Alkohol ‼️🔞

319 26 8
                                    

Krist memapah tubuh Singto, menuju ruang per-istirahatan mereka. Pergerakan tubuhnya menjadi sedikit lebih terbatas dikarenakan berat tubuh singto yang harus dikalikan kembali, dengan berat tubuh miliknya.

'Bruk' Krist melempar tubuh Singto sedikit kasar, kearah kasur.

Krist terduduk, tepat disamping tubuh Singto. Krist memperhatikan wajah Singto yang saat ini sudah terlihat terlelap dalam tidurnya, indra penciuman Krist menangkap aroma alkohol yang sudah bisa dipastikan datangnya dari tubuh Singto.

"Bagaimana bisa dia tertidur dengan bau tubuh yang menyengat seperti ini?," Celetuk Krist.

"Bersihkan tubuhku, jika kau tau itu mengganggu tidurku," Singto berbicara sembari terduduk, masih dengan mata yang setengah terbuka layaknya seseorang yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Sementara itu, di waktu yang bersamaan Krist terlonjak kaget. Mendengar deepvoice milik Singto, yang sebelumnya dikira tengah tertidur pulas, membuat Krist terkejut setengah mati. Terlihat dari kedua bahu Krist yang tergetar secara bersamaan dan tiba-tiba, saat Singto tengah bergerak untuk mengambil posisi duduk seperti saat ini.

"Hmm? .." Singto menoleh, menatap manik mata milik Krist.

"Tunggu apalagi? Bersihkan tubuhku."

Krist tersadar dari lamunan nya, kemudian mengangguk tanda mengerti. Dirinya menyiapkan posisi untuk segera beranjak dari tempat duduknya, namun di detik berikutnya Singto malah meakukan pergerakan tibatiba. Seseorang yang hampir kehilangan kesadarannya secara penuh itu, malah menarik lengan Krist dengan sedikit tenaga, seakan meminta Krist untuk kembali duduk, membuat Krist jadi benar-benar kehilangan keseimbangan nya.

'Bruk' Krist kembali terduduk.

"Oih khun, kau membuat lenganku hampir saja terpisah dengan tubuhku," Gerutu Krist.

"Aku berubah fikiran, layani aku." Krist tercengang, dirinya reflex berdiri f memundurkan tubuhnya agar sedikit menghapus jarak antara dia dengan anak majikannya itu.

"Khun? Kau mabuk," Krist tidak bisa menutupi kenyataan bahwa dirinya merasa sangat ketakutan saat ini, dahinya terlihat mengkerut seakan sedang berfikir keras sementara nada bicara nya terdengar setengah bergetar.

"Hei, tidak ada larangan untuk melayani orang mabuk disini. Cepat kerjakan saja tugasmu,"

Singto bangkit dari posisi tidurnya, tangannya bergerak untuk melepaskan kancing kemeja nya secara perlahan, satu-persatu.

"Kemari bby," Singto mulai merenggangkan kedua tangannya, sembari merancau tidak jelas. Hal yang semakin membuat Krist lemas dan ingin segera keluar dari ruangan tersebut.

Melihat Krist yang tidak bergerak sama sekali, membuat Singto mulai hilang kesabaran. Dengan sisa tenaga yang ada Singto berusaha untuk berdiri dan berjalan menuju Krist.

Krist semakin mundur, di lain sisi Singto semakin mempercepat laju langkah kakinya. Singto berhenti tepat dihadapan Krist, matanya menatap tajam kearah mata sayu milik Krist.

"Apa yang membuatmu ada ditempat seperti ini, Krist?," Tangan Singto mulai bergerak untuk meraba-raba area tubuh Krist, mulai dari kedua bahu nya sampai ke area perut Krist.

"Khun .. " Singto menaruh jari telunjuk nya tepat didepan bibir mungil milik Krist, berusaha untuk membungkam mulut anak itu.

"Aku tidak mabuk Krist, aku memang tertarik padamu."

Malam itu menjadi malam terpanas dan terpanjang yang pernah Krist rasakan. Ntah apa yang harus dilakukannya saat ini, dirinya hanya mencoba untuk mengikuti respond tubuhnya atas tindakan demi tindakan yang Singto lakukan pada tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang