Tugas Karya Seni Part II

9 0 0
                                    

Minggu ini langit nampak cerah, kumpuluan awan putih yang tak beraturan, cahaya matahari yang berseri di pagi ini, menjadikannya terasa hangat dan indah, terlihat seorang gadis remaja yang tengah sibuk mengarahkan arah jalan kepada  tukang ojek yang tengah ia tumpangi
"Bang nanti turun di rumah paling pojok ya... " gadis itu mengarahkan sembari menelunjukan tangan
"Iya neng... "
Motor bebek warna hitam itupun berhenti di depan rumah paling ujung tepatnya paling pojok
"Ini bang uangnya.." sembari membuka helm serta menyodorkan selembaran uang  kepada abang tukang ojek
"Uangnya pas ya neng makasih..."
Gadis itupun melempar senyuman kepada tukang ojek lalu beranjak memencet bel, ia berdiri tepat di depan pagar besi berwarna putih yang mengelilingi rumah tersebut
Ting tong ting tong
Tak berapa lama pagar rumah itupun terbuka, terlihat gadis berambut panjang yang tengah di kucir kuda membukakan pagar
"Masuk Nin... sendirian aja nih gak bareng Safina?"
"Kebetulan tadi gue naik ojek Tan... oh iya gue datang yang pertama ya?"
"Iya nih elu kepagian..." celoteh Tania dengan senyum yang mengembang jail di bibirnya
"Ah masa sih..." reflek, Anin pun mengenyritkan keningnya sembari melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, merekapun berjalan menuju pintu utama, Aninpun sedikit terpana dengan suasana di rumah temannya itu, ada berbagai tanaman hias yang berjajar rapi di pot serta ada pohon ketapang yang tumbuh tinggi menjulang menambah kesan hijau dan teduh selain itu ada gazebo pas sekali sebagai tempat bersantai masih ada lagi , air mancur menimbulkan suara yang gemricik lengkap sudah rumah yang terlihat asri dan teduh ini, sebelum masuk ke pintu utama Anin bekeliling melihat lihat bunga hias tanpa memperdulikan si empu tuan rumah yang dari tadi memperhatikan tingkahnya dengan senyum yang terlihat menggelikan
"Mari kak di pilih... cantik cantik lho bunganya..." gaya bicara Tania ini mirip sekali sama abang abang yang jualan taneman
"Saya lagi nyari kembang desa..." Anin menimpali dengan nada yang suara tawa yang terkekeh
"Nggak ada kembang desa neng... adanya kembang tahu" Tania melempar senyum dengan memamerkan gigi kelincinya
"Kembang tahu?...." Aninpun mengenyritkan keningnya sembari sedikit mengeleng gelengkan kepalanya
"Udah buruan masuk... " Taniapun berjalan menuju pintu utama diikuti Anin yang mengekor di belakangnya
"Assalamualaikum..." dengan mata sedikit terkejut
"Waalaikumsalam..." serempak salam itu di jawab bersamaan dua orang gadis yang tengah duduk diatas sofa dengan tangan yang memegang mangkuk makanan
"Lho kalian udah nyampe aja... tak kirain aku yang nyampe duluan..." Anin dengan mimik wajah yang melongo diapun masih berdiri mematung di depan pintu, Tania hanya terkekeh lalu menarik tangan temannya itu untuk segera duduk bergabung dengan yang lainnya
"Silahkan Nin... cobain kembang tahunya mumpung masih anget..." sembari menyodorkan mangkuk kepada Anin, belum sempat Anin menjawab dua orang gadis itu yang tengah menikmati makanannya menimpali
"Iya cobain Nin.. rasanya enak aku aja suka" gadis berkerudung hitam itupun melempar senyum kepada Anin
"Bukan cuman suka tapi dianya emang doyan" gadis berkerudung biru donkerpun ikut menimpali dengan senyum yang meledek
"Nah...kalo kalian gak pake seragam gini aku jadi radak gampang bedainnya" Anin malah selfok sama penampilan kedua teman kembarnya itu, yang memakai baju berbeda, ya mereka adalah Meila sama Meira
Keempat gadis itupun asik mengobrol sampai mereka hampir lupa mengerjakan tugas kelompoknya
Dret... dret... dret... suara ponsel yang berdering diatas meja, membuat para gadis itupun melirik ke sumber suara
"Halo Tania... buruan keluar gue udah nyampe tepat di depan pagar rumah elo... ni" Safina, suara dari ujung telfon
Tania pun bergegas menghampiri temannya yang berdiri diluar pagar rumahnya dengan langkah kaki tergesa gesa
Terlihat di depan pagar seorang wanita mengenakan jilbab segi empat yang diikat  ke belakang dengan setelan hodie serta celana jeans yang masih duduk di atas motor maticnya dan juga seorang pria yang sedang duduk diatas sepedanya serta membawa kantung kresek di tangannya ,mereka tengah menunggu si tuan rumah
"Ayok masuk... eh ngomong ngomong elu nggak nyasar kan Fin?" Tanya Tania dengan sedikit senyum jahil
"Enggak , soalnya tadi gw ketemu Audrey di perampatan sana terus gue di kasih tau rumah elu..."
"Oh iya nih pesenan elu , gue di suruh Akung buat nganterin " dengan menyodorkan kantuk plastik kepada Tania
" Makasih ya Drey, tadinya gue mau ambil sendiri "
"Iya, eh Nia gue langsung pulang yak ..." Audreypun bergegas meninggalkan rumah Tania , kedua gadis itupun menyusul teman temannya yang tengah asik menikmati kembang tahu di ruang tamu, tak kalah terkejutnya Safinapun di buat takjub dengan pemandangan rumah Tania yang nampak asri juga teduh karna banyak tanaman hias serta pohon yang berada di halamannya rumahnya
"Gak masuk ke dalam aja yang lain di dalam Fin?..." Tania mengenyrtikan keningnya melihat temannya yang langsung duduk di atas gazebo yang berada di halaman samping rumahnya
"Yang lain panggil gih Tan... ngerjainnya di sini aja yak... adem soalnya.." sahut Safina
"Eh tapi Elu gk kedalam? minum dulu elu gk haus?"
"Ye.... tuan rumah gk peka... ya kan makanan sama minumnya bisa di bawa sini..."
"Wah bener bener... punya temen kayak Sultan... " Safina langsung ngloyor masuk ke dalam rumah
"Wkwkwk" sahut Safina dengan sedikit suara tawa terdengar renyah
Merekapun mengerjakan tugas kelompok di gazebo ,sesuai kesepakatan mereka memetik bunga atau tanaman yang berada di sekitar halaman rumah Tania setelah itu mereka rendam diair kurang lebih 2 sampai 3 jam lalu dikeringkan tapi tidak boleh langsung terkena sinar matahari supaya tanaman yang dipetik tidak layu sembari menunggu tanaman kering mereka berlima asik mengobrol
"Oh iya elu kenal Audrey Fin? Elu ikut  osis juga?"  Tanya Tania
"Iya kenal soalnya kita satu extraculiculer , iya kan  Nin...?" Safina sambil melihat ke arah Anin
"Iya Tan" sahut Anin
"Emang kenapa?" Sahut Meira dengan  wajah  yang terlihat serius
"GEBETAN elu ya Tan..." sahut Meila tak kalah serius dari saudarinya
Seketika tawa Tania dan Safina pecah
"Dasar si kembar main nyaut aja nih... kocak benar... lama lama gue  bungkus juga " Safina masih tertawa melihat kalakuan temannya Anin hanya memasang wajah datar sedangkan sikembar nampak kebingungan
"Jadi Audrey itu tetangga elu Tan?"
Tanya Safina tak kalah kepo dari si kembar
" Audrey sepupu gue, puas lo pada" sahut Tania dengan hidung yang nyengir


Looking For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang