JAKAHARSA - O4

838 92 11
                                    








Jaka bergegas pulang ketika shift kerjanya sudah selesai, kali ini tidak ada hambatan apapun dalam kepulangannya. Dia segera melajukan motor maticnya itu membelah jalanan Jakarta yang cukup padat. Untungnya, kepadatan itu tidak berlangsung lama.

Motor Jaka lalu berhenti di sebuah sekolah SMA, sekolah yang dulu adalah sekolahnya juga. Matanya menyipit, mencari keberadaaan seseorang. "Mana ya, Mbull? kok belum keluar sih," Monolognya kepada diri sendiri.

Jaka menunggu sekitar 15 menit di depan fotokopian yang letaknya agak jauh dari sekolah itu. Tujuannya agar Harsa tidak mengetahui dirinya yang diam diam selalu mengikuti Harsa ketika pulang sekolah.

Akhirnya, dua buah motor keluar. Diatas motor itu terlihat Harsa dan teman temannya tertawa ria sambil bercanda. "Baguslah kalau dia punya temen yang baik."

Jaka tersenyum, lalu segera menyusul adiknya itu dengan kecepatan yang pelan.

drrrtt drrrtt

Baru saja ia berkendara, telponnya berbunyi. Ia kembali menepikan kendaraannya di sisi kiri jalan. Dan mengangkat telpon itu.

"Halo Dik, kenapa?"

"Halo Jak, gue sama temen temen mau ngerjain skripsi dirumah Lo boleh ga? soalnya buntu banget kalo ngerjain sendiri sendiri, nanti biar gue deh yang bawa cemilannya. Boleh ya ya yaa?"

"Alahh, bilang aja Lo pada mau ngerjain dirumah gue biar nanti kalo ada yang salah bisa gue koreksi kan?"

"Nah, emang ga ada abisnya ya orang pinter. Yaudah nanti gue sama yang lain kesana, bye Jak!"

"Eh Jam berapa Lo—"

Sambungan terputus begitu saja, Jaka baru ingin menanyakan perihal jam berapa mereka akan kerumahnya. Jaka hanya bisa tersenyum menghadapi tingkah teman temannya itu. Jaka tidak pernah keberatan untuk teman temannya yang ingin main ke rumah.

Mama pun begitu, dia tidak pernah tidak mengizinkan ketika teman dari salah satu anaknya main berkunjung. Asal tidak melakukan hal yang diluar batas.





Hari yang mulai sore itu membawa seorang anak remaja pulang ke rumahnya dengan langkah gontai, Dia Harsa sedang berjalan dengan lesu ke rumahnya. Netranya menatap seorang wanita yang tumben tumbenan menyiram tanaman yang berada di depan rumahnya.

"Eh udah pulang kamu?" Tanya Mama kepada Harsa.

Harsa hanya menatap malas Mamanya itu, kalau dia belum pulang lantas siapa yang berada di depannya itu. "Udah Ma," Jawab Harsa, lalu seperti biasa mencium tangan Mamanya.

Dia terduduk di lantai teras rumah sambil bersender pada tembok yang menjadi penyangga rumahnya itu. Matanya melihat betapa cantik dan anggunnya Mama pada saat menyiram bunga.

"Kamu nanti jadi kerja kelompoknya, Har?" Tanya Mama memastikan.

"Iya jadi lah, Ma. Mama tau ga, tuh bapak mapel ngeselin. Masa dikasih tugas kemaren, lusanya suruh ngumpulin. Mana banyak banget lagi, Harsa nih walaupun kata orang orang Harsa tuh pinter, Harsa juga gak kuat kalau di kasih tugas sebanyak itu." Cerocos Harsa tanpa henti, membuat Mama terkekeh geli melihat ocehan Harsa.

"Harsa, hidup itu tinggal kamu jalanin. Kalau ada tugas ya kerjain, kalau capek ya istirahat. Jangan banyak ngeluh, dunia emang begini. Semakin kamu diatas, semakin banyak tantangan. Coba kalau kamu ga dikasih banyak tugas, mana bisa kamu ngerti pelajaran. Jadi apapun itu, cukup ambil hikmahnya. Oke?"

JAKAHARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang