E.11

940 216 26
                                    

"Gue rela mati demi lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue rela mati demi lo."



...

Haruto mematung,tidak pernah disangka Haruto,ternyata Yoshi juga menyayanginya,dia kira cuma adiknya yang terkecil bernama So Junghwan saja yang ia sayang.

Yoshi kemudian meminum minuman tersebut dan kemudian disusul Haruto.

Gelas mereka sudah kosong,Haruto memperhatikan Yoshi yang hanya diam,mungkin sedang menunggu reaksi racunnya.

Haruto masih diam,dia tidak merasakan apa-apa pada tubuhnya,dirinya tersenyum lalu menengok kearah Yoshi,pemuda tersebut menundukkan kepalanya.

"Kak Yosh,lo..."

Saat Haruto mengangkat dan menaikkan kepala Yoshi,dirinya terkejut,mata Yoshi memerah,bibirnya berwarna kebiruan dan mulutnya mengeluarkan busa, hidung nya mengeluarkan darah.

"Haru...."

Yoshi ambruk kebelakang,Haruto menopangnya dengan sekuat tenaga,tidak,jangan lagi.Dia tak ingin kehilangan teman sekaligus sudah menjadi kakaknya ini.

"Gak Kak,gak lo pasti bercanda,itu pasti sabun yang lo kumur-kumur di mulut kan dan mata lo kelilipan apa kok bisa merah,dan itu juga hidung kok nangis,warna merah lagi."

Terdengar seperti candaan,tapi percayalah Haruto mengatakan hal tersebut sambil menahan tangisnya.

"Gue..pergi dulu...ya."

Yoshi tersenyum lalu matanya terpejam,Haruto ingin sekali berteriak dan menangis pada saat itu,namun memang benar-benar,air matanya sudah terkuras habis,hatinya menangis kencang,namun air matanya tidak bisa keluar,dirinya hanya memeluk Yoshi lalu membaringkannya di tanah dengan begitu lembut.

"Wahh udah mati aja,baru ditinggal bentar,ok lah kalian lanjut ke ruangan 13,ini ruangan terakhir salah satu dari kalian akan tereliminasi dan yang satunya menang!"

Haruto ingat dengan perkataan Asahi,dirinya akan mati juga, tapi ia harus tetap berusaha untuk hidup,meskipun akan sia-sia juga ia hidup, karena temanya sudah tidak ada lagi.


......



Keduanya kini berada di ruangan 13,ini ruangan terakhir,salah satu dari mereka akan tereliminasi.

Haruto dan Asahi saling bertatapan, keduanya seperti musuh abadi,padahal biasanya mereka akrab seperti saudara.

"Hamada,gue pastiin lo yang bakal mati!"

"Liat aja."

Mereka pun mengalihkan pandangan mereka.

"Wahh bakal seru nih,baiklah didepan sudah ada 1 pistol berisikan 1 peluru,kalian harus berebut untuk mendapatkan pistol tersebut dan boleh membunuh secara langsung,waktu kalian 10 detik!"

Haruto langsung berlari, namun kakinya di tendang oleh Asahi, sehingga membuatnya tersungkur ketanah.Namun Haruto menarik kaki Asahi sehingga membuatnya terjatuh juga.

Asahi melihat Haruto berdiri dan hendak mengambil pistol tersebut,namun tanganya mengambil segenggam tanah,lalu di lemparkan tanah berpasir tersebut ke wajah Haruto.

Al hasil mata Haruto terasa perih,dirinya kesakitan,rasanya seperti badai pasir baru saja menghantam dirinya.

Dirinya mengucek matanya dan pengelihatannya berangsur-angsur kembali normal.

Asahi mengambil kesempatan tersebut lalu dirinya berlari dan mengambil pistol yang tergeletak di depan sana.

Dirinya berhasil mengambil pistol tersebut dan langsung menarik pelatuk.










DORRRRRR










"Tuh kan,apa gue bilang,lo pasti mati!"

Asahi dengan santainya membuang pistol tersebut kesembarang arah.

Peluru tadi tepat mengenai kepala bagian depan Haruto,membuatnya langsung tak sadarkan diri.

"Hebat,Asahi.Kau menjadi pemenangnya!"






















"Ya iya lah,kan gue yang buat game nya!"

"Ya iya lah,kan gue yang buat game nya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ELIMINATION~TREASURE✓TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang