Sehangat Mentari

1.3K 225 40
                                    

"Kak Gojo kenapa ?" monolog Yuuji.

Setelah makan malam usai, Satoru mengusirnya dari ruang makan. Satoru menyuruhnya tidur di kamar yang berada di seberang kamarnya. Yuuji tidak tau kenapa sikap Satoru sangat aneh, tapi ya sudahlah yang penting ia bisa tidur tenang malam ini.

Suara decitan lantai kayu tak membangun Yuuji, pintu dibuka perlahan, menampakkan iris biru kristal yang tengah mengintip, tangan kanannya menahan pintu agar tak terbuka lebar.

"Ssst" panggilnya.

Yuuji sama sekali tak terusik, Satoru melangkahkan kakinya mendekati kasur Yuuji.

"Sudah tidur ?" tanya Satoru, kakinya menendang pelan tubuh Yuuji yang tertidur lelap.

Tak ada respon sama sekali, bocah merah muda itu sudah bahagia di alam mimpi. Ini kesempatan Satoru, ia sukar untuk jujur pada Yuuji, kalau dirinya tak bisa tidur sendiri malam ini. Beberapa waktu Satoru tidak bisa memejamkan matanya sampai pagi, ingatan buruk terkadang menghantui dirinya.

Satoru membaringkan tubuhnya di samping Yuuji, ia memberi sedikit jarak agar mereka tidak bersentuhan, gengsi katanya.

Iris biru kristalnya fokus memperhatikan wajah tidur Yuuji, menjengkelkan mengakui ini tapi wajah Yuuji sangat menenangkan dirinya, padahal bibir itu tidak berkata apapun. Netranya menutup, karena Yuuji malam ini ia bisa tidur tanpa merasa gelisah lagi.

Gorden kamar digeser, ruangan gelap kini jadi terang akibat cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Aroma nutty mengusik tidur Satoru, cahaya matahari juga menyilaukan matanya yang masih terpejam.

Cahaya berpendar kala irisnya terbuka, aroma ciri khas kopi bernuansa rasa kacang itu menyapa indra penciuman Satoru. Siapa yang membuatkan dirinya kopi pagi-pagi begini, mustahil itu Suguru.

"Pagi kak Gojo"

"Aduh" ucap kompak keduanya.

Satoru terkejut saat Yuuji sudah berada tepat didepan matanya, pemuda itu berniat membangunkan malah mendapat hantaman kepala sang kakak kelas. Tangannya mengusap dahi yang terbentur, Yuuji juga mengalami hal sama karena keterkejutan Satoru.

"Mengagetkan saja"

Yuuji duduk di tepi ranjang, memandangi Satoru yang memegangi dahi. Diusapnya surai putih itu kebelakang, wajah ciri khas bangun tidur tak membuat ketampanannya luntur, kacamata yang biasa bertengger menutupi iris indah itu kini tak ada, ditambah pencahayaan dari jendela menambah aura menawan si pemilik rumah.

"Kak sarapan dulu" tawar Yuuji.

"Kenapa kau di sini ?" bukannya menjawab ia malah mengajukan pertanyaan.

"Harusnya aku yang nanya, ngapain kak Gojo tidur di sini ? Kan kamar kak Gojo di seberang" ujarnya sambil menunjuk ruangan yang dimaksud.

Satoru terdiam, benar juga, tapi ini rumahnya.

"Ini rumahku, jadi aku bebas tidur di mana saja"

"Kenapa harus kamarku ?" Yuuji tau betul bagaimana cara mematahkan alasan Satoru, ia hanya membual, mana mungkin Satoru mengaku kalau takut tidur sendirian tadi malam, mau ditaruh di mana mukanya nanti.

"Kak Gojo memang aneh" Yuuji tertawa kecil.

Senyuman cerah Yuuji membuatnya termenung, terpaan cahaya matahari pagi, aura positif dan sapaan menenangkan hati. Sudah lama ia tidak melihat pagi yang begitu berwarna.

"Oh aku lupa, seingatku kak Gojo suka yang manis" gelas kopi itu diangkat lalu diarahkan menuju bibirnya.

"Heh mau kau apakan ?"

Iridescent [Goyuu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang