Part 8

1.8K 66 11
                                    

“Bukan tentang Apa atau Siapa, tapi Kenapa dan Bagaimana.”

.

.

.

*Allysa POV*

Hari itu, ketika aku berkunjung lagi ke apartmentnya, aku melihat beberapa memar di tubuhnya. Aku tidak tau apa yang telah terjadi padanya, dan ia tampak mencoba untuk menyembunyikannya dariku. Bersikap seolah ia baik-baik saja, tanpa terjadi sesuatu padanya.

Mungkin saja ia akan mengatakannya padaku ketika dirinya telah merasa lebih baik, aku tidak ingin menjadi menyebalkan untuknya. Meskipun itu semua cukup mengganggu pikiranku, sebisa mungkin aku akan mengikuti alur yang ia ciptakan.

“Orang bodoh mana yang tega melukai wanita sepertimu, Hhhh...” Ujarku kemudian menghela nafas.

“Asal kau tau, aku ini wanita lemah.” Ucapnya asal.

“Dilihat dari aspek manapun kau itu seperti gorila, hmm mungkin tidak, karena dia cantik jadi lebih terlihat seperti malaikat bertanduk iblis.” Gumamku.

“Hah? Apa katamu?!” Sahutnya dengan tatapan mengitimidasi.

“Ah lupakan, maksutku, dia pasti buta!” Ujarku meralat.

Luka memar di pipinya dan goresan di samping matanya itu tidak wajar, sekalipun ia berdalih bahwa ia dirampok saat perjalanan pulang.

“Ada apa terus menerus menatapku seperti itu?” Tanyanya yang membuyarkan lamunanku.

“Tidak, aku berpikir untuk membawa pelindung diri agar tidak mengalami hal sepertimu.” Elakku.

“Hmm..” Sahutnya.

“Kamu tak akan mengalaminya.” Gumamnya pelan.

“Apa?” Koreksiku pada ucapannya.

“Hei, mau makan malam bersama?” Ujarnya bertanya.

“Jika itu tidak merepotkanmu maka boleh saja.” Jawabku.

Kami menghabiskan waktu untuk menonton TV sambil menunggu waktu makan malam tiba, ia sesekali menggodaku dengan memutar film porno koleksinya. Ini sedikit canggung ketika adegan panas itu dimulai. Karena aku tau seperti apa dirinya, jadi aku berdalih ke kamar mandi sampai adegan panas di film itu selesai. Kurasa aku tidak lagi terkejut dengan peristiwa seperti ini.

-

Sinar mentari mulai menyapa, cahayanya menyelinap dari sela gorden jendela. Aku bersiap menuju sekokah, merapikan pakaianku dan mengambil sepotong roti untuk kumakan di sepanjang perjalanan.

Melangkahkan kakiku dengan ringan tanpa khawatir akan terlambat, sambil menikmati suasana indah pada pagi hari yang cerah. Kudengar suara langkah kaki tepat berada di belakangku, aku berhenti sejenak untuk memastikan apakah ini kebetulan atau orang itu memang mengikutiku.

Aku cukup terkejut ketika sosok orang di belakangku itu tiba-tiba menabrak punggungku. Dan kudapati gadis dengan seragam yang sama sepertiku. Itu adalah Maya.

.

BRUK!

.

“Kenapa berjalan di belakangku?” Tanyaku.

“Tidak juga, aku berjalan pelan sambil menunggu temanku.” Dalihnya.

“Oh, begitukah.” Sahutku sambil berbalik dan melanjutkan langkahku.

Bad Story, Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang