12.

99 88 7
                                    

Lagi lagi hari - hari Venna flat seperti biasanya. Sekolah, pulang, belajar, dan mengulang kegiatan yang sama selama hampir seminggu penuh. Refreshing? kata tersebut tidak ada di dalam kamus Ravenna, kecuali pada hari weekend ia akan membanjiri roomchat Dimas dengan cerita cerita unfaedahnya. Rei? entah apa yang terjadi pada manusia satu tersebut setelah insiden bertemu di Alun Alun terakhir kali. ia sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya.

Seperti hari ini, ini hari kelima Venna pulang pergi sekolah sendirian. Reihan sama sekali tidak merespon chating darinya. Pesan Venna hanya dianggurrkan oleh Rei, tanpa ada tanda tanda pesan tersebut dibalas, bahkan dibaca pun seperti tidak mungkin terjadi. 

aa' rei 😍

re |
maaf ya tadi gue tinggalin tiba tiba |
udah dirumah? |
istirahat dulu deh, biar g cape |

re? |
jemput ga? |
udah mepet, gue berangkat sendiri ya |
re, lo dimana? |
tumben ga ke kelas |
re, bakso g |
gue udh di kantin |
re bakso gue udh abis |
lo lagi sibuk sm OSIS ya? sorry ganggu |

re, kangen |

re udah empat hari lo cuekin gue |
sekarang hari kamis, seblak yuk |
oh lu rapat ya? yauda semangat ya sayang |

re |
kangen |
ketemu yuk |
ow im sorry, u still busy right? sorry. |

Hal ini sedikit mengganggu pikiran Venna saat menjalani hari harinya. Ia menjadi sering mengecek ponselnya untuk melihat apakah ada kabar dari Rei. Seperti saat ini, ditengah tengah kelas seni, ia hanya melamun sambil menggeser geser layar ponselnya.

"nyet" panggil sang sohib, Wawa.

"hah" sahut Venna namun tetap tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"tetangga gue kemaren tiba tiba meninggal pas nyuekin temennya"

"babi lo, Wa. Kenapa sih?"

"ga ada apa apa sih, gue gabut aja sebenernya. Lagian lu napa dah, asem amat tu muka, mau gue siram mama lemon?" bercandanya anak IPA memang agak sulit ya.

"lu mau gua pukul atau gua timpuk buku paket? lagian tugas lu udah kelar? Segala ngegabut"

"belom"

"au dah, Wa. Cape gue"

Venna menutup percakapan itu dengan dengan mengalihkan perhatiannya pada ponselnya, lagi. Wawa hanya menatap Venna dengan heran, tidak biasanya temannya bertingkah seperti ini.

Beberapa saat seisi kelas hening, teman satu kelas Venna sibuk menyelesaikan tugas yang belum mereka selesaikan. Sedangkan Venna yang sudah selesai menjadi sasaran untuk dijadikan sumber contekan, sudah entah kemana dan dimana buku tugasnya saat ini.

Tak lama setelah keheningan menyelimuti kelas XII MIPA 2, sebuah ketukan pintu memecahkan fokus seisi kelas dan dengan serempak menoleh ke arah pintu. 

"permisi, kami dari OSIS"

"masuk aja kali" jawab ketua kelas saat itu. Venna masih tidak peduli dengan kedatangan beberapa anggota OSIS tersebut.

"jadi kami dari OSIS ingin memberi tahu jadwal pengambilan foto album kelulusan yaitu dilaksanakan tepat satu bulan lagi. Untuk itu diharap setiap kelas sudah selesai menentukan tema foto dan segera menyerahkan ke panitia" ujar salah seorang pengurus OSIS perempuan, Yena.

"kalau kalian sudah selesai bisa setor ke chat saya ya" sahut partner dari anak tadi.

Venna yang pada awalnya tidak menghiraukan kehadiran mereka pun dengan cepat menoleh setelah mendengar suara yang tidak asing barusan. Benar saja, sang pemilik suara tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Reihan. 

Ravenna || Sejeong X Doyoung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang