Bab 5 Mengapa harus dia?

22 1 0
                                    

     Hari liburku, masih dengan rutinitas yang sama, entahlah aku manusia apa bukan ya? Yang tak pernah bosan dengan rutinitas yang selalu sama, tidak pernah goyah diterpa musim hujan dan musim panas(emang apa akunya, rumput kali ya✌️ yang selalu tahan cuaca) rutinitasku ya itu-itu saja, aku tidak pernah keluar dari zona nyaman. Ya gimana mau keluar? Orang sudah nyaman. Jangankan rutinitas, kalau perasaan sudah nyaman saja susah berpalingnya 'kan?
    Ya mungkin menurut sebagian orang hidupku terlalu membosankan, dan tidak ada yang spesial, tetapi aku sangat menikmatinya. Cara bahagia orang mungkin berbeda-beda, ada yang bahagia karena diam-diam mencintai, ada yang  bahagia karena jalan-jalan sama pasangannya (yang jomblo jangan sedih ya, kita satu server wkwk) ada yang bahagia karena diam-diam stalking si doi, ada yang bahagia nonton komedi, atau baca cerita lucu, ada yang bahagia karena kumpul bersama keluarga atau orang tercinta, satu lagi, ada yang bahagia karena ditraktir makan seblak, bakso, mie ayam dkk(waah bukan bahagia lagi tapi bahagia pake banget ini mah, kalau ditraktir makan tuh serasa ada seneng-senengnya gimana gitu, iya kan? Hayooo ngaku, kalau enggak, tak timpuk nih pakai uang, wkwk🤣). Intinya kebahagian itu tidak bisa diukur dengan penilaian kita terhadap orang lain. Mereka bahagia dengan caranya sendiri. So, nikmati saja bahagiamu sebelum datang masa sedihmu. Tidak semua hal di dunia ini bisa diukur dengan standar kita, semuanya punya porsinya masing-masing, kita hanya cukup menjalani apa yang semestinya dijalani.

***
Dreet ... dreet ... dreet ....
  
Suara notifikasi ponselku berbunyi, kuambil ponsel di atas nakas. Kulihat pesan masuk dari Farah.

Farah
Pagi, kakak Ipar?🥰

         Udah sarapan belum?

Kalau belum, yuk sarapan bareng?

       Sekalian aku pengen cerita sama kakak, pentiiing!!!
       
Pokoknya kakak harus ke rumah sekarang, TITIK ENGGAK PAKE KOMA!

     Di tunggu ya, kalau Kakak nolak berarti Kakak cinta banget sama Kak Azmi

      kalau setuju berarti lebih-lebih cintanya. Wkwk🤣

Me
MOHON MAAF, NOMOR YANG ANDA CHAT SEDANG SIBUK, SILAHAKAN TINGGALKAN PESAN😂

FARAH
Iiih Kakak, jangan gitu, kan akunya jadi mengsedih, sedih 3x(nada Upin-Ipin)

      Nih Kak, kalau Kakak enggak ke sini

aku bakal bilangin nih ke Kak Azmi, kalau Kakak diam-diam mencintai dan mengagumi

dan sangat senang dijodohkan sama Kak Azmi 😎
Me
ASTAGFIRULLAH, KAMU PENJAHAT, YA, KOK  SUKA NGANCEM  GITU SIH, iiih takuuut😂

Setelah mengirim pesan singkat, aku langsung  bergegas pergi ke rumah Tante Dewi. Setelah sampai di depan pintu, aku mengetuk pintu tiga kali dan mengucapkan salam. Terdengar suara jawaban salam dari dalam rumah.

"Silahkan masuk Kakak Ipar?" jawab Farah sambil tersenyum.
Aku pun masuk dan berdiri di dekat sofa.
"Iih kakak kok malah berdiri di situ, ayoo pergi ke kamarku, aku mau cerita penting sama Kakak."

Aku pun berjalan mengikuti Farah dari belakang.
Setelah masuk kamar, aku melihat dekor kamar yang indah, memang dari dulu Farah tidak berubah, ia selalu suka keindahan, bahkan kamarnya ia sulap jadi seindah ini. Kulihat ada tulisan kaligrafi di dinding atas kamarnya, dan di penuhi gambar lukisan yang terpajang rapi di tembok. Bukan hanya itu, ada foto polaroid  juga yang di pajang dekat meja belajarnya. Saat kulihat foto-foto disana, ternyata ada foto kami berdua saat masih kecil. Aku pun tertawa kecil melihatnya. Setelah melihat-lihat  foto, Farah pun mempersilahkan aku duduk di atas kasur.

"Kak, aku pengen cerita penting sama Kakak? Sambil menatap ke arahku."
"Iya mau cerita apa?"
"Kak, aku udah punya calon suami," ucapnya tersipu malu.
"Hah, serius? Dia orang mana? Kuliah di mana? Kakak kenal enggak?" tanyaku yang masih penasaran.
"Iya Kakak Ipar, serius!!! Dia masih orang daerah sini, dia kuliah di UGM, tapi tahun depan lulus S2. Dia niatnya mau ngelamar aku setelah lulus S2," ucap Farah sambil tersenyum dengan wajah yang penuh bahagia. Farah pun melanjutkan ucapannya,
"dia itu waktu di pondok, diajarnya sama Kak Azmi, Kak, tapi gak tau dia kenal enggak, ya, sama Kakak? Coba entar aku mau nunjukin fotonya." Farah pun membuka layar ponselnya kemudian membuka galeri, di sana ia mencari foto calon suaminya. Setelah beberapa detik ia pun menemukan foto calon suaminya di galeri dan menunjukkannya padaku.
"Ini, Kak, calon suami aku," ucap Farah sambil memperlihatkan fotonya.
     Cleeb ... seperti ada sesuatu yang menusuk tubuhku dengan benda tajam. Sungguh ini benar-benar menyakitkan.
"Ya Allah kenapa harus dia yang jadi calon suami Farah? Kenapa ya Allah? Ya Allah aku tidak ingin luka lama ini terulang kembali, aku sudah berusaha untuk mengikhlaskannya, tapi kenapa ya Allah dia harus muncul lagi dan menjadi pasangannya Farah, calon adik ipar aku." Mataku mulai memerah, air mata sudah mulai tidak bisa dibendung, batinku terus bergemuruh, detak jantungku semakin tidak beraturan, badanku lemas saat melihat foto Farhan di ponsel Farah.
Tanpa basa-basi aku langsung izin pamit, dan mencari alasan agar bisa menghindar dari Farah. Sungguh air mata ini sudah tidak bisa ditahan, saat keluar rumah, air mataku sudah berjatuhan. Aku menangis sambil melangkahkan kakiku keluar gerbang. Tepat saat aku hendak keluar gerbang, kulihat Si Manusia Es sedang menuju gerbang sambil membawa tas belanjaannya.
" Aaah, SIAL!!! Kenapa harus ketemu dia disaat yang tidak tepat, si," gerutuku dalam hati.
Aku pun langsung berlari terbirit-birit seperti orang yang sedang dikejar-kejar makhluk astral. Benar-benar hari yang melelahkan dan menyakitkan, aku takut Si Manusia Es berpikiran aku takut karena melihatnya tadi. Entahlah sekarang pikiranku benar-benar sedang kacau balau, aku langsung masuk ke rumah dan merebahkan tubuhku di atas kasur.


 
TBC

Yuk kasih votenya 🌟 biar penulis bisa semangat melanjutkan tulisannya.
Jangan pelit votenya ya, karena dengan dukungan para pembaca, penulis akan semakin semangat menulisnya 🙏
Terima kasih🙏
Happy reading 😊

Apakah Ini Takdirku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang