cpc - 3

0 0 0
                                    

POV : Mark Tuan

Haduh... Cuaca hari ini panas sekali. Meskipun AC sudah menyala hawa panas masih menyerangku. Akupun memutuskan untuk hanya melepas pakaian.

Tak lama kemudian seorang pelayan membuka pintu kamarku dan terkejut karena aku sedang tidak memakai baju. Hehe aku bisa menjahilinya.

"Tak sopan sekali kau membuka pintu kamarku seperti itu" tegasku berpura-pura marah padanya.

"M-maaf tuan Mark, saya tidak tahu kalau anda i-itu" jawab pelayan itu tergagap karena kebingungan.

Dalam hati aku tertawa kecil karena berhasil menggodanya. Untuk mencapai kesenangan yang maksimal aku langsung mendekatinya untuk menggodanya lagi.

"Kau datang untuk apa? Mau melihat tubuhku yang seksi ini?" godaku lagi, hahaha sepertinya ini akan seru.

"B-bukan tuan, ayah anda tadi memanggil tuan untuk segera turun" jawabnya dengan wajah yang mulai memerah.

Sepertinya sudah cukup menggodanya, kasian kalau diteruskan. Nanti kalau sampai mimisan bisa sangat merepotkan.
Aku pun memakai bajuku lagi dan segera turun untuk menemui ayah. Oh... Sepertinya ada tamu spesial datang, dia adalah Mr. Bae ayah Alin.

Ternyata ayah mengundang Mr. Bae kerumah untuk makan bersama. Malas sekali ikut makan bersama kali ini.

Dimeja makan tersebut hanya ada aku, ayah, dan Mr. Bae saja. Para pelayan masih sibuk membuat makanan. Jadi untuk menunggu mereka pun memulai obrolan.

"Bagaimana kabarmu Mr. Tuan?" ucap Mr. Bae untuk memulai obrolan.

"Ah... Jangan panggil aku begitu, panggil nama saja. Ini bukan acara formal" ucap ayah yang ingin mengubah suasana menjadi hangat.

"Haha baiklah, Apa kabar Fred?" tanya Mr. Bae lagi.

"Baik baik, bagaimana denganmu?" jawab ayah

"Entahlah, aku tidak bisa mengatakan baik baik saja ketika insomniaku kambuh lagi" ucap Mr. Bae

"Wah... Sepertinya kau cukup sibuk ya?"

"Sudah pasti, itu"

Obrolan itu terhenti sebentar karena para pelayan mulau datang membawakan makanan. Lalu setelah pelayan pergi mereka mulai berbicara lagi.

"Mark sangat mirip denganmu Fred. Namun sedikit lebih tampan darimu" ucap Mr. Bae dengan diselingi candaan

"Hahaha ketampanan Mark ini warisan dariku" ucap ayah yang membuatku jijik.

"Oh iya, Mark seumuran dengan Alin kan?" tanya Mr. Bae padaku.

"Ah itu... Iya dia seumuran denganku" jawabku seadanya.

Lalu ayah tiba tiba berkata, "dulu ayah pernah menjodohkanmu dengan Alin ketika masih bayi. Kalian terlihat sangat serasi"

Aku terkejut mendengar omongan ayah. Dan mencoba mengartikan ucapannya tersebut.

"Oh iya benar juga Fred, dulu Mark sangat dekat dengan Alin. Jadi kami menjodohkanmu pada hari itu juga" ujar Mr. Bae yang membuatku semakin kaget.

"A-aku dijodohkan?" tanyaku sambil melirik ayah

"Iya... Dengan Alin, tetap jaga hubunganmu dengannya ya" jawab ayah dengan diselingi kedipan mata itu.

Astaga aku dijodohkan? Dengan Alin?!

~

Author POV

Alin dan Mark saat usia 7 tahun...
Terlihat ditaman itu ada anak kecil yang sedang menangis karena dipalak. Anak kecil itu adalah Mark Tuan. Dia sangat lemah dan tak bisa melawan anak-anak nakal itu.

"Ku-kumohon... aku tidak punya sama sekali," rengek Mark sambil terjongkok

"Halah bohong kau, ayahmu kan kaya masa kau tidak punya uang!" bentak anak nakal itu kemudian dia menendang Mark sampai jatuh.

Mark yang sangat lemah itupun langsung menangis dengan kencang. Anak-anak nakal itu semakin kesal dengan tangisan Mark.

"Berhentilah menangis! Dasar lemah! Atau kupukul kau!" ujar anak nakal itu lalu dia segera ingin menampar Mark.

Mark seketika ketakutan dan menutup matanya. Namun, dia terheran karena tiba-tiba suasana menjadi sepi. Saat membuka matanya, dia terkejut karena tangan anak nakal itu dicegat oleh seorang gadis kecil.

"Jangan ganggu dia!" ucap gadis itu melepaskan tangan anak nakal itu lalu mendorongnya sampai terjatuh.

"Akh! Siapa kau berani nya melawan..." ucapan anak nakal itu terhenti karena dia ketakutan melihat ekspresi gadis itu.

"Pergi atau kulapor satpam!" bentak gadis itu, kemudian anak-anak nakal itu pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah anak-anak nakal itu pergi, gadis itu melihat Mark yang terduduk dengan air matanya yang masih mengalir.

"Kau ini kan laki-laki, jangan lemah dong! Masa kalah sama setan kecil itu" marah gadis kecil itu pada Mark. Mark tertegun pada gadis itu karena ucapan kasarnya.

Kemudian dia menarik Mark agar segera berdiri, lalu membersihkan baju Mark yang kotor karena pasir yang menempel. Gadis itu memangku tangannya dan menatap Mark dengan tatapan kesal.

"Dasar bodoh! lain kali jangan diam saja! pukul kek anak itu! Jadilah anak yang kuat, kalau bisa jahili dia balik! huh.." bentak gadis itu sambil menyentil dahi Mark.

"Apa yang kau lakukan? sudah kubilang jangan menemuiku lagi!" marah Mark karena merasa harga dirinya terinjak-injak.

"Aku tidak mau kau terluka tau" jawab gadis itu.

"Aku terluka atau tidak itu bukan urusan..."

"Itu urusanku! karena aku menyukaimu. Uh dasar es batu!" potong gadis itu lalu dia lari meninggalkan Mark karena malu.

~

Ahh.. kenapa aku ingat kejadian lama itu. Memang dulu aku keterlaluan menolaknya. Alin masih ingat tidak ya pernah mengungkapkan perasaannya saat masih kecil.

Ekspresinya yang malu itu masih teringat jelas dimemoriku. Tapi setelah kejadian itu dia pindah rumah dan bertemu lagi dengan sifat yang berubah. Lebih dingin dari dulu yang sangat hangat dan ceria.

Dikamar aku melepas baju, lalu berolahraga karena bosan. Setelah 1 jam berolahraga aku mandi dan kemudian terbaring diatas kasur.

Lagi-lagi aku memikirkan kejadian dulu kala. Sebenarnya setelah pernyataan Alin aku selalu menunggunya ditaman. Aku yang dulu benar-benar seorang pengecut.

"Ahh aku lapar.." gumamku kemudian aku langsung bangun dan turun untuk makan.

Saat didapur kucari camilan disetiap lemari. Namun, hanya ada mie instan. Kulihat para pelayan sepertinya sibuk semua jadi aku memasaknya sendiri.

Setelah matang aku membawa mangkok mie itu ke ruang tengah untuk makan sambil menonton televisi.

Kunyalakan televisi lalu langsung muncul sebuah berita skandal tentang ibu Alin. Aku terkejut mendengarnya.

Aku awalnya benci dengan gosip, tapi jika ini menyangkut Alin aku tak apa.

Penyiar itu bilang bahwa ibu Alin sudah lama berkencan dengan keluarga konglomerat lainnya. Eh tunggu, bukankah ayah dan ibu Alin belum bercerai.

Tak lama ayah datang dari luar. Dia juga ikut menonton acara televisi itu. Seketika aku penasaran dan bertanya padanya.

"Bukankah ayah dan ibu Alin belum bercerai?" tanyaku pada ayah.

Ayah hanya mengangkat bahu dan bilang, "entah... Ayah tidak tau. Urusan orang kaya memang rumit"

"Tapi kan Mr. Bae teman Ayah," tanyaku lagi.

"Huh... Dia memang teman ayah, tapi untuk masalah ini ayah memang tidak tau. Aku jadi kepikiran dengan Alin. Kau satu sekolah dengannya kan, jagalah dia" ujar ayah lalu kemudian pergi meninggalkanku.

Aku menghela nafas, dan berpikir bahwa mulai sekarang aku harus menjaga Alin. Dia pasti sangat sedih jika mendengar berita ini, semoga dia tidak melihatnya...

~~~~~~~~~
Jgn lupa like komen dan share untuk menyemangati author yaa. Thx all

Info Update : Sabtu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COMPLICATED [ JACKSON ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang