Penangkap Mimpi

1.3K 226 38
                                    

Aroma cat akrilik menusuk indra penciuman kala Yuuji melangkah masuk ke ruang club. Beberapa hari berlalu sejak terakhir kali ia menginap di kediaman Satoru tak ada lagi tegur sapa, Satoru melupakan Yuuji begitu saja, seolah mereka memang tak pernah bertemu.

Satoru sibuk dengan lukisannya, mengabaikan Suguru yang membereskan peralatan lukis, iris hitamnya fokus hingga tak menyadari Yuuji sudah berdiri dihadapannya.

"Sore kak Geto" sapa Yuuji ramah.

Yang di seberang berdecih tak lama setelah Yuuji bersuara. Kemudian dia berujar, "Cari muka"

"Oh, sore Yuuji" Satoru menoleh cepat tepat setelah Suguru menyebut nama depan adik kelasnya.

"Sedang apa kak Geto ?"

"Membereskan ini, setelah itu mau membuat kerajinan tangan" jawabnya.

Yuuji duduk di kursi kosong yang berada disamping Suguru, kedua tangan si surai hitam sibuk menyiapkan beberapa barang yang akan ia gunakan. Beberapa gulung benang, kayu tipis dan banyak lagi.

"Mau buat apa dengan barang-barang ini ?" Yuuji mengangkat salah satu kayu tipis yang telah dibentuk jadi lingkaran.

"Dream catcher, aku mau memberi hadiah" ujar Suguru seraya tersenyum teduh.

"Katanya dream catcher bisa menangkap mimpi baik, dan membuang mimpi buruk" sambung Suguru. Dengan telaten ia membuat kerajinan tangan dari suku Indian tersebut. Beberapa benang ia lilitkan pada lingkaran yang terbuat dari potongan kayu, membuat pola-pola, dan memberi hiasan gantung.

Iris hazelnut si adik kelas terus memperhatikan Suguru, tatapan berbinar Yuuji mengundang kekehan kecil Suguru.

"Tapi aku tidak percaya. Aku membuat ini karena tidak tau ingin memberi hadiah apa pada kedua adikku"

"Kak Geto sangat keren ! Ajarkan aku membuatnya" senyuman sumringah Yuuji mendatangkan respon baik dari Suguru.

Canda tawa menghiasi kegiatan kedua orang tersebut, sesekali Suguru memegang tangan Yuuji untuk membantunya menyempurnakan dream catcher buatan Yuuji. Satu tangannya ia lingkaran dibelakang punggung Yuuji, si adik kelas tidak menyadari kalau itu hanyalah cara Suguru mengambil kesempatan.

"Begini kak ?" tanya Yuuji.

"Kau harus melilitkan ke sini" tangan kirinya menggenggam jemari Yuuji, ia menuntun tangan si adik kelas untuk membenarkan lilitan pada kayunya.

Kini wajah Suguru tepat di samping Yuuji, helaan napas Suguru pun bisa dirasakan oleh Yuuji. Lagi-lagi pemuda bersurai merah muda itu tak merasa keberatan, berbeda sekali dengan si pemuda berkacamata yang menonton mereka bak film romansa picisan.

"Apa-apaan si bangsat itu" gusar Satoru.

Ia tidak menghampiri, cuma memantau dari kejauhan. Mau ditaruh mana mukanya kalau terlibat perasaan dengan si korban perundungan.

"Woah akhirnya jadi !" seru Yuuji kala kerajinan miliknya telah selesai.

Suara gesekan kaki kursi dan lantai mengagetkan Yuuji dan Suguru, Satoru bangkit dari duduknya, menatap kedua orang itu intens.

"Aku mau cari angin dulu" wajah masam Satoru mengundang tanya.

Yuuji tidak tau kenapa raut wajahnya tampak menahan emosi, barangkali karena ia jenuh dengan pekerjaannya jadi Yuuji tak ambil pusing. Yuuji kembali melanjutkan kegiatannya, setelah ia benar-benar menyelesaikan dream catcher itu, maka ia bisa memberikan barang unik itu pada temannya.

"Suasana hatinya buruk lagi" Suguru memilih tak acuh dengan sahabat karibnya.

Sikap dingin Satoru bagai makanan hari-hari baginya. Dan ia bisa menebak kali ini Yuuji jadi alasan utama sikapnya kekanak-kanakan lagi. Ia ingin sekali melihat kedua temannya berbaikan dan akrab, tapi dihati kecilnya Suguru sedikit tidak rela jika Yuuji terlalu dekat dengan Satoru. Ia menyimpan rasa pada pemuda bersurai berantakan itu, memang aneh karena biasa yang ia kencani hanya lawan jenis saja. Tapi Yuuji bisa memikat hati seorang playboy cap kakap sepertinya.

Iridescent [Goyuu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang