4. Kita yang terikat
Setelah berpamitan pada Bram, Devan, dan memeluk Rana sebelum pulang ke rumah, Kayra memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu. Malam ini yang berjaga di rumah sakit Bram bersama Devan. Kayra disuruh Bram pulang ke rumah untuk beristirahat. Bram juga menyuruh Laksa untuk menginap di rumah nya agar bisa menjaga Kayra. Awalnya Kayra ingin menolak, tetapi karena situasi yang kurang memungkinkan akhirnya ia hanya bisa pasrah dengan permintaan Papanya itu.
Kayra kembali membuka matanya. Matanya melirik jam dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul dua malam. Kayra merasa haus sekali sekarang, tangannya meraih gelas di atas meja tetapi sialnya ternyata gelas itu kosong. Kayra menghela nafas panjang, ia berjalan keluar kamar.
Kayra menuruni anak tangga, matanya menangkap Laksa yang tengah tertidur dengan menyenderkan kepalanya di bahu sofa. Kayra menaruh gelas yang di atas meja lalu berjalan masuk ke dalam sebuah kamar yang ada di sebelah ruang tamu. Tak lama Kayra kembali dengan membawa bantal dan juga selimut, lalu dengan perlahan Kayra merubah posisi Laksa dan menyelipkan bantal tidur agar kepala laki-laki itu tidak sakit.
Kayra menahan nafas saat melihat tubuh Laksa yang bergerak. Laksa seperti menjadi posisi tidur nyaman nya. Setelah tidak ada pergerakan dari Laksa, Kayra menghela nafas lega. Kayra menarik selimut yang sudah ia ambil, lalu tangan nya bergerak menyelimuti laki-laki itu hingga menutupi dada bidang nya.
Kayra berjongkok, ia meneliti setiap inci wajah Laksa. Alis tebal, hidung mancung, bulu mata lentik, rahang yang mengeras membuat laki-laki itu terlihat tampan. Kayra tak munafik, ia mengakui jika laki-laki yang sedang tertidur itu memang tampan seperti banyak dibicarakan para gadis di sekolah nya. Tapi bentar, apa ia bilang barusan? Laksa Tampan? Rasanya sudah gila jika Kayra mengakui itu semua.
Kayra terkejut saat melihat kalung yang dipakai Laksa, tetapi yang menarik perhatiannya adalah liontin dari kalung itu yang merupakan cincin pertunangan mereka. Tunangan? Ya, Kayra dan Laksa memang sudah bertunangan sejak satu satu yang lalu. Pertunangan itu berawal dari perjodohan konyol yang dibuat oleh kakek mereka. Disana tertulis, jika cucu mereka merupakan laki-laki dan perempuan, maka akan dijodohkan, dan sialnya Kayra harus menerima perjodohan konyol itu karena ia merupakan cucu perempuan tunggal dari keluarga Alvarendra, sedangkan Laksa sama seperti Kayra yang juga merupakan cucu tunggal dari keluarga Alezandro.
Karena perjodohan terpaksa itu, Kayra harus merelakan hidup nya yang harus terikat oleh Laksa. Kayra tidak habis pikir dengan kakek nya kenapa harus membuat perjodohan konyol itu di jaman yang serba modern seperti sekarang. Kayra ingin menolak tetapi karena mengingat itu adalah wasiat terakhir kakek nya sebelum menghembuskan nafas terakhir, akhirnya Kayra terpaksa menerima.
Tak ada yang tahu tentang pertunangan dirinya dan Laksa yang sudah berlangsung satu tahun yang lalu itu. Pertunangan itu hanya di hadiri oleh kerabat dekat dan keluarga inti saja. Para sahabat Kayra pun tidak mengetahui pertunangan itu. Baik Kayra maupun Laksa memilih merahasiakan semua dari sahabat mereka. Kayra juga berpesan pada Devan agar laki-laki itu juga ikut menjaga rahasia nya.
Kayra selalu menatap Laksa benci, marah, kesal, dan juga kecewa. Sebenarnya ia bukan marah pada laki-laki itu, tetapi ia marah dan kecewa dengan takdir hidup nya yang begitu rumit. Kayra sama sekali tidak mencintai Laksa, ia hanya mencintai Rey sekarang. Rey adalah cintanya, bukan Laksa. Cintanya benar-benar ia habiskan di sosok Reynald Giffari itu.
Karena terlalu sibuk dengan rasa kecewa nya, karena sampai tidak sadar jika Laksa selalu memakai cincin pertunangan mereka. Bahkan sampai menjadikan cincin itu sebagai liontin kalungnya. Kayra tidak tahu mengapa Laksa begitu menerima perjodohan mereka dengan lapang dada, bahkan laki-laki itu tidak pernah menolak sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN [ ON GOING ]
Teen FictionIni cerita Tentang Kita. Semua yang kita alami akan terangkum nyata disini.