak peduli. "Tiktok gue yang udah rame tiba-tiba diblokir orang"

"Tapi masih mending tik tok gue, dari pada lo nonton tiktok tapi enggak punya akun nya," sambung Rona mengejek.

"Gue males bikin, nan---"

Plak!

Pipi Caca terloleh ke samping. Tamparan yang cukup kuat mendarat di pipinya. Rona yang melihatnya langsung berdiri.

"Eh! Maksud Lo apa?! Dateng-dateng nampar orang!," bentak Rona.

"Diem Lo! Gue enggak ada urusan sama Lo!" balas Priska. Benar sekali. Dialah Priska Diana si cewek yang tahun ini memenangkan gelar Ratu sekolah. Ia juga baru kembali setelah melakukan perjalan untuk pertukaran pelajar sebagai pengganti langsung dari kepala sekolah yang masih sibuk oleh urusan lain.

"Yang menyangkut sahabat gue bakalan jadi urusan gue! Emangnya lo, yang enggak punya sahabat jadi engga ada yang bela. Dih kasian deh!" cibir Rona.

"Eh jaga---"

Plak!

Rona membulatkan matanya. Caca menampar balik Priska, bahkan lebih kuat sampai-sampai pipi Priska langsung memerah seketika.

"Enggak usah melotot, kan gantian," lirih Caca manyun.

Rona masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Caca balas menampar Priska? Caca adalah tipikal orang enggan memperbesar masalah, tapi ini?.

Sebelumnya Caca juga mengagetkannya saat dengan mudahnya membanting tubuh Aldan. Jangan lagi. Apa lagi yang berubah?!.

Priska langsung berang. "Lo enggak tau malu banget! Ngapain Lo deket-deket pacar gue hah?! Mau gatel Lo?!"

"Pacar? Emang Lo laku,?" tanya Caca meremehkan.

Jelas Priska emosi. Ia hampir kembali menampar Caca namun dengan mudah ditangkis. Kedua mata itu saling beradu pandang.

"Jangan nampar dong, nanti dibalas melotot, enggak takut matanya copot?," bisik Caca menyeringai.

Priska menghentakkan tangannya. "Gue peringatin sama Lo, jangan deket-deket sama Bumi, dia itu pacar gue! Caper itu sama cowok lain aja! Jangan sama Bumi!"

Caca mengangkat bahu santai. "Kok ngatur sih, kaya presiden aja"

"Lagian Bumi pernah bilang sama gue kalo dia singgel, aduh ... kasian banget enggak diakui," ejek Caca.

Rona yang sempat nge-bug namun tetep bisa  menyimak tertawa renyah. "Bumi mana mau sama yang ginian Ca, emang sih gelarnya Ratu  tapi kelakuan kaya Babu," kompornya semakin mirip gas elpiji 10kg.

"HEH! JANGAN IKUT CAMPUR LO!"

Caca memainkan rambutnya. "Biasa aja Tante enggak usah ngegas".

"Lo pikir Lo bisa dapetin Bumi? Inget yah selama ada gue di dunia, Lo engga bakalan punya kesempatan buat ambil dia dari gue!," kecam Priska.

Caca duduk kembali saat setelah berdiri untuk menampar Priska tadi. Ia menompang wajahya dengan kedua tangan. Menatap Priska dari bawah dengan tersenyum.

ENDING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang