Melihat halaman depan rumah para warga dan taman desa dihiasi atribut-atribut Halloween, Diana pun ingin melakukan hal yang sama pada rumahnya.
Sepulang dari jalan-jalan, selagi sang ibu menyiapkan sarapan, Diana mengajak Oliver pergi ke gudang untuk mengeluarkan beberapa hiasan Halloween.
Topeng tengkorak berbahan karet yang dilengkapi rumbai-rumbai kain warna hitam dan putih mereka gantung di atas pohon yang berada paling dekat dengan jalan. Replika kerangka utuh manusia mereka gantung rendah supaya kakinya menyentuh tanah, jadi tampak seperti sedang berdiri.
Ada dua replika labu kuning yang sebenarnya adalah wadah lampu, mereka letakkan di kanan dan kiri pintu pagar. Di atas pintu Oliver menambahkan beberapa kayu yang di buat saling silang untuk menggantung mainan kelelawar beserta sarang laba-laba.
Ketika semuanya selesai, baru mereka sarapan---sudah hampir pukul sembilan.
Melihat wajah Diana semringah, bibir sewarna buah peach-nya tampak lebih merona, tidak ada ruang dalam benak Oliver untuk mengingat mimpi buruk yang barusan dia alami. Namun, dia tidak tahan untuk tidak mengungkit perihal mimpi Diana.
"Sayang, bagaimana perasaanmu?"
"Tentu saja baik." Dahi Diana mengernyit, tatapannya seolah bertanya 'apa ada yang terlihat salah?'.
"Ah, tidak. Aku hanya sedikit khawatir soalnya semalam kamu mimpi buruk sampai---"
"Oliver, sepertinya kamu juga harus melihat-lihat suasana desa." Nyonya Parker menyela perkataan sang menantu. "Ini, coba kacang merah ini." Dia menambahkan satu sendok olahan kental kacang merah ke atas piring Oliver yang masih ada dua sosis dan omelet telur.
"Ah, terima kasih, Bu. Tapi aku sudah memakannya tadi dan rasanya sangat enak. Aku rasa ini cukup, Bu." Oliver menolak ketika Nyonya Parker hendak memberinya satu sendok lagi.
Melihat keakraban suami dan sang ibu, Diana tertawa renyah. Tawanya pun menular sehingga yang mewarnai waktu sarapan mereka hanya keceriaan, pertanyaan Oliver tentang mimpi pun terlupakan.
Setelah sarapan, Oliver yang tidak memiliki rencana atau kegiatan apa pun menawarkan diri untuk mencuci peralatan makan. Sementara itu, Diana membantu sang ibu memindahkan gula-gula dan kue labu kuning yang sudah dibungkus rapi menggunakan plastik bermotif Halloween ke ruang depan.
"Hah, hanya begini saja rasanya sudah lelah sekali." Diana menyandar pada kursi, tangan kanannya memegang pinggang yang terasa pegal dan tangan kiri menyeka peluh di dahi.
"Beristirahatlah. Ibu bisa melakukannya sendiri." Nyonya Parker menuntun Diana lalu mendudukkannya di sofa, kemudian dia pun kembali menyibukkan diri.
"Rasanya aku ingin kembali menjadi anak-anak. Berlarian ke sana-kemari bersama teman-teman menyerbu rumah-rumah warga." Tawa renyah mengiringi ujaran Diana.
Dia menyandarkan punggung dan kepalanya sedikit mendongak. Iris hazel-nya menatap langit-langit yang dihiasi lampu kristal antik. Lampu berdaya rendah berwarna kuning keemasan itu selalu dinyalakan, bahkan di siang hari. Tidak ada alasan khusus, hanya karena Nyonya Parker suka saja.
Bias cahaya keemasan yang menempel pada plafon awalnya tampak indah, tetapi semakin lama dipandang cahaya itu memudar.
Wajah Diana menegang, matanya melebar kala menyaksikan warna keemasan itu perlahan digulung oleh kabut hitam yang sangat pekat. Gumpalan kabut itu pun memudar, lalu perlahan bertransformasi menjadi seraut wajah pucat dengan mata hitam bagai lubang sangat mengerikan.
Napas Diana memburu, detak jantung yang bertalu-talu rasanya menggema di telinga, seperti ada yang menggedor-gedor di dalam kepala. Tangannya mencengkram lengan sofa erat-erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/286912406-288-k671132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here [TAMAT]
Romance[HOROR-ROMANSA] [Juara 2 TheGoosebumpslove & cerita Terpilih WATTPADROMANCEID kategori Dangerous Love] [❤TERIMAKASIH WATTPADROMANCEID ATAS APRESIASINYA UNTUK CERITA II❤] Pulang ke desa dengan niat menenangkan diri sekaligus sejenak beristirahat dar...