NAKESYA

3 2 0
                                    

"LINTANG!"

Teriakan seseorang membuat pelukan Lintang dan Nakesya terlepas. Lintang menatap dua laki-laki yang sudah sejak lama menjabat sebagai teman nya,

"Hallo Nakes," sapa seseorang yang kerap di sapa dengan nama Regi. Siapa yang tidak kenal dengan pria ini? Semua orang kenal kali, itu pun karna gelar yang melekat di dirinya. "Regi si cowok rempong,"

"Nakes-Nakes, nama gue Nakesya! Lu kira apaan dah nama Nakes-Nakes," ketus Nakesya menatap Regi sinis.

"Ck elah, trus gue panggil apaan? Bagong? Eh, btw tu muka bonyok kenawhy?" Tanya Regi kepada Nakesya saat melihat muka Nakesya yang sembab.

"Bener-bener lu yah!! Kalau aja tangan gue kagak sakit, udah habis lo sama gue." Ucap Nakesya berusaha menahan emosinya.

"Yee masa bodo." Jawab Regi dengan gayanya yang bisa di bilang lebay, atau alay atau apa lah.

"Si Nakesya kenapa Tang?" Tanya Gery, dia juga merupakan teman dari Lintang. Gery memiliki sikap yang sama dengan Lintang, terlalu dingin. Beda dengan Regi,

"Gue juga ga tau, dia belum cerita." Jawab Lintang, Gery hanya mengangguk-angguk mengiyakan.

"Lintang! Bini lo kagak punya perasaan yah, gue di katain jomblo karatan! Ya tuhan, gue berasa di rendahin." Ucap Regi teriak kepada Lintang uang tengah berdiri bersama Gery.

"Ga usah ngadu lu ama Lintang. GA ADA KOK! GUE CUMAN BILANG, REGI GANTENG PACAR NYA IRBEL!! irabelek," ucap Nakesya teriak dan sedikit berbisik di awal dan ujung kalimat.

"Irbel siapa sya?" Tanya Lintang.

"Itu loh, anak culun di kelas 11 mipa 5." Jelas Gery. Lintang yang mendengarpun langsung tertawa mendengar ucapan daru Gery.

"Kan! Lu cari gara-gara mulu sama gue!! Taulah, males gue ladenin emak-emak kepala batu!" Ucap Regi langsung menghindar dari Nakesya.

"Dih, ngambekan lu!" Ucao Nakesya di iringi kekehan kecil.

Mungkin kah ini awal kehidupan Nakesya, atau malah kebahagiaan sementara yang akan membawanya menuju kehidupan yang sebenarnya?

***

"Lah, kok aku bisa sekelas sama kamu sih sya?! Males banget kalau harus ketemu kamu setiap hari, ga di rumah ga di sekolah." Ucap Nafisya kepada Nakesya yang baru saja sampai di depan Kelas.

"Jangankan lo, gue pun jijik liat lo setiap hari. Mending lo pindah kelas deh, karna di sini bukan kelas untuk tante-tente kek lo!" Ucap Nakesya dan langsung masuk ke kelas.

Nafisya yang di bilang tante-tente pun tak terima, tangan nya mengepal sempurna. Ingin rasanya dia memukul Nakesya, tapi tak bisa. Dia harus bersabar sampai datang waktu yang tepat.

"Gue pastiin ga bakalan lama," batin Nafisya.

Dengan cepat Nafiaya berusaha mengubah ekspresi wajah nya kembali dan berjalan memasuki kelas. Di lihatlah Marsa dan Mita tengah berbincang-bincang dengan Nakesya. Dia langsung menghampiri mereka,

"Hai!" Ucap nya dan langsung duduk di sebelah Marsa. Mita dan Nakesya menatap malas ke arah Nafisy, seolah-olah wanita ini adalah perusak!

"Eh, hai." Sapa Marsa dengan senang.

"Lo dari mana aja?" Tanya Marsa kepada Nafisya. Sedangkan Nakesya dan Mita hanya menatap mereka malas.

"Ga ada, aku tadi habis dari toilet." Ucap Nafisya yang di respon anggukan oleh Marsa.

"Hem, kalian lagi ngomongin apa?" Tanya Nafisya.
Mita yang sudah merasa jijik langsung saja mengelurkan unek-unek nya.

"Terserah kita mau ngomongin apa, yang jelas ga ada urusan nya sama lo." Ketus Mita, sebenarnya dia sudah malas dengan Nafisya saat pertama kali bertemu.
Nafisya tersenyum kecut, hilang sudah nyalinya.

NAKESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang