Sepuluh

2.7K 158 17
                                        

Setelah kejadian kemarin di sebuah bukit, ketika ucapan Doni membuat hati Arda berdebar, sekarang Arda telah yakin bahwa dirinya sudah bisa menjalani hubungan lebih dekat dengan Doni. Terlebih memang benar kalau ternyata ibunya mengizinkan hal itu dan bahkan mendukungnya juga. Alih-alih bingung karena perasaannya malah sekarang Arda merasakan hal yang amat bahagia dalam dirinya. Bisa dibilang untuk pertamakali nya Arda merasakan dirinya memiliki sosok orang spesial setelah ibunya di dunia ini, berlebihan tidak sih? Nggak juga, anggap saja Arda sedang berbunga-bunga sekarang.

Bahkan pagi harinya Arda mendapat beberapa pesan romantis hanya sekedar diucapkan "Selamat pagi manis, semoga harimu menyenangkan." Chat pesan tersebut yang dikirim Doni untuknya. Meski sesimpel itu tapi menurut Arda itu sangatlah romantis, peduli meski dengan hal yang kecil itu menggemaskan bukan. Belum sempat Arda membalas chat tersebut, tiba-tiba dirinya mendapat telpon masuk dari Doni.

"Halo?" Arda menjawab nya dengan senyum merekah.

Dari balik telpon Doni menjawab, "Udah bangun? Hm, sebentar lagi aku ke rumah kamu ya. Aku anterin ke kampus, sekarang hari kedua kamu UAS kan. Jangan terlambat ya."

AW! Sampai merinding kesenangan si Arda mendengar hal itu dari mulut Doni, bahkan sampai bantal tidurnya ia cubit-cubit karena saking senangnya. "Iya Kak Doni, aku siap-siap dulu ya." Jawab anak itu.

"Oke, kalau gitu aku berangkat sekarang ke rumah kamu ya. Dah, Sayang." Demi apa? Doni mulai panggil Arda dengan sebutan 'Sayang'.

"Sayang?" Arda mengulangnya kembali.

"Iya, kamu kan sekarang Sayangnya aku." Duh, terang-terangan banget Doni bilang begitu.

Kali ini Arda sampe gigit bantalnya dong karena saking senengnya digombalin gitu sama si Doni. "Hm gitu ya, yaudah deh aku siap-siap dulu ya Kak Doni. Dahh~"

"Dah Sayang."

Panggilan pun terputus dan Arda mulai beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi, dirinya membersihkan diri sebersih-bersihnya seperti biasa, karena memang Arda tipe cowok yang mandinya tidak begitu lama namun harus harum tuh badannya, kalau perlu sabun di siram semua ke badan, eh bercanda.

Yaudah deh, Arda sudah selesai mandi, berpakaian baju kuliahnya seperti biasa tanpa berlebihan menggunakan parfum, kemudian dirinya mulai keluar dari kamar tidur karena ibunya sudah menunggu di toko bunga untuk menikmati sarapan pagi di sana. Sepertinya biasa, toko bunga nya masih tutup jadinya dipakai untuk sarapan dulu berdua dengan ibunya. "Makan yang banyak, biar semangat pagi ini." Ujar ibunya sambil menyiapkan nasi dan lauk di atas meja pelanggan, ya di situlah mereka saat pelanggan belum ada, menikmati sarapan penuh rasa syukur di sana. Meski hanya dengan telur dadar dan nasi putih biasa, Arda dan ibunya sangat bersyukur.

•••
•••
•••

Ternyata tiba beberapa menit setelah selesai sarapan, Arda siap di depan pintu toko bunga milik ibunya itu, setelah berhasil pamitan dan dirinya mulai melihat Doni datang dengan motor gedenya. "Sudah tiba." Dalam hatinya Arda berkata demikian.

Doni turun dari motornya, ia membuka helm dan tersenyum ketika melihat Arda yang sudah menunggunya. "Ibu dimana?" Doni menanyakan soal Ibunya Arda. Kemudian pria ini masuk ketika melihat ibunda Arda sedang mengelap meja di dalam toko bunga. "Permisi Ibu." Doni izin masuk kedalam dan mencium tangan ibunda Arda. Sopan sekali dan sangat terlihat sudah begitu akrab dengan keluarga satu-satunya milik Arda itu.

Belum sempat menjawab apa-apa Arda ikut masuk menemani Doni ke dalam toko bunga, "Ibu, ini Kak Doni udah datang. Mau nganterin aku ke kampus." Arda sekalian juga minta izin untuk diantar oleh Doni.

Ibunda Arda tersenyum lebar pastinya melihat kedua orang itu semakin akrab dan dekat, "Oh begitu, hati-hati ya. Semangat nak buat UAS-nya." Beliau mengelus pangkal kepala anaknya itu dan juga mengelus pundak Doni perlahan seraya menatap pria gagah itu dengan penuh kepercayaan, beliau tau kalau memang Doni pria yang bisa diandalkan. "Tolong jaga dia ya Nak Doni. Ibu mohon." Lanjut beliau berkata demikian pada Doni.

The RebellionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang