"Kemana malam ini?," Singto membuka suara sembari meneguk secangkir kopi susu yang sudah tersedia, dihadapannya sejak tadi.
"Mungkin bar," Earth, satu-satunya orang kepercayaan Singto yang duduk tepat di samping kiri anak itu, menjawab.
"Lagi?," Earth berdehem sebagai jawaban.
"Kau ini tidak ada bosan nya membuat dosa, kenapa tidak pergi ke tempat lain saja sih?,"
Earth menoleh kan kepalanya sekilas, kemudian terkekeh. Teman baik nya itu ternyata belum terlalu masuk kedalam karakter pribadi nya sendiri, sampai lupa bahwa dirinya juga, sama saja.
"Daripada berdebat, ada baiknya kau juga ikut dengan ku Sing. Daripada hanya bermain PS saja, seperti anak SMP telat naik kelas," Ledek Earth sukses membuat Singto tak berkutik dihadapan nya, saat ini.
"Ayolah Sing bersenang-senang malam ini, aku tau kau mencintai buku, tapi bukan berarti kehidupan mu hanya tentang belajar kan?," Earth kembali membujuk.
Singto memang terkenal nakal, perawakan nya saja sudah hampir sama dengan preman yang sering berlalu lalang di area kampus mereka.
Tapi bukan berarti anak itu bodoh, Singto justru termasuk ke dalam list dari salah satu yang terpintar, di kampus nya.
"Hanya sekali?," Earth menoleh, kemudian mengganguk tanda setuju.
"Tapi kalau kau mau berkali-kali juga, tidak ada yang melarang," Earth terkekeh ringan membuat Singto refleks memukul kepala bagian belakang nya, pelan.
"Tidak, terimakasih. Ini pertama dan terakhir kalinya aku mengikuti mu,"
"Oke setuju, malam ini jam sembilan. Deal?," Earth mengulurkan tangan nya, seolah sedang mengambil bukti persetujuan.
"Setuju," Singto tersenyum, meneguk kembali secangkir kopi susu miliknya sampai habis. Kemudian berdiri, meninggalkan Earth yang masih mematung dengan tangan yang terulur.
"Sialan, dia memang anak setan."
✦ ✦ ✦
Singto masih berbaring malas di atas kasur kesayangan nya, rasanya ingin sekali anak itu membatalkan perjanjian yang siang tadi sudah disetujui olehnya sendiri.
"Shia, haruskah aku pergi malam ini?," Monolog Singto pada dirinya sendiri, sembari membuka lapak chat nya dengan Earth.
Singto memperhatikan lapak chat nya dengan Earth, beberapa menit. Kemudian menghela nafas pasrah sembari mematikan layar handphone nya, dan melempar nya kesembarang arah.
Singto tau betul jika dirinya membatalkan janji temu nya malam itu dengan Earth, teman baik nya ini pasti akan marah. Earth sangat tidak menyukai seseorang yang tidak bisa memegang janji nya, jadi ada baik nya jika Singto mengalah saja sekarang.
" singg .. singto .. "
Sayup-sayup telinga Singto mendengar seseorang memanggil nya, dari arah pintu utama.
"Pasti Earth" batin Singto tak senang.
Singto kembali menghela nafas panjang, merasa pasrah. Tangan nya bergerak meraih handphone yang sebelumnya dilempar tak jauh dari tubuh nya, Singto menyeret langkahnya menuju pintu utama.
Membuat beberapa anggota keluarga yang menyaksikan itu, memandangi Singto dengan perasaan aneh. Tidak biasanya anak itu malas saat menyambut seseorang yang datang, kerumah ini.
"Sing?" Mond, saudara laki-laki Singto menegur anak itu. Membuat Singto menghentikan langkah nya, kemudian menoleh kearah sumber suara.
"Apa?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion 🔞
Romance『 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑡𝑜 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡 𝑤𝑎𝑟𝑛 𝑎𝑟𝑒𝑎 』 ───────────────── Singto Prachaya, seorang putra bungsu sekaligus anak tercinta dari keluarga yang memiliki nama cukup terpandang dikota mereka, Ruangroj. Tampan, sangat tampan. Manik matanya tajam, deng...