Part 10

1.3K 49 2
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
21+

.

.

.

*Makima POV*

Seminggu setelah pertemuan kami di mall hari itu, baik aku dan Yuu tidak bertemu. Aku tetap menjalani hari-hariku seperti biasa, pergi bekerja, lembur, kemudian pulang. Sungguh semua yang kulakukan kembali seperti saat aku terakhir kali berpisah dengan 'dia' . Orang yang sampai saat ini membuatku seperti ini.

.

( Flashback On )

Pagi itu di sebuah sekolah khusus perempuan, aku bertemu dengan sosoknya. Gadis berambut panjang lurus dan berwarna hitam. Pada hari pertama masuk sekolah dan penempatan kelas untuk para siswa, kami duduk di deretan bangku yang sama. Gadis itu tidak ragu untuk berteman dengan siapapun, kehadirannya seperti ikon dari kelas kami.

Ia gadis yang ramah, dan baik, dan juga sangat popular dikalangan guru dan siswa. Tak hanya terkenal di seantero sekolah, ia juga terkenal di sekolah lain dan mendapat julukan putri impian. Namanya adalah Narumi Koyanagi, pandai dalam segala bidang, popular disegala kalangan, mampu beradaptasi dengan baik dimanapun dan kapanpun.

"Narumin, ayo kita pergi bersama sepulang sekolah." Ujar siswi A.

"Tentu." Jawabnya.

'Pasti menyenangkan menjadi sosoknya, enak sekali. Tapi, menjadi diriku sendiri kurasa lebih baik.' - Batinku sambil memperhatikan mereka.

Jam pulang sekolah pun tiba, seperti biasa aku menuju ruang organisasi. Melakukan rapat, dan membahas kegiatan sekolah yang lainnya. Setelah itu berjalan kaki untuk pulang ke rumah. Setiba di rumah aku disambut oleh pertengkaran kedua orangtuaku, yang perlu kulakukan hanyalah berdiam di kamar, dan belajar, dan menjadi anak yang baik. Hanya itu saja.

Pagi datang kembali, sinar mentari menandakan cerahnya hari. Semua kegiatan yang kulakukan tetaplah sama, semua hari-hariku selalu terasa monoton. Jam makan siang tiba, semua seisi kelas berebut untuk menghabiskan waktu bersama si gadis terkenal itu.

'Kehidupannya terlalu menyilaukan untukku yang terbiasa di dalam kegelapan.' - Batinku sendu dengan memperhatikan mereka.

Dan lagi jam pulang sekolah kembali tiba, hanya saja untuk saat ini tidak ada kegiatan apapun dalam organisasiku, jadi kuputuskan untuk bergegas pulang. Kali ini pertengkaran mereka semakin menjadi-jadi.

"APA-APAAN KAU INI, KAU PIKIR AKU TIDAK TAU KALAU KAU SELINGKUH DIBELAKANGKU?! SELAMA INI KUDIAMKAN SAJA KARENA AKU YAKIN INI HANYA KESALAHPAHAMANKU, TAPI APA?! KAU BILANG KALAU SEKARANG DIA HAMIL?! DAN KAU INGIN BERCERAI DENGANKU?!" Teriak Mama kepada Papa.

"KAU SENDIRI, AKU PERNAH MELIHATMU PERGI BERDUA KE HOTEL BERSAMA ATASANMU KAN?! DAN HARI ITU KAU TIDAK PULANG, BUKANKAH KAU SAMA SAJA?!!" Bentak Papa dengan nada tinggi.

'Seperti ini lagi.' - Batinku.

Aku segera naik ke lantai atas menuju kamarku, aku tidak ingin terlibat pertengkaran mereka. Terakhir kali aku terlibat, Mama mencekik leherku, dan Papa memukulkan botol birnya diatas kepalaku. Aku hampir mati karena itu, terdiam ditempat dengan darah mengucur deras dari kepalaku, sampai suasana hening dan aku hanya bisa merangkak keluar untuk meminta pertolongan.

Bad Story, Bad RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang