Keliru

1.1K 197 8
                                    

Terpaan angin hangat melambaikan helaian surai merah muda, iris hazelnut nya melirik ke kanan dan ke kiri. Pemuda yang ia nanti-nanti belum juga tiba di tempat janji temu, padahal sudah lima belas menit Yuuji menunggu. Ruang klub juga sudah ia tutup, tidak tahu ke mana sang ketua club pergi, sedari tadi hanya angin yang berhembus jadi teman bicara.

"Itadori" teguran itu membuatnya menoleh. Nanami, sang ketua OSIS yang kini tengah berdiri tepat di belakangnya.

"Oh aku lupa" janji beberapa waktu lalu lupa ia tebus.

"Kami berhasil mendapat peringkat dua. Maaf karena keegoisan ku, tapi beri kami kesempatan lagi. Aku sangat ingin membangkitkan klub ini lagi" pinta Yuuji.

Reaksi berlebihan Yuuji membangkitkan senyuman tipis Nanami, belum diberi tahu malah mengambil opini sendiri, padahal tujuannya ke sana bukan untuk menutup klub mereka.

"Siapa bilang aku akan menutup klub kalian, aku kemari untuk mengucapkan selamat."

Kedua manik mereka bertemu, Yuuji tak pernah tahu jika kakak kelasnya yang satu ini memiliki sikap ramah. Beberapa stigma buruk sering beredar lantaran wajah dingin dan sikap tak acuh sang ketua OSIS.

"Terima kasih kak" balas Yuuji dengan senyuman.

"Ngomong-ngomong, kau menunggu siapa?" kedua alis Yuuji terangkat naik, ia baru ingat kalau tengah menanti seseorang.

"Kak Gojo, katanya mau ke rumah sakit bersama, tapi belum muncul juga dari tadi"

"Tadi aku melihatnya pulang dengan seorang gadis. Mereka terlihat bertengkar kecil, lalu Gojo membawanya pergi" penuturan Nanami mengejutkan Yuuji, pasalnya ia sama sekali tak dikabari akan ditinggal seperti ini.

"Kau tidak diberitahu?" Yuuji menggeleng. Tidak biasanya, tapi kalau diingat-ingat lagi, Satoru memang selalu bertingkah sesukanya. Yuuji menunduk ragu, senyum kecut terukir dibibir berisinya, agak kecewa mendengar berita itu dari orang lain, apalagi Satoru pergi bersama seorang gadis.

Tunggu, kenapa hatinya jadi resah. Selama ini Yuuji yakin tak menaruh harapan lebih pada si kakak kelas labil itu.

"Mau pulang bersama?" tawaran Nanami dibalas anggukan Yuuji. Biarkan Satoru bersenang-senang dengan gadis itu, toh ini juga bukan masalahnya. Ia cuma kesal karena sama sekali tak diberitahu dan ditinggalkan begitu saja.

.
.

Kakinya melangkah menyusuri koridor sepi, seorang gadis yang berdiri di dekat pintu masuk rumah sakit Yuuji hampiri. Gadis itu adalah Shoko, Yuuji menepuk bahunya pelan, tatkala Shoko berbalik gadis itu sedang menangis.

"K-kenapa menangis???" tanya Yuuji kebingungan.

"Aku mau istirahat" bibirnya melengkung ke bawah, Shoko sedang menahan rasa kesalnya.

"Kalau begitu jangan menangis, kita istirahat dulu"

"Mobilku disita ibu" Yuuji tersenyum ketir, langi-lagi ibu dan anak ini bertengkar. Hal biasa baginya melihat pertengkaran mereka, apalagi sesekali ibu Shoko datang untuk mengunjungi Yuuji.

"Aku temani, kita cari tempat makan disekitar sini saja"

"Malas jalan, kaki ku pegal sekali"

"Sini biarku gendong" Yuuji berjongkok, melirik ke belakang sembari menunggu Shoko menyetujui tawarannya.

"Hehe terima kasih Yuuji" tanpa menunggu lama, Shoko naik ke gendongan Yuuji. Mereka pun pergi mencari tempat makan malam yang tenang, memang tujuan Yuuji kali ini hanya menjemput Shoko saja.

Saat ingin mengunjungi bibi panti, ia melihat Satoru dan seorang gadis sedang berbicara serius. Yuuji memilih tidak mengganggu mereka dan beranjak pergi, hingga di lantai bawah ia menemukan Shoko sendirian.

Iridescent [Goyuu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang