Bab 2 - Lucas

6 1 0
                                    

#AuthorPov

Derap langkah sepatu menggema memenuhi koridor di sebuah gedung. Di sepanjang koridor siapa saja yang berpapasan dengan pemilik langkah ini akan membungkuk hormat hingga langkah kaki itu tak terdengar lagi.

Lucas memasuki ruangannya yang memiliki contemporery design interior sama seperti di kediamannya yang juga memiliki tema yang sama. Tema tersebut sangat cocok dengan gambaran kepribadian dari seorang Lucas Thomson Diedrich.

"Hentikan omong kosongmu, Calude!" Yang ditegur hanya menghela napas pasrah. Niatnya hanya ingin mempererat ikatan nyonya serta tuannya. Tapi tuannya terlalu jauh untuk disentuh.

"Selamat pagi tuan Diedrich. Semua laporan bulan ini sudah ada di ruangan," lapor Bams Wiguna, sekretaris Lucas. Bams serta Claude sebenarnya memiliki jabatan hampir mirip. Bedanya hanya Bams yang hanya mengurusi ranah di kerjaan. Sedangkan Claude semua ranah ia urusi.

Bams direkrut agar pekerjaan Claude sedikit lebih ringan. Itu merupakan salah kecil dari hati nurani Lucas yang terlihat.

"Besok hingga tanggal akhir di bulan ini, atur jadwal rapat saya dengan masing-masing departemen!" tungkas Lucas yang disanggupi Bams.

Selama Lucas memeriksa laporan semua departemen untuk bulan ini, Claude serta Bams mendiskusikan schedule Lucas ke depannya. Mereka saling bertukar pendapat guna kelancaran kegiatan-kegiatan Lucas.

Lucas memiliki hak kepemilikan atas sebuah perusahaan multinasional. Yaitu sebuah perusahaan raksasa yang mempunyai kegiatan usaha, produksi, dan jaringan pemasaran di dua negara atau lebih.

Boleoti Company adalah perusahaan yang bergerak di industri properti serta perusahaan senjata militer skala besar. Baik Claude ataupun Bams sangat tahu mengenai perjuangan Lucas hingga bisa berdiri di titik ini.

"Tuan, esok tuan dan nyonya harus menghadiri upacara pelantikan Tuan Alger. Haruskah saya meminta nyonya untuk tidak ikut saja, mengingat nyonya sedang mengandung tahap trimester akhir?" tanya Claude dengan hati-hati.

Lucas mendongak lalu menatap manik Claude. "Saya menikahinya untuk menjadi pendamping saya." balas dengan nada dinginnya.

Claude jengah. Ia melirik Bams lalu memberi kode agar meninggalkan ruangan ini. Sepeninggal Bams, Claude berdiri di hadapan meja Lucas.

"Dia sedang mengandung Luke!" gertak Claude dengan nada tak sabar. Sedangkan Lucas tak acuh. Jika bertanya mengapa Claude berani menggertak Lucas, itu dikarenakan mereka adalah sahabat sejak di bangku sekolah menengah atas. Claude akan bersikap profesional jika tak ada orang lain sedang bersama mereka.

Lain halnya jika berdua, ia tak segan-segan memberi bogem mentah jika sudah sangat muak akan sikap angkuh dan arogan Lucas.

"Claude, saya ingatkan sekali lagi. Kamu sendiri mengetahui tujuan saya menikah dengannya hanya untuk itu. Tak akan ada rasa simpati untuk dirinya."

"Setidaknya untuk bayimu Luke!" Lucas merotasikan matanya ikut jengah dengan tingkah Claude sedari tadi.

"Bayi itu tak sengaja hadir. Tidak perlu acuh. Tinggalkan ruangan ini." Dengan rasa kesal, Claude meninggalkan ruang kerja milik sahabatnya ini. Meninggalkan Lucas yang kembali fokus pada pekerjaannya.

***

#OliviaPov

Tatapan tajam dan sinis mengarah padaku sejak aku melangkah memasuki ruangan ini. Aku tak tau pasti mengapa mereka melakukannya, apa hanya karena aku kemari tanpa pendamping atau nama yang digunakan perawat untuk memanggilku mengusik mereka.

My Tyrant HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang