JAKAHARSA - O3

582 68 11
                                    





Bel sekolah menandakan pulang sudah berbunyi, itu tandanya pelajaran hari ini sudah berakhir. Rombongan para siswa dan siswi SMA di sekolah itu buru buru keluar kelas dan ingin pulang menuju rumah mereka. Namun berbeda dengan kelas Harsa. Kelas Harsa ditahan dulu sebelum pulang. Saat ini mata pelajaran biologi, diajari oleh seorang guru yang bisa dibilang killer dan selalu memberi pekerjaan rumah yang tak tanggung tanggung banyaknya.

Sedari tadi sudah banyak murid yang mencak-mencak karena guru itu tidak memperbolehkan muridnya pulang sebelum tugas selesai.

"Sudah bel ya?" Tanyanya pada 30 murid yang sedang sibuk mencari jawaban dari soal yang guru itu beri tadi.

Semua murid mendongakkan kepalanya serentak dan berkata, "Iya Pak!"

"Yasudah, tugas hari ini di jadikan PR aja. Ditambah halaman 35 sampai 37 yang bagian A tentang praktek itu. Kalian bikin video, dengan kelompok biologi kalian seperti biasa. Lalu nanti kirim ke email Bapak ya, saya tunggu sampai lusa." Ucap guru itu tanpa rasa bersalah sedikitpun, helaan beberapa anak mulai terdengar.

"Kalian paham kan?"

"Paham pak!" Jawab mereka serempak lagi, tak ada yang bisa dilakukan selain menurut terhadap perintah seorang guru. Apalagi guru killer, membantah sedikit bisa mencoreng nama baik dan sekaligus dapat hukuman.

"Baiklah, selamat sore." Pamit guru itu meninggalkan kelas sambil membawa tumpukan buku yang digunakan untuk mengajar tadi.

Harsa sedang sibuk dengan buku agenda tugasnya. Harsa itu anak yang hati hati, dia takut sekali melupakan sesuatu kecil seperti tugas ini. Makanya dia membuat sebuah buku agenda menggunakan notebook kecil berwarna hitam. Setiap tugas apapun akan ia tulis dibuku itu, lengkap dengan tanggal pemberian dan pengumpulan tugas. Bahkan Harsa juga meminta tanda tangan guru pemberi tugas agar ia bisa menandai bahwa tugas itu sudah dikerjakan.

Taraka dan Renzo sedang menumpu dagu mereka dengan malas, guru dan sebagian murid sudah keluar. Masih ada sebagian yang didalam untuk sekedar mengistirahatkan otak yang habis mengepul karena pelajaran tadi.

"Na, kita kelompok berapa ya? Lupa gue." Tanya Harsa kepada Nararya yang menjadi teman sebangkunya.

"Kelompok 3," Jawab Nararya, dia sedang menunggu Harsa selesai dengan buku agendanya.

Taraka dan Renzo yang duduk tepat dibelakang mereka langsung menghampiri meja Nararya dan Harsa.

"Bikin video di rumah siapa kita?" Tanya Renzo, Nararya dan Harsa mendongak menatap Renzo.

"Rumah gue?" Taraka menyahut menunjuk dirinya sendiri, Taraka selalu menjadi sasaran jika ada tugas video seperti ini karena dia adalah salah satu teman Harsa yang keadaannya cukup berada.

Harsa menggeleng, "Jangan, masa dirumah Lo mulu. Ga enak kita jadinya, dirumah gue aja mau ga?" Tawar Harsa pada teman temannya itu.

"Santai aja kali Har, kaya sama siapa aja." Sahut Taraka.

Nararya lalu mengangguk setuju, "Boleh aja selama ga ngeganggu, Lo berdua setuju ga Ren, Tar?" Tanya Nararya meminta persetujuan Renzo dan Taraka, mereka kompak mengangguk.

"Yaudah, besok jam 7 malem ya dirumah gue." Final Harsa,  teman temannya mengacungkan jempol dengan mantap.



"Hati - hati ya Lo semua!" Harsa melambaikan tangannya kepada teman temannya yang sudah menjauh dari rumahnya.

Tanpa menunda waktu, Harsa masuk kedalm rumah sederhana miliknya. Rumah yang ukurannya tidak terlalu besar pun tidak terlalu kecil itu menjadi tempat memori kecilnya. Harsa boleh saja pernah berkunjung ke tempat indah yang melebihi rumahnya. Namun sejauh apapun Harsa berjalan, rumah itu selalu menjadi tujuan.

JAKAHARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang