❝ kebenaran ❞

289 58 64
                                    

. . . Lo, ga bisa rebut dia dari tuhannya . . .

————

.

.

.

Kini Ice dan (name) sedang berada di rumah makan. Setelah kejadian di depan toko buku Blaze dan ayunan, (name) mengeluh lapar dan berakhir mengajak Ice untuk makan bersama.

Awalnya berjalan lancar dan tidak ada tekanan atau masalah serius, sampai saat (name) mengangkat kepalanya dengan ekspresi seolah mengingat sesuatu.

"Ah! Gue lupa mau bilang ini ke loo" ucapnya.

Ice ikut mengalihkan atensi, dari makanannya pada gadis didepannya. Ikut bertanya ada apa gerangan sang calon mengatakan hal itu.

(name) meletakkan sendoknya, menatap penuh pada Ice yang juga menatapnya.

"Soal lo putus sama mantan lo, dan soal perjodohan kita"

Ice mengangkat sebelah alisnya seolah keheranan. "Emang kenapa sama perjodohan kita?" tanya Ice. "Janji, jangan marah dulu?"

Ice mengangguk. Mempersilahkan (name) untuk bicara.

"Gue denger semalem pembicaraannya kak Ying sama abang gue, katanya mantan lo itu disuruh putus. Sebagai gantinya, dia dicariin suami buat dia. Dan lo tau lah ya, kenapa? Terus biar adil, lo juga dicariin, dan berakhir gue dipilih. Kalo kasus gue sendiri sih, kata Fang karna gue kelamaan jomblo"

"Katanya yang nyariin orang buat dijodohin sama mantan lo itu kak Hali, dijodohin sama adeknya temennya, kebetulan seagama sama mantan lo"

"Yaa, pastinya pas dijodohin gitu dia ngebela diri, bilang udah punya pacar. Tapi sama mereka disuruh putus, biar lancar juga, ga ada yang harus pindah"

"Tapi ya, mereka keliatan romantis ga sii, emang kalo hubungan abis nikah itu lebi baik daripada pas pacaran"

Ice terdiam.

Sejak gadis yang akan menjadi istrinya menjelaskan hal itu, ia tidak bisa dan tidak tau harus apa.

Berterimakasih, atau kecewa?

"Ice, jangan salahin kak Hali, di kasus ini, lo tetep salah" ucap (name) kala tak mendapatkan respon dari calon suaminya.

Ice mengangguk kecil, "Lagian, gue udah ga ada rasa sih sama dia" gumam Ice, sedikit melirik (name) yang menaikkan sebelah alisnya.

"Lah, dah move on toh? Padahal ceweknya cakep begitu" ujar (name).

"Iya, mantan gue emang cantik sih"

Ice menyeringai jahil melihat respon (name), gadis itu kini merenggut kesal dan memakan makanannya dengan cepat, tidak sadar jika makanannya berlepotan disekitaran mulutnya.

Ice diam diam mengambil ponselnya, memotret wajah lucu gadis itu diam diam, tapi yang namanya sial, malah datang,

Cekrek.

Suara dari ponselnya membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.

Matanya melotot kaget, tak beda jauh dengan Ice. Dengan segera (name) meraih ponsel pintar Ice, tapi sayang, pemuda itu berdiri duluan hingga membuat (name) tersungkur kaget.

[02] optio mate ; ice ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang