Bab 1

15 1 0
                                    

Bab 1

        Setelah liburan semester yang panjang, hari ini aku berangkat kuliah di semester 7. Dan hari ini aku memakai gamis hijau toskah dengan dibalut kerudung berwarna hijau muda. Ya terkesan mencolok sih, tapi aku suka warna hijau bahkan hampir setiap hari aku selalu memakai kerudung berwarna hijau, dari mulai warna hijau muda, hijau tua, hijau army, hijau toska ya semua warna hijaulah aku pakai. Sampai teman-teman banyak yang bilang katanya aku itu penggemar Nyi Roro Kidul karena suka warna hijau. Padahal aku_suka warna hijau karena warna hijau itu warna yang tentram dan damai menurutku. Entahlah, aku juga tidak paham kenapa aku begitu suka warna hijau. Intinya kalau kita suka sesuatu tidak butuh alasan apa pun, kan?

                ****

Saat tiba di kampus aku pun langsung duduk di kelas menatap jendela yang  menghadap  ke arah jalan. Entah kenapa pikiranku hanyut ke masa-masa indah saat bersama Farhan. Rasanya sulit diungkapkan, tapi ya aku tahu cinta memang tidak bisa dipaksakan, sekalipun aku mencintainya kalau dia mencintai orang lain, aku bisa apa?

"Salsa," terdengar suara Reina yang tidak asing di telingaku. Aku pun langsung menengok ke belakang.

"Iya Rei, ada apa?" jawabku datar.

"Loh, loh kenapa ini kok pagi-pagi sudah ngelamun sih?”

“Wah jangan-jangan ngelamunin buaya cap kaki tiga ya?”

"Hah, emang ada buaya cap kaki tiga?” timpalku yang masih penasaran.

"Ya ada... noooh, yang ada kakinya.” Tangan Reina langsung menunjuk ke seseorang yang sedang lewat depan pintu.

"Hahaha, apaan si Rei, Sotoya banget si kamu." jawabku yang agak kesal.

"Iya kan bener, Sotoya apa lagi?”

“Maksud kamu sotonya Bu yaya?”

"Bukaaaan Reina, gak tau aah pusing, susah ngomong sama kamu mah, bikin orang esmosi aja tau."

"Hah apa? bikin orang erosi, wiiih mantap, Aku suka, Aku suka (nada mei-mei upin-ipin).

" Astagfirullah, harus banyak-banyak baca istighfar ngomong sama kamu mah"

" Ya Alhamdulillah atuh Sa, ada faedahnya ngomong sama Aku mah, setidaknya ngomong sama Aku kamu bisa baca istigfar untuk menghapus dosa, iya kan?"

"Iya, iya,” jawabku sambil menghela napas.

“Hari ini benar-benar buat Aku jengkel, kenapa harus ketemu Farhan lagi si?  Kirain Aku tadi yang lewat depan pintu itu orang lain, eeeh ternyata Farhan, tahu sendirikan kalau sudah lihat Farhan Aku jadi kepikiran dia terus. Reina, kenapa tadi kamu ngasih tahu Aku kalau ada Farhan? Sudah siap-siap nanti malam aku tidak bisa tidur karena terbayang-bayang wajahnya. Aaah, siaaal!”  gerutu ku dalam hati.

                  *

          Entah kenapa hari ini dosen-dosen tidak ada yang masuk kelas? Mungkin karena sibuk rapat atau karena ada keperluan di luar, jadi hari ini jam mata kuliah kosong semua. Karena tidak ada dosen, aku dan Reina pun bergegas untuk meminjam buku di perpustakaan karena banyak tugas yang belum di kerjakan.

      Setelah sampai di depan perpustakaan aku tak sengaja melihat sosok laki-laki yang tak asing bagiku. Mata Kami pun tak sengaja saling bertemu, dia menatapku beberapa detik dan aku pun langsung menundukkan pandanganku.

"Sial! Kenapa juga harus bertemu  lagi Dia di sini?” Gerutuku dalam hati.

Setelah masuk ke perpustakaan aku dan Reina pun langsung mencari buku dan meminjamnya. Setelah selesai, aku langsung pulang ke rumah. Sepanjang jalan aku terus terbayang wajah Farhan. Entah kenapa? Memikirkannya seperti hobi baru bagiku. Padahal Farhan adalah orang yang paling menyakitiku, tapi kenapa aku susah melupakannya? Benar apa kata orang-orang, kalau cinta pertama itu paling susah dilupakan, apalagi banyak kenangan-kenangan indah yang susah dihapus dari memori ingatan.

Apakah Ini Takdirku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang