Anak Genderuwo 5

191 22 12
                                    

Cerita ini telah diupload di lapakku Valent C di Dreame atau Innovel. Boleh mampir kesana kalau mau versi yang lebih lengkap.  Ada di cerita PENGANTIN SANG GENDERUWO mulai chapter 46 keatas.

Berhubung sudah diupload di Dreame atau Innovel, maka sebagian cerita ini akan dihapus sehari setelah tayang.  Pastikan kalian membacanya dengan cepat setelah diupload

HEPI reading.

❤️❤️❤️

Jamilah memang doyan duit, itu kelemahannya dari zaman baheula dulu.  Tapi biar matre dan berprofesi artis bokep ... dia bukan pelacur.  Dia tak mau diumpankan pada pria hidung belang, meski yang empunya hidung belang itu gantengnya tak ketulungan. 

“Pak Leo ndak salah meminta Jamilah seperti itu?” tanya Jamilah memastikan dengan mata mendelik.

“Maaf, Milah.  Kamu sudah terjun ke dunia film esek-esek.  Mestinya tahu hal ini.  Terkadang kita harus berkorban supaya sama-sama untung,” kilah Leo dengan raut wajah menyesal.

Jamilah menggerutu dalam hati.  Sama-sama untung apanya?  Sana yang untung saya yang buntung!

“Dia cuma menghendaki kamu.  Coba kalau dia mau saya, pasti dengan sukarela dan sukacita saya berikan tubuh ini padanya,” timpal sutradara Leo.

“Ternyata Pak Leo suka main pedang toh?  Apa mau saya tawarkan ke Mr Janu yang suka produksi bokep belok?” tawar Jamilah spontan.

“Apa?  Eh, maksud saya ... seumpama saya artis perempuan dan si Johny mau ena-ena sama saya ... ya hayuk saja.  Gitu loh,” ralat Leo sambil cengengesan konyol.

Sial.  Sial.  Mengapa bedebaaah gimbal itu tergila-gila ingin menidurinya?  Jamilah geram sekali.  Lagipula siapa sebenarnya Johny Gimbal sehingga Pak Leo saja takut padanya?

“Pak Leo, apa toh hubungannya Bedeba ... eh, Johny Gimbal itu sama kelangsungan produksi film kita?” selidik Jamilah.

Leo mengawasi sekelilingnya, setelah merasa aman ... dia membisiki Jamilah, “dia itu salah satu investor film kita, yang terbesar.  Dia mau mendanai dengan syarat kamu ikut bermain di film ini.  Tolong jangan bilang siapa-siapa.”

Mata Jamilah membeliak lebar.  Dia tak menyangka bule messum itu telah mengincarnya sejak awal.  Dia sangat heran, karena tak ada yang menggilai dirinya sesinting Bule Gimbal itu.

“Pak, mengapa dia begitu mengincar saya dari awal.  Salah saya apa toh?” keluh Jamilah.

“Kamu gak salah, Milah.  Sepertinya matanya yang korslet bisa keblinger sama kamu seperti itu,” sahut Pak Leo.

Jamilah menggaruk kepalanya yang tak gatal.  Dia bingung Pak Leo sedang membelanya atau meremehkannya toh? 

Gaje banget!  Sudahlah, dia tak mau mempermasalahkan.  Uang memang berkuasa, Jamilah harus berkompromi ... meski dengan perubahan disana-sini.

“Trus saya harus bagaimana, Pak?  Saya ndak mau kalau tidur sama Bule Gimbal itu.  Pacar saya bisa marah.  Pak Leo tahu sendiri, kan, bagaimana yang lalu pacar saya ngamuk di sini?”

Yang dimaksudnya Satrya.  Biarlah, nanti Jamilah akan memberitahu adik angkatnya itu supaya mengaku sebagai pacarnya.  Tak ada yang tahu hubungan mereka disini.  Eh, bagaimana keadaan Satrya?  Yang lalu tangannya terluka.  Jamilah akan menengoknya sesegera mungkin.

DIHAPUS--

“Ayolah, Milah.  Lakukan itu demi kebaikan tim kita.  Ingat dia yang mendanai film kita. Honormu tinggi berkat dirinya.  Mengerti, kan?  Kalau kau berhasil menyenangkan hatinya, saya akan menambah honor kamu,” bujuk Pak Leo dengan jurus terakhir.
 
Cling.  Cling.

Mata Jamilah berbinar membayangkan uang lebih yang akan diterimanya.  Mungkin bisa dipakainya untuk membeli perabot yang lucu-lucu. Otak bisnis Jamilah mulai berkalkulasi.

“Bagaimana Milah?” tanya Pak Leo sekali lagi.

“Hmmm ... saya coba, Pak.  Tapi ndak janji, kalau dia macam-macam ... Milah ndak menjamin perkututnya masih berbunyi.”        

Pak Leo menyeringai geli.  ”Terserah kamu Milah.”

 Ya, terserah ... karena perkutut lelaki pasti tak berbunyi, tapi muntah lahar.   

 ==== >(*~*)< ====
 
DIHAPUS-

“Tak usah menipuku!  Aku tahu dia adalah anak haram Tuan Gandarewa, dan kalian dibesarkan bersama-sama,” cetus Johny ketus.

Tak ada yang tahu tentang hal itu kecuali warga desa sini, itu pun hanya kalangan terbatas!  Jamilah membelalak mendengar ucapan Johny.
“Kamu ... tahu darimana?’
 
==== >(*~*)< ====

Bersambung
  

42. Anak Genderuwo (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang